16. To Our Beloved Saka

1.4K 138 52
                                    

***


ARGA sedang dalam perjalanan menuju kantor. Keputusannya untuk pulang sehari lebih awal, menimbulkan konsekuensi lain. Ia pikir, segalanya akan berubah sering berjalannya waktu tapi nyatanya, semalam ia kembali mimpi buruk, tepat di malam ulang tahun Saka.

Bedanya, tahun lalu, ia tidak perlu menyembunyikan dari siapa pun tentang bagaimana perasaannya pada hari itu. Tapi sekarang, Arga rasa ia harus bijak memisahkan antara perasaan masa lalu dan masa sekarang.

Ia tersenyum kepada ibu, Cut Anna, supaya keduanya memulai hari dengan hangat. Sementara harinya sendiri, berantakan.

Kenapa setiap kali memimpikan Saka harus ditutup dengan ingatan akan hari terakhir kebersamaan mereka?

Saat ia menggendong Saka dan memberikan lantunan adzan di tempat peristirahatannya, saat terakhir sebelum Saka benar-benar hilang dari penglihatannya, untuk selamanya.
Kenangan itu begitu biru saat Arga mengingat, Saka pergi sebelum ia berhasil menjadi ayah yang baik.

Jemari Arga bergerak untuk menghidupkan radio yang ada di mobilnya, rasanya sudah cukup lama, ia tidak melakukan ini. Memastikan apakah Aira pergi siaran atau tidak pagi ini.

Dan jawabannya ”tidak”. Program yang biasa dibawakan Aira, kini dibawakan orang lain.

Kemana Aira?
Apa yang sedang  Aira lakukan di hari ulang tahun Saka untuk menghibur dirinya ?

Karena Arga yakin, Aira pasti jauh lebih terluka sekarang.

***

Tidak pergi siaran, tidak menerima pesanan kue. Lalu bagaimana Aira melewati hari ini tanpa kesibukan?
Jawabannya, kali ini Aira membiarkan dirinya mengingat apapun yang ingin ia kenang.

Seperti saat ini, ia sudah rapi mengenakan atasan rajut dan rok dengan motif lavender yang panjangnya semata kaki. Terakhir kali mengenakan pakaian ini, Aira sedang mengandung Saka.

 Terakhir kali mengenakan pakaian ini, Aira sedang mengandung Saka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Arga memujinya cantik seraya merendahkan posisi kepala. Arga menciumi baby bumpnya sebelum lelaki itu pergi untuk membawa ibu berobat jalan ke luar kota.

Momen itu kini tinggal sebagai ingatan manis, menutupi satu persatu kenangan-kenangan tak mengenakan yang terkadang juga terjadi di waktu yang sama.

Aira meletakkan sebelah telapak tangannya ke atas perut datarnya. Kala itu, ia bisa merasakan gerakan-gerakan Saka yang terkadang membuatnya tersenyum sendiri atau mengaduh karena mengejutkannya.
Ia merajut baju, kaos kaki dan topi hangat untuk Saka hampir setiap harinya, semuanya dibuat dengan penuh cinta, berharap Saka bisa merasakan hangatnya kasih sayang ketika mengenakannya. Walaupun pada akhirnya, bahkan Saka belum sempat mengenakan salah satu di antaranya.

Before YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang