***
Akhirnya Anna membawa Arga pulang ke rumah. Tentu bukan perkara yang mudah untuk membujuk Arga supaya mau pulang dan beristirahat sejenak di rumah, tapi setelah diyakinkan Papa dan Mama syukurnya Arga kemudian setuju.
Anna tersenyum saat Arga keluar dari kamar mandi. Ia sudah membawakan teh hangat dan obat penurun demam untuk Arga.“Minum dulu Ga, obatnya juga” ucap Anna setelah Arga duduk di tepi ranjang.
Arga patuh saja, ia menelan obat lalu minum teh sedikit demi sedikit.“Istirahat dulu malam ini Ga, biar kamu nggak kelabasan sakit” ucap Anna.
Sejujurnya terasa aneh baginya karena sejak di rumah sakit pun, hanya ia yang banyak bicara sementara Arga cenderung diam. Tapi Anna memahami itu, Arga pasti sangat lelah karena sudah berhari-hari di rumah sakit.
“Terima kasih Na” ucap Arga karena setelah ia berbaring, Anna langsung menyelimutinya. Anna juga sempat mengelus puncak kepala Arga, membelai rambutnya dengan lembut.
“Kamu udah lebih banyak rawat aku selama ini, sekarang biar aku yang rawat kamu”
Arga tersenyum tipis. Meskipun sama sekali tidak keberatan mengurus Anna tapi tidak pungkiri juga jika saat seperti ini pernah menjadi bagian dari impiannya.
“Besok aku masakin sup ya, sekarang nggak boleh telat makan lagi. Nggak boleh kurang tidur juga. Jaga kesehatan Ga”
Arga mengangguk. Sesekali ia memejamkan mata karena kenyamanan yang diberikan telapak tangan Anna. Hari-hari sebelumnya terasa sangat berat tapi setelah Anna kembali, ia seperti melihat setitik harapan lagi.
“Kamarnya sekarang jadi bagus, lucu. Adek tidurnya di situ, kita di sini jagaiinya” ucap Anna, terdengar bersemangat. Namun Arga lebih fokus pada kalimat terakhir Anna. Itu tandanya Anna akan selalu di sini bersamanya bukan?
“Ibu yang bantu pilih-pilih, ibu juga rajut beberapa topi buat Adek”
Anna jadi terharu. Benar kata Jian dan Maisa, entah kebaikan apa yang pernah ia lakukan sehingga ketika menikah tidak hanya mendapatkan suami yang baik tapi juga ibu mertua yang menyayanginya seperti ibu kandung.
“Ibu kenapa bisa mendadak masuk rumah sakit Ga?"
“Ibu tau kalau kita ada masalah dan hampir bercerai, itu kesalahanku Na. Seharusnya Ibu nggak perlu tau sebelum aku bisa selesaikan semuanya” kenang Arga. Ibu menemukan surat yang pernah Anna kirimkan dan hanya butuh kurang dari dua hari ibu jatuh sakit. Ibu sangat kecewa padanya karena telah menyakiti Anna.
“Aku yang salah Ga, sifat kekanakanku yang buat ibu seperti sekarang” cicit Anna, merasa sangat bersalah. Kalau sampai terjadi sesuatu yang buruk dengan ibu, ia pasti akan menyesal seumur hidup.
“Aku yang salah karena nggak bisa jaga ibu, nggak ada hubungannya dengan kamu Na”“Ada. Dia ibu aku juga Ga. Aku malah pergi dari rumah dan nggak jagain ibu. Padahal ibu selalu jagain aku di sini” jelas Anna, ia menangis saat mengingat ibu melarangnya melakukan pekerjaan rumah karena ia sedang hamil muda, selain itu ibu juga sering menyiapkan kue dan buah-buah dalam lemari pendingin untuknya seorang. Saat Arga belum pulang, ibu selalu menemaninya sehingga ia tidak pernah merasa bosan.
Arga menepuk bantal di sisinya supaya Anna berbaring, tubuhnya tidak bertenaga sekarang, namun ia tetap ingin membawa Anna ke dalam dekapannya. Arga tau, Anna menyayangi ibu, begitu juga sebaliknya, ibu sangat menyayangi Anna sebagai anak perempuan, kenyataan itu cukup membuat Arga.
“Kita doakan yang terbaik. Aku yakin ibu masih ingin bertahan, ibu ingin banget bisa gendong cucu” ucap Arga, setelah Anna berbaring di sisinya. Arga menghapus jejak air mata di pipi Anna dan mencium pipi itu beberapa kali.
“Kamu nggak mau cium adek juga? Adek kangen”
Pandangan Arga kemudian beralih ke bagian perut Anna. Anna sudah tidak menggunakan jaket seperti saat di rumah sakit dan Arga baru menyadari jika Cut Anna-nya sudah terlihat seperti ibu hamil sekarang. Sebegitu lamanya waktu mereka berjarak sehingga Arga merasa telah melewatkan sebagian momen berharga ini?
Pelan, Arga menjajarkan posisinya dengan perut Anna. Hal itu dilakukannya supaya ia bisa lebih mudah untuk berinteraksi dengan calon buah hati mereka. Setelah sekian lama hanya bisa menahan rindu, sekarang ia bisa mengungkapkannya melalui usapan dan ciuman. Rasanya cukup mendebarkan.
“Jangan cuma peluk adek terus Ga, aku juga kangen”
Jika Anna tidak berucap seperti itu, mungkin Arga akan tidur di sisi perut Anna sepanjang malam. Arga kemudian kembali ke posisi tidurnya, memberikan lengannya untuk ditinggali Anna.
Rasa haru dan gemas bercampur menjadi satu saat kepala Anna justru mencari tempat di bawah ketiaknya, kebiasaan yang selalu Anna lakukan saat mereka tidur bersama.
***
Hallo semuanyaaaa.
Apa kabar?Aku bawa kabar baik nih, buat team Arga Anna. 5 Extra part "Before You" sudah tersediaaa. Pastinya gemes banget dan gak akan bikin kamu kecewa.
Link karyakarsa ada di bio🤍🫶
KAMU SEDANG MEMBACA
Before You
RomansHidup Arga Adithama (29) berubah setelah menikahi Cut Anna (24), mahasiswa semester 10 yang banyak tingkahnya.