***
SUARA ketukan pintu membuat Aira yang sedang merajut di ruang tamu itu langsung bangkit. Bayangan yang ia lihat dari horden tipisnya itu cukup membuat jantungnya berdegup cepat.
Apakah itu Arga?
Dan ketika pintu ia buka, Arga memang berdiri di sana. Lelaki itu datang satu jam setelah ia mengirimkan pesan.
Perasaan Aira jadi tidak karuan. Mulanya ia sudah pasrah karena Arga tidak membalas apapun, tapi ternyata lelaki itu justru menghampirinya.
Keduanya sama-sama belum mengucapkan sepatah kata apapun, hanya saling pandang dengan sepasang bola mata yang semakin lama semakin jelas kilatannya.
Aira memeluk Arga, erat, dan menangis dalam pelukannya. Rasanya sudah sangat lama, ia tidak pulang ke rumahnya, dekap Arga yang lebih nyaman dari apapun.
Dengan kepalanya yang ada dalam pelukan, Aira bisa merasakan detak jantung Arga. Jantung lelaki itu juga berdegup dengan sama cepatnya.
“Ra, boleh aku masuk?” tanya Arga, yang kemudian membuat Aira menarik tubuhnya. Senang sekali rasanya karena Arga mau berkunjung lagi ke rumah ini setelah sekian lama.
“Boleh Mas”
Keduanya kemudian menuju ruang tamu, duduk berhadapan di sofa.
Malam ini Arga mengenakan kaos panjang bernuansa biru tua yang lengannya dilipat sampai sebawah siku, dengan dipadukan celana jeans. Tidak lama lagi Arga akan berusia tiga puluh tapi di matanya usia sama sekali tidak mempengaruhi penampilan Arga.
“Mas Arga mau dibuatkan teh atau kopi?” tawar Aira.
“Nggak usah Ra, kedatanganku kemari juga cuma sebentar”
“Ibu dan Langit ada?”
Aira menggeleng. “Tadi ibu minta diantar Langit, ke rumah bude”
Arga mengangguk mengerti. Kedua tangan tampak saling memainkan jari-jemari.
“Sebelumnya aku minta maaf, karena datang tiba-tiba juga tentang permintaanku setelah ini Ra”
Arga memberi jeda, namun itu justru membuat Aira merasa tidak nyaman.
“Lupakan keinginan untuk kembali bersama Ra, itu tidak mungkin. Aku sudah menikah”
Kesadaran Aira seperti di jatuhkan sekeras-kerasnya. Sesuatu yang ada di dalam dirinya mendadak merasakan sakit yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Bagaimana mungkin Arga sudah menikah?
“M-mas Arga sudah menikah?” beo Aira, akal sehatnya masih berharap jika apa yang baru saja didengarnya salah.
“Satu bulan yang lalu”
“Mas mencintai perempuan itu?” tanya Aira getir, sekalipun ia takut mendengar jawabannya.
Arga yang selama ini ada dalam hidupnya sebagai laki-laki yang paling mencintainya setelah ayah, tiba-tiba menemukan sosok lain untuk dijadikan teman hidup.
Rasanya, Aira tidak siap untuk menyaksikan itu.
“Dasar pernikahan tidak selalu dengan cinta, tapi komitmen. Pernikahan kita dasarnya rasa cinta yang besar, tapi kita bercerai kan Ra?”
Setetes air mata Aira lolos karena pertanyaan Arga. Mereka pernah memiliki cinta yang mereka pikir lebih dari apapun yang ada di dunia ini tapi dua tahun lalu mereka berpisah.
Keputusan yang dibuat ketika pikiran sedang tidak jernih itu menghancurkan segalanya.
“Sejak awal, komitmen ku untuk setuju menikah lagi adalah untuk menjadikan Cut Anna istriku, cintaku, dan tanggungjawabku”
KAMU SEDANG MEMBACA
Before You
RomanceHidup Arga Adithama (29) berubah setelah menikahi Cut Anna (24), mahasiswa semester 10 yang banyak tingkahnya.