Mood sampler

6K 226 25
                                    


***

Anna menatap ke luar jendela, renungannya masih sama sejak dua Minggu yang lalu. Dosa apa yang pernah ia buat sehingga ia sampai bisa terjebak di sini sebagai istri Arga AdithamaJika teman-teman kuliahnya tau ia menikah dengan lelaki yang pernah berstatus duda, Anna pasti akan diledeki habis-habisan.

Apalagi selama ini Anna selalu berkencan dengan cowok-cowok populer.

Terdengar suara pintu kamar di buka dari luar. Anna tau, orang itu pasti Arga, yang selalu datang tanpa sedikitpun bersuara, persis seperti hantu.

Walaupun sudah seharian bekerja di kantor, tapi ketika pulang lelaki itu tetap terlihat rapi. Tidak ada sedikitpun yang berubah dari penampilannya. Sangat mencerminkan kepribadiannya yang gila akan kebersihan.

"Saya sudah pernah bilang, jangan makan keripik di kamar nanti banyak semut"

Benar kan. Bukannya menyapa atau sedikit berbasa-basi dengan bertanya apa yang sedang ia lakukan, fokus lelaki itu justru tertuju pada bungkus ciki yang ada di atas meja riasnya.

"Bawel, lagian cuma di kamar ini aku bisa bebas dari ibu kamu"

"Kenapa harus ngumpet dari Ibu?"

"Berisik nanyain yang nggak penting"

"Cucu?"
"Tinggal jawab aja seperti biasanya"

Lelaki itu bisa santai karena tidak mengalaminya, sementara Anna, harus setiap hari mendengar nasihat ibu mertuanya sekaligus cerita-cerita tentang Arga yang baginya merepotkan.

Arga meletakkan tasnya, melonggarkan dasi untuk kemudian melepaskannya.

Anna tidak bermaksud mengamati tapi entahlah mendadak kepalanya susah untuk digerakkan, terkunci ke arah Arga.

Dan hal ini terasa seperti karma. Seharusnya Anna berhati-hati saat berbicara, ia selalu berkata Arga tidak menarik dan bukan tipenya.

Anna refleks menutup mata saat sadar Arga sudah membuka satu persatu kancing kemejanya, bahkan lelaki itu juga sudah setengah menarik kemejanya untuk dilepas. "Ga! Bisa ga sih kalo lepas baju jangan sembarangan?"

"Saya nggak sembarangan, ini kamar saya, lagi pula kita udah nikah"

"Kamu nggak boleh lupa sama perjanjian kita ya ga"

"Saya nggak pernah janji untuk nggak ganti baju di kamar saya"

"Arga!"

"Mas Arga jangan Arga, yang sopan kalau panggil suami"

Yang membuat Anna diam bukan  perkataan Arga melainkan karena saat ini ia merasa  lelaki itu benar-benar dekat dengannya. Astaga, jantung Anna berdegup dengan cepat sekarang.  Kenapa Arga mendekat dengan keadaan seperti itu? Apa lelaki itu sedang mencoba menarik perhatiannya?

"Minggir Na, saya mau taruh sepatu"

Anna menggeser tubuhnya, balik badan seraya memanyunkan bibirnya. Pikirannya jelas sudah mulai gila.

***

To be continue...
Mood sampler untuk pengantar cerita Arga dan Anna 😅😛

Tiba-tiba kepikiran aja (dadakan) tapi semoga bisa konsisten untuk menghibur lewat cerita ini🤗

12-01-22

Before YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang