Sudah bukan rahasia lagi kalau Jepang menjadi salah satu negara favorit Jeno untuk memotret. Baginya Jepang memiliki pesona yang tak terbantahkan. Setiap titik di negara tersebut memiliki sisi artistik yang membuat siapa saja kagum melihatnya.
Dalam proyek pameran tunggalnya kali ini, Jeno kembali melirik Jepang untuk menjadi lokasi pemotretan. Sebuah tempat di Arashiyama. Saat ia masih kecil, ayahnya pernah mengajaknya ke tempat itu dan Jeno seolah dibuat jatuh cinta dengan keindahan dan ketenangannya.
Menurutnya, Renjun akan menyukainya juga.
Seluruh tim berkumpul di bandara tepat waktu. Begitu Renjun datang, segerombolan penggemarnya langsung berteriak senang sambil memanggil-manggil namanya. Renjun pun membalasnya dengan melambaikan tangan sambil tersenyum di balik maskernya.
"Syukurlah fansmu tidak meninggalkanmu." Bisik Jisung.
Jeno memperhatikan Renjun dari belakang. Pikirannya melayang ke perkataan Renjun tempo hari,
Aku mati pun tidak akan ada yang peduli. Tidak ada orang yang benar-benar tulus padaku.
Bagaimana seorang yang memiliki banyak penggemar bisa mengatakan sesuatu yang biasanya diucapkan oleh orang yang kesepian?
Atau, memang selama ini lelaki itu kesepian?
"Ajhussi?" Tepat ketika Jeno terlarut dalam lamunannya, tiga orang gadis muda menghampirinya.
Kening Jeno berkerut melihat mereka, memangnya dirinya terlihat setua itu sampai gadis-gadis ini memanggilnya 'ajhussi'?
"Tolong jangan berusaha mendekati Renjun atau memanfaatkan keadaan untuk menghasutnya." Perintah salah satu gadis dengan tegas membuat Jeno terkejut setengah mati.
Ini adalah kali pertama dirinya disomasi oleh penggemar.
"Maaf ya nona nona. Sebelumnya aku juga ingin menegaskan kalau hubunganku dengan Renjun hanya sebatas pekerjaan dan kami..."
"Kita tidak percaya padamu ajhussi!" Gadis yang lainnya berteriak dan sontak, menarik perhatian orang-orang di bandara.
Kesabaran Jeno kian menipis. Tentu saja ini bisa merusak reputasinya sebagai fotografer profesional. Sial sekali nasibnya harus menghadapi kekonyolan penggemar di bawah umur!
"Kalian tahu tidak aku bisa saja menuntut kalian atas pencemaran nama baik? Apalagi ini di tempat umum dan ada banyak saksi. Lagipula apa buktinya kalau aku memanfaatkan pekerjaan ini hanya untuk mendekati Renjun? Lain kali, kumpulkan buktinya dulu sebelum menuduh."
Gadis ketiga menyunggingkan senyum licik sembari memandang Jeno dengan angkuh. "Ajhussi, sejak tadi kau tidak berhenti menatap Renjun dengan tatapan yang mencurigakan apa itu tidak cukup dijadikan bukti? Lagipula kau pernah digosipkan dengan Na Jaemin dan itu membuat kami yakin kalau kau orangnya memang mesum!"
"Jaga bicaramu!" Jeno mulai naik darah. Namun untungnya pihak keamanan segera menghampiri keributan tersebut dan menarik ketiga gadis pergi dari hadapan Jeno.
"Kau yang harus menjaga sikapmu ajhussi mesum!"
"Jangan dekati Renjun!"
"Jangan berbuat macam-macam pada Renjun!"
Teriakan gadis-gadis itu menghasilkan banyak sorotan tajam yang tertuju pada Jeno. Pria itu pun lantas menutup setengah wajah dengan topi bucket di kepalanya. Semua ini terlalu memalukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
COLD BUTTERFLY | Noren
FanficLee Jeno telah menjalani profesi sebagai seorang fotografer sejak 10 tahun terakhir. Ia berniat menyelenggarakan sebuah pameran untuk memperingati 1 dekade karirnya. Dan Huang Renjun, penyanyi sekaligus model terkenal dengan kecantikannya memikat pe...