34. Tentang Janjiku

1.3K 159 47
                                    

***

KETIKA melihat Arga yang tiba-tiba muncul dari balik pintu kamar, Anna yang sedang makan ciki terkejut, bahkan nyaris tersedak. Pikirnya, Arga akan lama mengantar ibu kontrol tapi ternyata tidak selama itu.

"Minum kalau serak" ucap Arga. Justru lelaki itu yang mengambilkan botol air dingin yang ada di atas nakas.

"Nggak papa kalo minum air dingin?"

"Kamu udah habis setengah botol, udah makan dua bungkus ciki juga, masih tanya?"

Anna sempat tersenyum keki."Hehe. Adek juga pengen kali Ga makan yang gurih-gurih, enggak yang makanan sehari terus, bosen" cicit Anna. Ia tidak pernah protes kalau ibu memintanya makan ini itu tapi ia juga ingin bebas makan apa yang ia mau.

Gemas, Arga menjawil pipi Anna yang mulai tampak chubby."Iya tapi hari ini aja ya, besok jangan dulu"

"Suamiku emang paling-paling"

"Paling apa?" tanya Arga seraya duduk di sisi Anna, tadinya ia ingin memeluk tapi Anna sudah lebih dulu bergeser.

"Paling bau asem, sana mandi"

Arga refleks mencium baju dan lengan dekat ketiaknya. Dan ia tidak menemukan bau asam seperti yang Anna katakan. Parfumnya masih sangat wangi, jelas karena ia baru mandi satu jam yang lalu. Sekarang pun Arga tidak merasa tubuhnya berkeringat.

"Masa sih? Wangi kok, tadi kan udah mandi sebelum berangkat"

"Bau Ga..." rengek Anna sembari menutup hidungnya dengan telapak tangan.

Arga jadi ingat sesuatu. Apa ini yang sering ia dengar, jika perempuan hamil bisa saja nggak suka dengan bau suaminya sendiri? Cukup unik karena biasanya, ia berkeringat pun Anna tetap ndusel-ndusel mencari tempat nyaman di bawah ketiaknya.

Tentu demi istrinya Arga akan mengalah untuk mandi lagi tapi sebelum itu ia ingin meluapkan betapa gemasnya ia dengan Cut Anna yang sekarang. Arga mendekap Anna dan mencium sebelah pipinya dengan gerakan cepat, tindakan yang membuat Anna auto histeris.

"Mantan duda jail!"

Arga hanya tertawa seraya mengambil handuknya.

Setelah melihat Arga masuk kamar mandi, Anna merasa bersalah juga, tapi mau bagaimana lagi. Baginya Arga bau dan ia tidak bisa dekat-dekat kalau bau seperti ini itu.

Anna melanjutkan aktivitas ngemilnya yang sempat tertunda dan hampir bersamaan dengan itu ia mendengar notifikasi dari ponsel Arga yang lelaki itu tinggalkan di atas bantal. Tiba-tiba, Anna merasa kepo dengan siapa-siapa yang menghubungi Arga dan bagaimana bahasa teks lelaki itu pada orang lain.

Disahut ponsel Arga oleh Anna, tidak ada foto wallaper masih bawaan sistem ponsel saja. Arga memang simpel.

Anna baru menarik bar notifikasi, pandangannya langsung tertuju pada satu nama. Aira.

Aira :

Assalamualikum Mas Arga, boleh aku minta waktunya sekali ini? Ada hal yang mau aku bicarakan. Jika mas bersedia, kita bertemu di cafe langganan kita dulu. Tolong diusahakan Mas🙏

Aira menghubungi Arga, minta bertemu. Kira-kira apa Arga mau menemuinya? Dan hal apa yang ingin dibicarakan Aira kepada Arga. Baru membayangkannya saja Anna merasa cemburu dan tanpa bisa dicegah pikirannya jadi kemana-mana.

***



"Mas Arga mau kemana?" tanya Anna, saat melihat Arga mengenakan jam tangannya, penampilan Arga sekarang persis seperti orang yang bersiap-siap untuk keluar.

Before YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang