27. Bukan Aku, Tapi Anak Kamu

1.8K 148 52
                                    


Hi "Before You" kembali di bulan suci ini🥰

Jangan lupa dirajinin vote dan komennya supaya aku kembali lagi secepatnya.

Happy reading semuanyaaaa✨



***


MASIH pukul dua dini hari, Anna sudah beberapa kali keluar masuk kamar mandi untuk muntah. Rasanya lemas sekali tubuhnya karena sedikit makan tapi banyak yang ia keluarkan. Untungnya ada Arga yang dengan setia mengurut tungkuknya sekaligus membantu memegangi rambut Anna supaya tidak terkena air dan muntahan.

"Udah?" tanya Arga, setelah melihat Anna membersihkan dagunya. Dan Anna hanya mengangguk lemah sebagai jawaban. Selanjutnya, Arga membopong Anna karena tidak tega membiarkan Anna berjalan sementara untuk berdiri tegak saja Anna sempoyongan.

Arga membantu Anna untuk duduk dengan meluruskan kaki di atas ranjang, Ia juga membuatkan sandaran untuk Anna dengan beberapa bantal.

"Mau diurut pakai minyak angin?"

Anna mengangguk lagi, membiarkan kedua telapak tangan Arga mulai mengurut tungkuknya dengan minyak angin.

"Abis ini tidur lagi aja Ga, kalo nemenin aku yang ada nggak tidur sampai pagi, besok kamu kerja" ucap Anna. Tidak enak kalau Arga jadi ikut begadang padahal esok harus bangun pagi. Ia bisa absen berangkat kuliah, tapi Arga tidak bisa.

"Kalau kamu nggak tidur, aku juga enggak Na. Kita tidurnya sama-sama" balas Arga yang baru saja selesai mengurut tungkuk Anna. Jawaban Arga itu membuat Anna terfikir, mamanya sama sekali tidak salah pilih calon suami untuk anaknya. Cara Arga menjaganya belum pernah Anna dapatkan dari lelaki manapun.

"Ga"

"Iya?"

" Gue jadi inget Mama, ternyata kayak gini rasanya hamil. Pusing, mual, lemes, nggak bisa makan, nggak bisa tidur. Tapi gue selama ini nggak lebih sering bantah daripada nurut" cicit Anna.

Arga tersenyum seraya mengusap puncak kepala istrinya."Yang penting sekarang udah tau kan? Jadi sekarang kalau ngomong sama mama nggak boleh pakai nada tinggi ya?"

"Heem"

"Makasih ya Na"

"Buat?"

"Karena kamu juga sedang berjuang untuk anak kita. Aku janji akan terus sama kamu di setiap prosesnya " ucap Arga, tulus menatap dan menggenggam sebelah tangan Anna.

"Iya Ga"

"No, mulai sekarang jangan panggil kayak gitu. Kita udah mau jadi orang tua, kita harus kasih contoh yang baik apalagi bayi belajar sejak masih dalam kandungan"

Diperingatkan seperti itu Anna langsung cemberut, tidak biasanya Arga suka protes.

"Terus panggil apa dong?"

"Mas, suamiku, sayang, ayah, banyak pilihannya"

"Semuanya kedengarannya alay, nggak biasa gue"

"Maka dari itu dibiasakan, pelan-pelan"

"Ga, gue pingin banget tidur" rengek Anna, tidak kuat juga lama-lama karena baru beberapa menit rasanya ingin lari ke kamar mandi lagi. Kalau ia tidur, setidaknya bisa membuatnya istirahat sejenak.

Arga dengan sigap membantu Anna berbaring, baru setelahnya, ia juga ikut. Arga merentangkan sebelah lengan sebagai tempat Anna meletakkan kepala. "Sini"

Before YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang