Chapter 14 : Revenge

3.9K 485 22
                                    

Thank you so much for 7.7k reads! Juga buat vote dan komentarnya yg buat aku semangat nulis terus 🫶🏻





Jeno sama sekali tidak memiliki ingatan soal kejadian itu. Hidupnya baik-baik saja, tidak ada mimpi buruk seperti yang dialaminya. Tidak adil sekali.

Begitulah yang dipikirkan Renjun saat berjumpa lagi dengan pria yang ada dalam mimpi buruknya selama ini. Malam itu, di acara premiere film Jeno mengajaknya berkenalan seolah-olah mereka tidak mengenal satu sama lain.

Jeno tidak pernah memiliki kehidupan yang mengerikan. Sedangkan Renjun harus meringkuk, menangis, dan tertekan karena kejadian itu.

Sebuah kesialan yang membuatnya sangat geram dan marah.

Toh, saat Jeno muncul lagi di hadapannya, Renjun berpikir bahwa itu adalah pertemuan terakhir mereka. Renjun tidak mau berurusan lagi dengan Jeno, bahkan melihat wajahnya saja sudah membuat darahnya mendidih. Tapi Jeno malah mengejarnya, bersikeras untuk menjadikannya sebagai muse. Renjun yakin sebelumnya Jeno telah menggali banyak informasi tentangnya dari Jaemin.

Awalnya Renjun hanya memikirkan keselamatan dirinya. Berusaha menjauhkan diri dari Jeno. Tapi saat Jeno malah menunjukkan ketertarikan, akhirnya Renjun menyusun rencana untuk menjatuhkan Jeno.

Renjun ingin Jeno merasakan penderitaannya selama ini. Ia ingin menitipkan perasaan bersalah yang sangat dalam untuk diingat pria itu seumur hidupnya. Atau jika perlu, Jeno mati dengan rasa bersalah yang tak terbendung.

Renjun memanfaatkan cinta Jeno untuknya. Cinta itu harus ditanam sedalam mungkin dalam hati Jeno. Karena dengan begitu, perasaan bersalah Jeno nantinya akan semakin besar.

Kejam? Ya, dirinya memang sekejam itu. Namun nyatanya Renjun sudah tidak peduli. Traumanya selama bertahun-tahun harus terbalas. Dan Jeno harus jatuh menyesali masa lalunya suatu hari nanti.

Renjun melihat Jeno melambaikan tangan padanya. Selama sebulan terakhir, Jeno selalu mengantar dan menjemputnya kemana pun Renjun pergi. Tidak, Renjun tidak pernah memintanya. Bahkan sikap Renjun pada Jeno belum sepenuhnya kembali melunak. Renjun hanya ingin sedikit membalas perbuatan Jeno, agar di kemudian hari pria itu tidak mengulanginya lagi.

Lalu bagaimana dengan Jaemin?

Jeno akhirnya bicara kepada media untuk mengelak rumor itu. Meski tidak menyebut Renjun sebagai kekasihnya sekarang, tapi Jeno mengisyaratkan bahwa ia sedang bersama dengan seseorang yang bukan Jaemin. Dalam hal ini, Renjun tentu merasa bersalah pada Jaemin.

"Bagaimana kegiatan hari ini sayang?" Tanya Jeno sambil menyetir mobilnya.

"Baik. Seperti biasa." Jawab Renjun tanpa menoleh pada Jeno.

Jeno tersenyum, meski Renjun terkadang masih bersikap dingin padanya, tapi ia bersyukur Renjun mau menjadi kekasihnya. Ia memahami Renjun yang masih membutuhkan waktu.

"Kita mau makan siang dimana? Kau ingin sesuatu?" Tanya Jeno lagi seolah tidak bosan mengajak kekasihnya itu berbicara.

"Pasta."

"Ah... kebetulan sekali aku tahu restoran pasta yang enak. Milik temanku. Kau pasti menyukainya."

Kali ini Renjun menoleh untuk mencibir Jeno. "Percaya diri sekali."

Jeno tertawa. "Kenapa kau menggemaskan sekali sih? Apalagi kalau sedang tersenyum."

Renjun merasakan getaran aneh dalam dirinya saat memandang Jeno. Tapi sedetik kemudian ia menggeleng, menepis semua itu. Ia tidak boleh jatuh cinta kalau ingin rencananya berjalan mulus. Ia hanya berpura-pura mencintai Jeno.

COLD BUTTERFLY | NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang