After Story : Family Outing

3.5K 317 26
                                    

One year later...

Setelah melangsungkan pernikahan sederhana namun romantis di pinggir pantai, Jeno dan Renjun pindah ke Jepang. Osaka menjadi tempat dimana keduanya membangun keluarga kecil bersama Areum. Jeno membeli rumah dua lantai dengan desain minimalis untuk ditinggali mereka bertiga dan bibi Kim. Kebahagiaan seolah selalu tercurah pada keluarga ini. Mereka menjadi semakin dekat, harmonis, dan terasa lengkap.

Tidak sulit bagi Areum untuk menerima Renjun sebagai orang tua barunya. Anak perempuan itu memanggil Renjun dengan sebutan Baba, sesuai dengan permintaan Renjun.

Sedikit demi sedikit Renjun mulai berdamai dengan masa lalunya. Bukan melupakan, namun menerima jika semua itu telah terjadi dan tidak akan berpengaruh pada masa depannya. Renjun juga sudah tidak bergantung pada obat-obatan lagi. Kondisi mentalnya jauh lebih stabil dari setahun yang lalu.

Renjun mengisi waktu luangnya dengan melukis. Ia sering bepergian ke tempat-tempat indah di Osaka kemudian memotretnya sebelum mewujudkannya menjadi sebuah lukisan. Saking bagusnya, lukisannya itu sering ditawar orang dengan harga yang fantastis. Namun, Renjun belum berpikir untuk menjualnya karena saat ini ia melalukannya karena hobi semata.

Sementara Jeno, karirnya sebagai fotografer semakin cemerlang. Ia membangun galeri baru yang sekaligus menjadi cabang dari galerinya di Korea Selatan. Meski begitu, galerinya tetap ramai dikunjungi orang. Selain itu ia juga kerap menerima tawaran pekerjaan untuk sebuah film, musik, dan media.

Renjun mengerjapkan mata saat sinar matahari menyapa permukaan wajahnya. Senyum tipis terukir saat melihat sebuah tangan besar yang melingkar di perutnya dengan posesif. Laki-laki itu lantas berbalik untuk menatap wajah tampan yang masih terlelap dalam kedamaian.

"Sayang..." panggil Renjun dengan lirih. Ia mengusap wajah Jeno dengan gerakan lembut.

"Hmm..." lenguh Jeno sambil menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Renjun, terlalu malas untuk membuka mata.

"Bangunlah, kau tidak lupa kan hari ini kita punya janji dengan Areum?"

"Sebentar lagi, biarkan aku tidur sebentar lagi," pinta Jeno dengan nada manja sekaligus mengeratkan pelukannya.

"Nanti kalau Areum marah bagaimana?"

"Tidak akan. Anak tidak tahu caranya marah."

BRAAKK! Suara gedoran di pintu berhasil memekakkan telinga Jeno dan Renjun.

"BABA APPA AYO BANGUN!" Terdengar teriakan Areum dari luar. Beruntung mereka mengunci pintu kamar jika tidak, pandangan Areum akan ternodai dengan kondisi orang tuanya sekarang yang tanpa busana.

Renjun menatap Jeno sengit. "Aku bilang juga apa?"

Jeno mengusap wajahnya dengan kasar. Bukannya marah, tapi ia hanya gemas karena rutinitas paginya diganggu oleh sang anak. "Kenapa dia suka berteriak begitu sih sekarang?"

"BABAA APPAA KALIAN SUDAH JANJI AKAN MENGAJAKKU KE TAMAN BERMAIN! AYO BANGUN!"

"Ayolah Jeno, jangan membuat mood Areum berantakan."

"Padahal aku baru akan mengajakmu untuk morning sex."

Perkataan frontal Jeno berhasil membuat wajah Renjun merah padam. "Kita sudah melakukannya semalam, memang belum cukup?"

Jeno tersenyum miring, sebelum bergerak melumat bibir Renjun selama beberapa detik. "Kau yang selalu membuatku kecanduan sayang."

Entah untuk yang kesekian kalinya, Jeno berhasil membuat Renjun membatu.

🎡

Dengan sangat bersemangat Areum menghabiskan sarapannya sendiri. Anak itu tidak ada hentinya berceloteh tentang rencana mereka hari ini. Ya, sudah sejak lama Areum ingin pergi ke taman bermain dengan kedua orang tuanya. Namun karena kesibukan Jeno, hal itu baru bisa terwujud sekarang.

COLD BUTTERFLY | NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang