After Story : Lake House 🔞

6.9K 286 31
                                    

A week after the wedding...

Ingat yang Jeno katakan saat berlayar dengan Renjun? Jeno ingin melihat indahnya matahari terbenam dan merasakan hangatnya sinar mentari bersama Renjun. Jeno ingin menikmati banyak hal-hal indah di dunia ini bersama belahan jiwanya.

Untuk itulah, Jeno membawa Renjun pergi ke suatu tempat rahasia. Diam-diam Jeno memiliki sebuah rumah di pinggir danau yang jauh dari permukiman. Dulunya, rumah itu menjadi persembunyian Jeno dan Jaeho saat mereka merasa penat. Sejak Jaeho meninggal, Jeno sudah tidak pernah lagi pergi kesana. Namun ia menyuruh beberapa pelayan untuk rutin membersihkan dan menjaga salah satu asetnya itu.

Setelah dua jam perjalanan dari kota Seoul, Jeno menghentikan mobilnya di depan rumah bergaya vintage yang didominasi dengan warna putih. Renjun keluar dari mobil dan langsung memandang hamparan danau tenang di depan matanya dengan takjub. Sungguh, Renjun tidak pernah tahu jika ada tempat seindah ini di Korea Selatan.

Air danau jernih yang tenang, hawa sejuk, pepohonan rindang, dan suasana yang tenang. Tempat ini mirip dengan pedesaan di Swiss.

Jeno melingkarkan tangannya di pinggang ramping Renjun kemudian mencium pipi suaminya itu. "Kau suka tempat ini?"

Tanpa keraguan, Renjun menganggukkan kepalanya. "Indah sekali Jeno. Bagaimana kau menemukannya?"

Jeno terkekeh kecil seraya melepaskan pelukannya. "Aku memang beruntung selalu menemukan banyak hal indah di bumi ini. Termasuk kau."

Mendengar pujian Jeno, Renjun merasakan pipinya menghangat.

"Ayo berenang," Jeno menarik lengan Renjun untuk mendekat ke arah danau.

Begitu sampai di tepian, Jeno langsung membuka kemeja dan celananya. Pria itu membiarkan tubuhnya terbuka begitu saja tanpa sehelai benang pun.

"Kau gila? Bagaimana jika ada yang lihat?" Sergah Renjun melotot tajam.

Jeno malah tertawa melihat kepanikan Renjun. "Tenang saja, kita sedang ada di tempat yang tersembunyi. Tidak ada manusia lain selain kita berdua sayang."

Renjun terdiam. Perkataan Jeno memang benar tapi entah mengapa ia masih ragu untuk melakukan hal yang sama. Masalahnya, ia belum pernah telanjang di alam bebas.

"Lucu sekali. Biar aku bukakan," Jeno mulai membuka kancing kemeja Renjun satu per satu. Seringainya muncul saat mendapati Renjun hanya pasrah menerima perlakuannya. Hingga tubuh Renjun juga sama-sama polos sepertinya.

"Berenang disini sangat menyenangkan," beritahu Jeno sambil menuntun Renjun untuk masuk ke dalam air.

Renjun merasakan dingin kala air danau menyentuh permukaan kulitnya. Dingin namun menenangkan. Ia mengikuti Jeno yang membawanya berenang hingga ke tengah danau. Rasanya seperti sedang menjelajah dunia baru yang hanya ada di alam mimpi.

"Bagaimana? Kau suka?"

"Lebih dari itu. Aku ingin tinggal disini." Renjun memeluk leher suaminya dengan mesra. Kemudian ia mencium bibir Jeno yang dibalas lumatan lembut.

"You wanna see heaven?"

Renjun mengernyit tidak paham. Namun alih-alih menjawab, Jeno justru menarik tangannya dan memposisikan tubuhnya untuk terlentang di atas air. Renjun sontak menahan napas karena takut dengan posisinya sekarang. Tapi Jeno dengan sigap menahan tubuhnya agar tidak tenggelam.

"Buka matamu sayang dan lihat ke atas."

Seperti mantra, Renjun menuruti apa yang dikatakan Jeno. Perlahan kelopak matanya terbuka dan yang pertama kali dilihatnya adalah bentang langit biru yang tak terbatas. Senyuman penuh kekaguman terlukis jelas di wajah Renjun. Dirinya bahkan nyaris memekik senang saat melihat kawanan burung yang terbang, terasa seperti dekat dengannya. Apakah ini yang disebut dengan surga?

COLD BUTTERFLY | NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang