28. He's Mine!

1.7K 147 40
                                    

Hai, "Before You" kembali. Kapanpun kamu baca ini, jangan lupa setelahnya tinggalkan jejak ya!

Happy reading semuanyaaaa ✨🥰


***



TANGGAL merah yang jatuh pada hari ini diisi Arga dengan duduk bersandar di atas ranjang sembari membaca buku. Kamar mandi sedang digunakan Anna, sehingga ia masih harus menunggu giliran mandi pagi. Bicara soal rutinitas pagi, sejak tau Anna positif, Arga belum pernah olahraga di luar rumah sebab biasanya bangun tidur menjadi saat-saat Anna mengalami morningsickness sehingga Arga tidak mungkin tega meninggalkannya.

"Mas Arga"

Panggilan itu membuat menutup buku bacaannya dengan segera. Mas mungkin memang terdengar seperti panggilan biasa, tapi saat Anna memanggilnya seperti itu, hati Arga seketika berubah jadi cerah.

"Iya Na?"

"Tolong ambilin handuk dong, ketinggalan di atas kasur kayaknya"

Arga mengalihkan pandangannya dan langsung menemukan handuk yang dimaksud Anna. Sembari tersenyum ia meraih handuk itu dan berjalan menuju kamar mandi yang pintunya terbuka sedikit.

"Ini handuknya"

Ketika Arga mengulurkan, ia bisa melihat sebelah mata Anna yang mengintip keluar disusul dengan sebelah tangan polosnya yang keluar untuk meraih handuk dari Arga.

"Makasih"

"Kok masih di situ?" heran Anna karena Arga tidak lekas berlalu. Lelaki itu masih setia berdiri di depan pintu

"Mau masuk?"

"Boleh?" tanya Arga, untuk memastikan apakah tadi ia benar ditawari atau Anna bisa membaca pikirannya.

"Boleh, soalnya lagi males gosokin badan, bantuin ya?" ucap Anna seraya membuka pintu kamar mandinya lembar-lembar. Arga sontak saja langsung menelan ludah.

Pada akhirnya keduanya benar-benar mandi bersama, berendam di dalam bak yang dipenuhi busa dari body wash milik Anna.

"Bantuin Ga" ucap Anna seraya memposisikan punggungnya di depan Arga. Tanpa pikir panjang Arga membantu sesuai perintah, menggosok lembut bagian belakang Anna dengan menggunakan telapak tangannya. Kulit polos Anna dan fakta jika saat ini Anna tidak mengenakan apapun termasuk bra, cukup membuat Arga kewalahan. Biar bagaimanapun, sudah seminggu lebih mereka tidak bergaul. Arga tidak meminta karena tau itu cukup beresiko untuk kandungan Anna yang masih dini.

"Udah sayang"

"Tanganya belum, lehernya juga" protes Anna, yang sepertinya terlalu nyaman dengan usapan Arga. Selain tidak membuatnya repot, ternyata menyenangkan juga.

Arga menurutinya, leher dan tangan Anna segera digosok secara bergantian olehnya.

"Depannya boleh sekalian nggak?"

"Astaghfirullah" batin Arga. Bukannya tak suka, sangat suka malah, tapi Arga takut jadi kelepasan.

"Na~"

Tiba-tiba Anna sudah membalikkan badan saja, sehingga mereka saling berhadapan.

"Aku bantuin kamu dulu biar adil"

Belum sempat Arga menyahut, Anna sudah lebih dulu balik badan sehingga mereka kini berhadapan. Setelah menuangkan sabun dalam telapak tangannya ia melakukan hal yang sama pada bagian depan tubuh Arga, mengusapnya.

Before YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang