14. Kangen?

1.5K 141 46
                                    


***

ANNA tidak tahu mengapa ia setuju untuk mengantarkan Arga ke bandara padahal ia bisa saja menolak dengan alasan ada kelas pagi.

Mereka hanya berdua, Ibu tidak diizinkan Arga untuk ikut. Setelah sempat terjebak macet akhirnya mereka sudah di dalam area bandara, Arga menyeret kopernya sementara Anna berjalan di sisinya.

Langkah Anna terhenti, mengikuti Arga yang lebih dahulu berhenti.

"Terima kasih ya Na"
"Jaga diri baik-baik, kabari saya kalau ada sesuatu" ucap Arga.

Anna hanya mengangguk. Suasana hatinya jadi berubah karena nada bicara dan tatapan Arga. Lelaki itu berbicara seolah-olah akan pergi sangat jauh dalam jangka waktu yang sangat lama pula.

"Saya masuk, kamu pelan-pelan aja nanti nyetirnya"
Arga memberi pesan seraya tersenyum dan mengusap puncak kepala Anna. Kali ini terasa cukup hangat bagi Anna hingga ketika telapak tangan itu menyingkir, Anna merasa hampa.

Selanjutnya Arga kembali menarik kopernya. Setiap detik semakin menjauh. Dan entah mengapa, Anna tidak siap jika Arga sedikit lagi akan hilang dari pandangannya.

"Arga!" panggilnya dan Arga langsung menoleh.
Tanpa pikir panjang, Anna menghampiri Arga. Lelaki itu seperti hendak bertanya tapi Anna sudah lebih dahulu memeluknya.
Anna menepikan rasa gengsinya dan memeluk Arga dengan erat, seperti keinginan hati kecilnya.

Arga juga melakukan hal yang sama, menyambut pelukan Anna, menghirup aroma kopi yang menenangkan dari rambut panjang Anna yang hari ini dibiarkan terurai.

Sebenarnya, Arga rela berlama-lama dalam posisi ini, tapi baru saja terdengar pengumuman untuk penumpang supaya segera memasuki area keberangkatan.
Alhasil, Arga melonggarkan pelukannya. Kini kedua tangannya menakup wajah mungil Anna. Pandangan mereka sempat bertemu sebelum Arga maju, memberikan ciuman lembut pada bibir merah muda Anna.

"Saya berangkat" pamitnya untuk yang kedua kali.

Anna yang masih terpaku karena ciuman tak terduga itu hanya berkedip sekali. Menyaksikan Arga melambaikan tangan hingga kemudian benar-benar hilang dari jangkauan penglihatannya.

Walaupun Arga sudah tidak terlihat, tapi jantung Anna masih berdegup dengan kencang. Kedua kakinya juga jadi terasa lemas.

Arga adalah laki-laki pertama yang mencium bibirnya.

Tak mau terus berdiam diri seperti orang gila, Anna memutuskan untuk pulang, lebih tepatnya langsung menuju kampus.
Baru ketika sampai, Anna membuka ponselnya, mendapati chat berupa kiriman foto dari Arga.

From Arga Duda :

Anna jadi tidak habis pikir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anna jadi tidak habis pikir. Bisa-bisanya setelah menciumnya, Arga mengirimi foto sok gantengnya dengan tanpa dosa.

"Mau bikin kangen apa gimana?"

Before YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang