Author pov."Huweek huweek"
"Ren, lo kenapa?" Jennie dengan panik menggosok tengkuk belakang Irene.
"Gue- huweek!" Lagi-lagi Irene memuntahkan isi perutnya.
"Sssh keluarin semuanya ren" Joy menepuk-nepuk punggung Irene.
"Ini minum dulu ren" Rosé memberikan air mineral.
"Huh huh makasih" wajah Irene pucat, ia merasa lemas setelah memuntahkan isi perutnya.
"Ayo duduk dulu" Jennie menuntun Irene duduk di kasur.
Keempatnya tengah berada di uks, mereka menemani Irene yang tampak sakit.
"Lo sakit apa? Masuk angin?" Tanya Joy sambil membaluri tengkuk dan perut Irene dengan minyak telon.
"Gue ga tau" jawab Irene lemah.
"Pusing ga?" Tanya Jennie.
"Eum, dikit" Irene mengangguk.
"Sini gue pijitin" Rosé dengan lembut memijit kepala Irene.
"Atau lo makan sesuatu yang bisa bikin lo sakit perut. Makan pedas misalnya?" Kata Jennie.
"Enggak, gue g-gue mmm huhh" Irene menggeleng lemah dan mengingat sesuatu.
"Kenapa?" Tanya Joy.
"Cerita aja ren" Rosé mengusap punggung Irene.
Irene menundukkan kepalanya, air matanya jatuh dan pundaknya bergetar.
"Hikss hiks g-gue telat satu bulan" lirih Irene terisak-isak.
"Hah?! Kok bisa?" Kompak ketiganya.
"Tolong jangan jauhin gue setelah gue ceritain semuanya, hikss.. please" Irene memohon.
Jennie tampak mengerti, ia menggelengkan kepalanya berharap Irene tidak seperti apa yang di pikirannya.
"Cerita aja ren, jangan bikin gue penasaran" kata Joy.
"Eum, ceritain aja" Rosé terus mengusap punggung Irene.
"Hiks lo ingat kan gue sama Jackson pernah nonton bioskop?" Ketiganya mengangguk.
"Habis nonton bioskop gue di ajak Jackson mampir apartemennya dia, Jackson nyiapin suprise buat gue, disitu Jackson nembak gue, gue terima karena gue juga udah cinta sama dia. Nah habis itu kita lanjut nonton film, gue sama Jackson minum alcohol, kita minum sampe dua botol dan akhirnya kita mabuk terus ngelakuin hal yang seharusnya enggak kita lakuin" jelas Irene.
Jennie, Rosé, dan Joy terdiam, mereka bisa menyimpulkan bahwa Irene tengah hamil sekarang.
"Hiks please jangan jauhin gue, gue takut banget Jen, Rosé, Joy, hikss hiks gue takut banget" lirih Irene memegang tangan ketiganya.
"Gue ga nyangka ren, gue kecewa" kata Jennie.
"Jen, hikss jangan jauhin gue please" Irene memohon.
"Kenapa bisa gini sih ren, lo masih sekolah anjir, gimana kalo lo di keluarin? Hiks mikir pake otak bangsat!" Rosé menitikkan air matanya, ia yang dikenal lemah lembut kini terlihat kecewa dan marah.
"Ren, asli lo ngecewain banget" lirih Joy.
"Gue tau hikss gue tau gue salah, tapi please maafin gue hikss.. maafin gue! Gue mohon jangan jauhin gue! Please!" Irene berteriak takut, ia bahkan bangkit hendak mencium kaki ketiganya.
"Lo ga perlu berlutut ren!" Jennie menahan tangisannya, ia sedih melihat kondisi Irene saat ini.
"Gue ga mau di jauhin Jen! Tolong maafin gue hikss.. tolong" Irene memeluk Jennie.
Ceklek
"By!" Bertepatan dengan itu Jackson masuk menghampiri Irene.
Plakk
Rosé melayangkan tamparan keras di pipi Jackson.
"Brengsek! Bajingan! Binatang! Setan!Aaarggh!" Rosé mengamuk dan membabi buta memukuli Jackson.
Buggh
Bughh
Bughh
"Aahkk hentiin, sakit woi" Jackson mengindari Rosé.
Plakk
Plakk
Jennie dan Joy juga menampar keras pipi Jackson.
"Ahhh ssshh" sudut bibir Jackson berdarah di buat ketiganya mereka.
"Gue butuh udara segar, selesein masalah lo sama dia ren" Jennie dengan wajah datar keluar dari ruangan.
"Gue juga keluar, najis gue liat muka dia" Joy menunjuk wajah Jackson setelah itu pergi keluar.
"Anjing lo!" Setelah mengatakan itu Rosé juga ikut keluar.
Brakk
Rosé menyempatkan membanting pintu.
"Jennie! Rosé! Joy! Jangan jauhin gue! Hiksss hiks gue mohon!" Teriak Irene.
"By, kenapa?" Jackson mendekati Irene.
"Ini semua gara-gara lo! Gue benci anjing!" Irene memukuli tubuh Jackson.
"Cerita sama aku yah, aku ga bakalan ngerti kalo kamu cuman ngamuk doang" Jackson dengan lembut memeluk tubuh Irene.
"Hikss Jackson~" lirih Irene meremas seragam Jackson.
-
Lisa pov.
Dugh
"Aww" aku terhuyung karena tiba-tiba saja Jennie istriku menghamburkan tubuh mungilnya padaku.
"Hiksss hikss.." eh, ada apa ini? Kok tiba-tiba nangis? Perasaan tadi baik-baik aja.
"Hei, kenapa nangis sayang" aku menangkup pipi gembulnya.
"Sedih, aku sedih sayang. Hiksss~" Jennie menangis meremas seragamku.
"Kenapa hemm? Cerita sama aku yah" aku mengusap pipinya dengan lembut.
"Irene, hiks I-irene hamil" lirih Jennie.
"Apa? Ham- maksud kamu Irene hamil? Serius sayang?" Aku menatap Jennie serius.
"Hiks iya sayang, Irene sendiri juga cerita kalo dia udah satu bulan ga datang bulan. Hiksss aku sedih banget sayang, aku takut Irene di keluarin sekolah dan mmph- lebih parahnya lagi aku takut dia kenapa-napa sayang, Irene masih muda. Huwaaaa Lisa hikss hikss.." Jennie terisak-isak di dadaku.
"Sssh tenangin diri kamu dulu sayang, jangan nangis hemm, aku sedih liatnya" aku mengecup kedua mata Jennie.
"Hikss hik aku sedih"
Aku mengangguk, menyeka air matanya lalu memberikannya air mineral.
"Mata kamu udah sembab, hidung merah, suara juga serak. Udah yah, jangan nangis lagi" aku mencium pipinya.
"Hmmph- huh iyah" Jennie mengangguk dan menidurkan kepalanya di pundak ku.
"Lisa! Seulgi berantem sama Jackson!" Teriak Bambam.
"Sayang" lirih Jennie.
"Eum, ayo" aku mengangguk, menggenggam tangan Jennie kemudian membawanya ke ruang uks.
•••
tbc
25/01/23
Parah sih😌
Vote komen lanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
istriku musuhku [Jenlisa]√
Fanfic"Dari sekian banyak manusia di muka bumi ini, kenapa mesti elo yang jadi pasangan gue?" Tanya gadis bermata kucing bernama Jennie yang barusan di nikahkan bersama seorang wanita yang sama sepertinya yaitu Lalisa M. "Gue juga ga mau nikah sama lo. Lo...