Author pov."Mmm sayang" panggil Jennie dengan sedikit kegugupan di wajahnya.
Jennie sedang melakukan video call bersama Lisa, sudah menjadi rutinitas mereka setiap malam.
"Iya sayang?" Sahut Lisa sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.
"Aku mau ngomong tapi jangan marah ya"
Lisa menghentikan usapan di rambutnya, ia menatap Jennie lalu mengangguk dan menggelengkan kepalanya.
"Tergantung sayang. Jujur lebih baik" Lisa tersenyum.
"Mmm bang Roni ngajak aku ngobrol di sekolah"
Lisa mengernyitkan keningnya dan mengangkat satu alisnya.
"Terus" ketus Lisa yang kelihatannya cemburu.
"Tuh kan kamu marah"
"Siapa bilang? Aku biasa aja padahal" Lisa memutar matanya malas.
"Dari nada bicara kamu udah keliatan. Please jangan marah sayang" Jennie mengerucutkan bibirnya.
"Hemm"
"Sayang.." rengek Jennie.
"Iya"
"Jawabnya singkat gitu. Ga sayang aku lagi yah" Jennie sedih.
"Hemm mulai mulai"
"Bilang aja iya" Jennie melengkungkan bibirnya kebawah.
"Sayang, jangan nanyain hal yang ga mungkin yah, aku sayang banget sama kamu. Jangan nangis hemm" Lisa mulai melembut.
"Beneran mmpph-" mata Jennie berkaca-kaca.
"Iyah, jumlah sayang aku ke kamu ga terhitung. Tiap detik tiap jam tiap menit tiap hari sayang aku ke kamu itu bertambah dan ga pernah berkurang sedikit pun" tatapan lembut yang di berikan Lisa untuknya membuat Jennie salah tingkah dan memalingkan wajahnya sebentar.
"Kamu gombal, omongan kamu manis" cicit Jennie.
"Iya sama kamu doang istriku. Bye the way aku mau tau kamu sama Roni ngobrolin apa aja" Lisa melipat kedua tangannya, kembali ke mode cemburunya.
"Ah emm hehe sayang masih ingat aja" cengir Jennie.
"Ya iyalah, ga segampang itu kamu lolos dari introgasi aku"
"Iya iya. Ga banyak sih, cuman ngobrol-ngobrol biasa aja. Dia nanyain kabar aku sama gimana keseharian aku sama kamu"
"Terus?"
"Ya aku jawab aja kaya orang yang udah nikah pada umumnya. terus dia nanya lagi boleh ga kalo kita jalan bareng sekali-kali-"
"Ga boleh!" Lisa dengan wajah datarnya memotong ucapan Jennie.
"Kkkhh iya sayang iya, aku langsung nolak kok. Mana mungkin aku mau, aku kan udah punya kamu sayang" Jennie terkikik dengan keposesifan Lisa.
"Bagus, ingat istri" Lisa mengacungkan jempolnya.
"Iya dong sayang" Jennie mengedipkan matanya genit.
"Terus ada lagi ga?"
"Enggak, aku ga mau lama-lama ngobrol bareng Bang Roni, taku ada rumor yang enggak-enggak. Terus juga udah seharunya aku ngehindar karena aku udah ga lajang lagi, aku udah punya istri" Jennie tersenyum lembut.
"Proud of you baby" Lisa mencium Jennie dari layar handphone nya.
"Aww thank you honey" Jennie tersenyum malu.
"Oh iya hampir lupa sayang, aku juga mau ngomong sesuatu sama kamu" Lisa mengulum bibirnya sambil meremas tangannya.
"Ngomong aja sayang"
"Janji ga marah?" Lisan memberikan jari kelingkingnya.
"Tergantung"
"Huh. Aku ga jadi pulang besok" kata Lisa tanpa berani menatap istrinya.
Jennie terdiam beberapa saat, kemudian mengubah wajahnya menjadi garang.
"Kamu apa? Coba ulang kamu apa tadi?" tatapan mata Jennie sangat tajam ingin menguliti tubuh Lisa.
"Ga jadi pulang besok, jadinya hari kamis. Maaf sayang" Lisa mengangkat kepalanya memberanikan diri menatap Jennie.
"Bohong!"
"Masih ada pekerjaan lain sayang, sekalian biar aku ga bolak-balik terus. Karena aku tau kalo aku langsung balik kamu ga bakalan ngzinin aku pergi lagi"
"Jangan main-main Lisa, aku ga suka! Pulang ga!" Jennie emosi menahan tangis.
"Sorry, i can't baby" Lisa menggeleng lemah.
"Pulang pokoknya! Ga mau tau! Aku. Mau. Kamu. Pulang. Besok. Besok Lisa!" Jennie memperjelas katanya.
"Sayang jangan teriak-teriak, nanti tenggorokan nya sakit"
"Jangan banyak alasan, kamu harus pulang. Kamu pikir enak di tinggal sendirian? Kamu pikir aku suka jauh dari kamu? Enggak Lisa enggak! Hiksss.." Jennie terisak menumpahkan kesedihannya.
"Hei sayang, sssh jangan nangis"
"Hiks hiks p-pulang Lisa pulang, Jennie kangen" lirih Jennie.
"Sayang jangan gini hmm, aku kepikiran disini. Aku ga tenang sayang" lirih Lisa.
"Makanya pulang hik hikss.. mmph- aku kangen Lisa" tangis Jennie tersedu-sedu.
"Iya pasti sayang, tapi hari kamis yah" bujuk Lisa.
"Ga mau! Hiks maunya besok!"
"Ga bisa sayang. Janji hari kamis aku langsung pulang"
"Ga mau tau pokoknya besok kamu harus pulang! Ga mau tau hiks kamu harus pulang Lisa, kamu udah janji hikss.."
"Maaf sayang"
"Ga usah pulang sekalian! Ga usah peduliin aku lagi! Dasar jahat tukang ingkar janji! Aku benci!"
Brakk
Jennie membanting handphone miliknya ke lantai. Retak sudah handphone boba mahal miliknya.
Di seberang sana Lisa menghela nafas panjang dan menatap lirih layar handphone.
"Maaf sayang"
-
"Jennie, lo pulang sama siapa?" Tanya Rosé.
"Nanti di jemput supir gue. Kenapa?"
"Ga mau bareng sama gue aja sekalian?" Tawar Rosé.
"Enggak Rosé, malas jadi nyamuk. Udah sana Jisoo udah nungguin" Jennie menunjuk Jisoo yang tengah berdiri santai di samping mobilnya.
"Hehehe. Ok kalo gitu gue duluan ya babe" mereka melakukan cipika-cipiki dan setelah itu Rosé pergi menghampiri Jisoo.
"Huhh" Jennie menghela nafas berat, kembali berjalan menunggu supirnya di depan pagar.
"Ssshh pusing banget" Jennie memijit pelipisnya yang terasa pusing.
Jennie memejamkan matanya, kembali membukanya dan ia di kejutkan dengan kehadiran seseorang berpakaian serba hitam dan bertopeng muncul di hadapannya.
Mata Jennie membulat saat orang itu langsung membekap mulutnya dan menariknya masuk kedalam mobil berwarna hitam.
"Hmmph-"
"Lisa~" Jennie pingsan setelah menyebutkan nama istrinya.
•••
tbc
07/02/23
Ga boleh suudzon sama Nini gaes
Nini sedih ayang ga jadi pulang. Siapa itu omg 😱
Vote komen lanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
istriku musuhku [Jenlisa]√
Fanfiction"Dari sekian banyak manusia di muka bumi ini, kenapa mesti elo yang jadi pasangan gue?" Tanya gadis bermata kucing bernama Jennie yang barusan di nikahkan bersama seorang wanita yang sama sepertinya yaitu Lalisa M. "Gue juga ga mau nikah sama lo. Lo...