Chapter ini ada slight NC. Nikmatin aja dulu seneng senengnya noren sebelum konflik beratnya muncul 😃
Enjoy, read at your own risk!
"Lukamu tidak parah Jeno ssi. Cakarannya juga tidak terlalu dalam. Beruntung kau segera pergi ke rumah sakit." Beritahu dokter Yoo yang menangani luka di tangan Jeno.
"Aku lega mendengarnya. Aneh sekali, kucingku tidak biasanya marah sampai mencakarku begini. Apa lukanya akan meninggalkan bekas?" Tanya Jeno khawatir.
"Mungkin kucingmu sedang stress, jadi sepertinya kau harus mengajaknya jalan-jalan ke luar rumah. Aku akan memberi resep agar lukanya cepat kering."
"Benar, akhir-akhir ini aku sangat sibuk jadi tidak sempat. Terima kasih dokter," balas Jeno dengan sopan.
Setelah menerima surat resep, Jeno langsung keluar dan hendak menebus obatnya. Namun tiba-tiba langkahnya terhenti saat matanya menangkap sosok laki-laki tengah berdiri di depan resepsionis. Jeno mengingat-ingat sejenak siapa laki-laki itu sampai, "Jaehyun hyung!"
Laki-laki bertubuh tinggi itu pun menoleh dan senyumnya melebar begitu melihat Jeno. "Lee Jeno? Wah, kebetulan sekali kita bertemu disini."
Jeno dan Jaehyun lantas berpelukan singkat. "Sudah lama sekali hyung. Kenapa kau tidak memberitahuku kalau kau sedang di Korea?"
Jaehyun mengangguk singkat. "Ya. Sebenarnya aku tidak berencana untuk pulang. Tapi ayahku..."
Raut wajah Jeno berubah cemas. "Ayahmu? Ayahmu sakit hyung?"
"Sudah 2 minggu. Jadi aku harus pulang."
"Apa aku bisa menjenguknya sekarang? Aku ingin menyapanya."
Jaehyun menggeleng. "Jangan sekarang, ayahku sedang istirahat. Ngomong-ngomong kau sedang apa disini?"
Jeno mengangkat tangan kanannya yang diperban. "Ulah anakku, Seol."
Jaehyun terkekeh geli mendengar jawaban Jeno. "Kau ini memang tidak pernah berubah. Nah, karena hyung sedang merindukanmu bagaimana kalau kita pergi ke kafe? Aku penasaran bagaimana hidupmu sekarang."
"Ide yang bagus. Ayo hyung!"
🍑
"Benarkah? Kau akan menyelenggarakan pameran tunggal?" Jaehyun menatap takjub pada Jeno begitu teman lamanya itu menceritakan tentang hidupnya akhir-akhir ini.
Jeno mengangguk dengan senyuman bangga. "Tidak terasa ya, 10 tahun sudah berlalu sejak aku memutuskan menjadi fotografer. Kalau diingat-ingat, saat itu keadaanku tidak mudah."
"Ya. Dan kau berhasil melewati masa sulitmu. Selamat Jeno," ujar Jaehyun lalu meminum jus jeruk di hadapannya.
"Bagaimana denganmu hyung? Apa hidupmu baik-baik saja?"
Jaehyun menaikkan bahunya. "Dibilang buruk tidak, tapi baik pun juga tidak. Ada banyak hal yang terjadi di sekitarku."
"Termasuk soal ayahmu?"
Jaehyun mengangguk. "Aku bukanlah anak yang berbakti. Di masa lalu aku telah banyak membuatnya kecewa. Aku hanya ingin menebus semua kesalahanku dengan merawatnya sekarang."
"Jangan khawatir hyung, kau orang yang baik. Ayahmu juga pasti telah memaafkanmu."
"Terima kasih Jeno."
Setelah itu keduanya sama-sama diam dan sibuk dengan pikiran masing-masing. Jeno merasakan ponselnya bergetar menandakan ada pesan masuk. Ternyata itu adalah pesan dari toko dimana ia mencetak foto-foto Renjun untuk pamerannya. Pesanannya sudah selesai dan siap dikirim ke galerinya hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
COLD BUTTERFLY | Noren
FanfictionLee Jeno telah menjalani profesi sebagai seorang fotografer sejak 10 tahun terakhir. Ia berniat menyelenggarakan sebuah pameran untuk memperingati 1 dekade karirnya. Dan Huang Renjun, penyanyi sekaligus model terkenal dengan kecantikannya memikat pe...