17. Istri Durhaka & Suami Nggak Peka

1.8K 145 58
                                    

***


PAGI hari Arga sedang membuat kopi. Walaupun ada asisten rumah tangga yang bekerja selama setengah hari di rumah mereka, tapi selagi bisa dilakukan sendiri Arga tidak ingin merepotkan orang lain.

“Arga, Anna di mana?”
“Ada di kamar Bu, lagi mandi”

“Sabar ya Ga, pasti suatu hari  nanti akan ngerasain lagi, gimana rasanya kopi buatan istri. Nanti Ibu coba arahin Anna pelan-pelan” ucap Intan, seraya mengusap sebelah lengan Arga. Ia khawatir Arga terkejut merasakan bedanya antara hidup bersama Aira dan Anna.

Biar bagaimanapun Aira selaku mantan istri putranya adalah perempuan yang pintar memasak, lemah lembut dan juga pengertian. Anna juga pasti memiliki kelebihan, namun untuk saat ini Anna belum terlalu menunjukkan.

“Nggak perlu Bu, Arga yang janji ke Mama mertua untuk ajari Cut Anna mandiri. Dan buat kopi sendiri itu salah satu contoh
juga kan?"

“Makasih ya Sayang, karena kamu mau menikah dengan Anna, menerima apa adanya Anna. Ibu yakin, Anna bisa jadi istri yang baik untuk kamu, begitu juga sebaliknya kamu, suami yang baik untuk Anna”

Arga mengangguk saat Ibu menyentuh pipinya. Ibu adalah orang yang membuatnya percaya kalau ia bisa memiliki kehidupan pernikahan lagi, yang tidak pernah lelah meyakinkan jika tidak ada kesalahan yang tidak bisa diperbaiki.

Di sisi lain, Ibu dan anak itu tidak sadar, jika Anna dekat dengan mereka. Cut Anna yang merasa tersentil dengan perkataan ibu mertuanya.

Sepertinya, ia benar-benar istri yang buruk untuk Arga. Membuatkan kopi saja tidak pernah.

Sangat berbanding terbalik dengan Arga yang sejak awal rela melakukan apa saja. Arga yang juga pernah berkata, tidak keberatan hidup bersama Cut Anna yang apa adanya.


***

Sebelum menikah, Anna selalu berangkat ke kampus seperti buronan yang sedang dikejar polisi. Maklum karena ia keluar rumah lima belas menit sebelum kelas dimulai. Padahal jarak dari rumah ke kampus hampir dua puluh menit, itu pun kalau tidak terjebak macet. Namun setelah ada Arga, alarm yang selalu mengajaknya bangun pagi untuk sholat dan olahraga, Anna selalu datang tepat waktu.

Seperti hari ini, Anna datang tepat waktu dengan Arga yang mengantarnya. Pas sekali karena setelah ini Ia harus mengikuti UTS milik dosen killer.

“Semangat kuliahnya” ucap Arga ketika mobilnya berhenti sempurna dan Anna langsung sibuk melepaskan seat belt.

Hanya Arga, satu-satunya orang yang selalu menyemangatinya untuk semangat menyelesaikan kuliah. Padahal keluarganya sendiri sudah mulai meragukannya. Apalagi karena ia sudah hampir semester sebelas.

“Kalo nggak ngantuk, soalnya bagunnya pagi terus"

“Makan permen, minum air yang cukup” saran Arga dan Anna mengangguk.

Anna kemudian meminta tangan Arga sebelum lelaki itu mengulurkannya. Dan kali ini Anna mencium punggung tangan Arga, bukan sekedar menempelkannya pada pipi.

Arga tampak ingin bersuara tapi Anna cepat-cepat turun dari mobil. Dan walaupun ia tidak menoleh, tapi ia rasa Arga sedang menatapnya sembari tersenyum.

Before YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang