Author pov."Mmm sa" Jennie menyentuh pundak Lisa yang tengah termenung di atas sofa.
Lisa menoleh, alangkah terkejutnya ia melihat Jennie yang sudah cantik dengan gaun hitam yang dikenakannya.
"Hemm" dehem Lisa menetralkan raut wajahnya.
"Aku pergi ya" Jennie sedikit gugup menyampaikannya.
"Kamu naik apa? Atau perlu aku anterin?" Lisa berbaik hati menawarkan tumpangan pada Jennie.
"Naik taksi, makasih tawarannya. Kalo gitu aku pergi dulu ya" Jennie hendak pergi tapi Lisa menahan pergelangan tangannya.
"Kenapa?" Jennie menatap Lisa.
Lisa berdiri, menghela nafas sebentar lalu memeluk tubuh Jennie.
"Hati-hati" lirih Lisa setelah melepaskan pelukannya.
"Ah-eum iyah" Jennie mengangguk.
"Jangan pulang kemaleman" peringat Lisa.
"Iyah. Aku pergi ya" Lisa mengangguk pasrah membiarkan Jennie pergi.
Setelah punggung Jennie tidak terlihat lagi, Lisa luruh di sofa dan memijit pelipisnya.
"Lemah" lirih Lisa menepuk-nepuk dadanya yang terasa sesak.
"Huhh" lagi-lagi Lisa hanya bisa menghela nafas memikirkan tentang Jennie.
Ddrrtt
Lisa mengambil handphone nya lalu mengangkatnya.
Chikin
"Woi sini main, kita udah ngumpul di warung buk imah"
"Hemm"
"Dih sok cuek, cepetan ga pake lama!"
"Ck iya"
Tutt
"Dari pada sumpek mikirin Jennie terus mending aku ikut gabung bareng mereka" kata Lisa dan setelah itu masuk kedalam kamar untuk bersiap-siap.
-
"Wassup wassup" Lisa barusan datang dan langsung duduk di samping Jisoo.
"Lemes banget tu muka, sakit lo?" Tanya Seulgi.
"Engga" Lisa menggeleng.
"Guys guys guys, kalian mesti tau ini. Gue sama joy udah pdkt!" Semangat Wendy menceritakan tentang dirinya.
"Waah secepat itu? Bisa juga lo wakanda" kata Bambam.
"Iya dong, gue kan tim gercep. Ga kaya itu tuh" Wendy melirik Seulgi.
"Gue masih kaku anjir, Irene pendiam jadi agak susah juga gue deketin" dengus Seulgi.
"Setuju sih, Irene itu mukanya judes gitu" kata Mingyu.
"Iya, tapi Irene cantik sih" Eunwoo tersenyum
"Jangan ngadi-ngadi lo" Seulgi menjitak kening Eunwoo.
Tak
"Aww ssh cuman muji doang sat, gue juga punya gebetan kali" kata Eunwoo.
"Spill ceffat!" Jisoo memiting leher Eunwoo.
"Ssh iya iya tapi lepasin dulu" Eunwoo menepuk tangan Jisoo.
"Udah, sekarang ayo kasi tau" kata Jisoo setelah melepaskan Eunwoo.
"Mina" jawab Eunwoo malu-malu.
"Ooh si kalem itu. Gimana bisa lo deketin dia? Secara tu cewe juga pendiam sama kaya Irene" kata Jisoo.
"Adalah, lo semua ga perlu tau. Yang penting kan gue udah kasih tau siapa orangnya" kata Eunwoo.
"Huh, gue kapan ya sama Nayeon" Bambam menjadi lesu memikirkan Nayeon.
"Sabar bro, gue jomblo gue happy happy aja tuh" Mingyu terkikik menepuk pundak Bambam.
Lisa hanya menyimak, terlalu malas hanya membuka suaranya.
"Kenapa lo? Diam aja dari tadi" Jisoo yang sadar Lisa tampak tidak seperti biasanya akhirnya menanyakannya.
"Engga" Lisa menggeleng melipat kedua tangannya.
"Ada masalah? Ga biasanya lo pendiam gini"
"Perasaan lo aja kali"
"Gue tau lo sa, kita udah sahabatan dari smp. Sekarang cepat kasi tau gue" desak Jisoo.
"Jennie" Lisa menghela nafas lalu menunduk.
"Kenapa Jennie?"
"Dia malam mingguan bareng Roni" kata Lisa dengan pelan.
"Serius sa?" Jisoo tampak kaget.
"Hmm" Lisa mengangguk lesu.
"Gila ga habis pikir gue" Jisoo menggeleng.
"Ini ga benar sa, kalian udah nikah ya meskipun terpaksa, tapi tetap aja pergi bareng cowok itu ga baik. Jatuhnya selingkuh" sambung Jisoo.
"Huh, mungkin dia butuh cowok ji" kata Lisa.
"Ya tetap aja Jennie salah, udah nikah masih aja kegatelan" Jisoo marah tidak suka Lisa di permainkan.
"Ji, ga boleh ngomong gitu" larang Lisa.
"Emang kenyataan kan? Jangan bela orang yang salah, nanti lama-lama besar kepala" tekan Jisoo.
"Ji-"
"Terus kenapa ga lo ikutin?" Jisoo memotong ucapan Lisa.
"Gue lebih baik ga liat dari pada nanti gue liat, gue sakit hati. Cari penyakit itu namanya" kata Lisa.
"Jangan mau di selingkuhin, cari cewek lain juga lah sob" Jisoo menyeringai merangkul pundak Lisa.
"Lo pikir gue brengsek? Enggak, lo salah ji. Cuman orang murahan yang balas selingkuh cuman gara-gara di selingkuhin" kata Lisa membuat Jisoo terdiam sejenak.
"Ya terserah lo sih, tapi saran gue kalo ga mau sakit hati ya cari yang lain aja. Jennie bukan satu-satunya cewe di dunia ini"
"Gue tau, tapi kalo gue udah suka sama Jennie gimana?"
"Ya wasalam aja buat lo. Bye the way ni yah sa, semisal kalo Rosé ga mau sama gue, gue bakalan macarin Lia yang selama ini ngejar-ngejar gue"
"Cih buaya betina" Lisa merasa malas dengan sifat Jisoo yang satu ini.
"Ya dari pada harapin yang ga pasti? Mending yang pasti-pasti aja lah karena jelas udah pasti" seringai Jisoo.
"Terserah lo, males gue sama orang yang pendirinya mudah goyah" Lisa menjauhi Jisoo dan memilih duduk di samping Seulgi.
"Kenapa?" Tanya Seulgi.
"Buaya betina nyari incaran lain" Lisa menunjuk Jisoo dengan dagunya.
"Ga pernah berubah ya sa" kata Seulgi.
"Biarin aja, nanti kena karma sendiri baru tau rasa" kata Lisa yang di angguki Seulgi.
-
Lisa pov.
Aku memerhatikan Jennie, ia tampak sangat senang membalas pesan entah siapa itu tapi yang ku yakini itu adalah Roni.
Semalam Jennie memang pulang tepat waktu, ia kelihatan bahagia dan terus tersenyum sepanjang ia berjalan di hadapanku.
Jennie duduk selonjoran di atas kasur, senyumnya tidak pernah pudar menatap layar handphonenya.
"Huhh" aku menghela nafas dan memilih keluar dari kamar.
Brrakk
Aku membanting pintu, tidak perduli Jennie akan marah, aku sedang kesal dan membutuhkan sesuatu untuk di pukuli.
"Astaga Lisa!" Cih, aku tak peduli.
•••
tbc
13/01/23
Ada yang cemburu👀
Vote komen lanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
istriku musuhku [Jenlisa]√
Fanfiction"Dari sekian banyak manusia di muka bumi ini, kenapa mesti elo yang jadi pasangan gue?" Tanya gadis bermata kucing bernama Jennie yang barusan di nikahkan bersama seorang wanita yang sama sepertinya yaitu Lalisa M. "Gue juga ga mau nikah sama lo. Lo...