Author pov."Huwaaaa Lisa! Jennie nyangkut huwaaaa tolong.." Jennie menangis, ia tersangkut di atas pohon setelah mengambilkan boneka untuk Nana. Awalnya Jennie coba-coba memanjat pohon pendek itu, tapi ketika sampai ke atas Jennie malah tidak tau cara turunnya bagaimana. Jennie takut ketinggian, meskipun pohon itu pendek ia tetap takut melihat kebawah.
Orang-orang disana mulai berkerumun melihat Jennie, mereka ingin tertawa tapi mereka menahannya karena tidak ingin Jennie bertambah menangis.
"Ayo neng sini bapak bantu" bapak berkumis datang menawarkan dirinya untuk membantu Jennie.
"Ga mau hikss maunya Lisa, huwaaaa Lisa tolongin Jennie hikss hiks.." Jennie meremas kuat ranting pohon, ia begitu takut dan tubuhnya gemetaran ingin kencing celana.
"Nana ga tau kak Lisa oranganya yang mana kak, kalo Nana tau Nana cariin" kata Nana.
"Hikss yang rambutnya pirang hik terus cantik dan mmph- ganteng juga huwaaaa" kata Jennie membuat orang-orang di sana gemas melihat Jennie. Bagaimana tidak gemas, Jennie menangis seperti anak kecil di atas sana.
"Tunggu Nana cariin" tapi sebelum Nana pergi Lisa sudah tiba di tempat mereka.
"Jennie!" Mata Lisa membulat melihat Jennie menangis di atas pohon.
"Hikss Lisa, Jennie takut~" lirih Jennie.
"Tolong pegangin" Lisa menitipkan eskrim Jennie pada Nana.
Lisa segera menghampiri Jennie, ia mengulurkan kedua tangannya menggapai Jennie.
"Pegangan sayang" kata Lisa.
"Takut jatuh hikss" cicit Jennie.
"Enggak, percaya sama aku" Lisa menatap Jennie dengan tatapan lembutnya.
Jennie mengangguk lucu, ia mengulurkan tangannya meremas lengan Lisa.
"Lompat sayang" kata Lisa.
Hap
Jennie berhasil melompat dan jatuh ke pelukan Lisa.
"Jennie selamat Lisa, hik makasih" Jennie memeluk erat leher Lisa.
"Ssshh jangan nangis sayang" Lisa mengelus punggung Jennie.
"Ini eskrimnya kak" Nana mengembalikan eskrimnya.
"Buat adek aja" kata Lisa setelah itu menggendong Jennie membawanya pergi dari sana.
"Makasih kaka!" teriak Nana senang.
Lisa membawa Jennie duduk di bangku panjang, mengusap-usap punggung Jennie agar kembali tenang.
"Ssh jangan nangis, kamu udah disini sama aku" Lisa menangkup pipi Jennie lalu menyeka air matanya.
"Tadi Jennie takut banget, Jennie udah pusing mau pingsan"
"Kenapa bisa manjat pohon?" Tanya Lisa sambil merapikan rambut Jennie.
"Tadi anak kecil yang kamu kasih eskrim itu minta tolong sama aku buat ambilin boneka dia yang nyangkut di atas pohon, awalnya aku nyoba-nyoba aja eh taunya bisa nyampe ke atas, tapi pas mau turun aku ga bisa, aku takut" jelas Jennie memeluk leher Lisa.
"Ssh gapapa, jangan nangis lagi hemm" Lisa dengan lembut menepuk-nepuk punggung Jennie kemudian mencium pipinya.
Chup
"Iyah. Mau eskrim" Jennie mendongak menatap Lisa.
"Ayo kita beli lagi, kamu yang milih" Jennie mengangguk dan dengan manja meringsek di leher Lisa.
"Ga mau turun?" Tanya Lisa.
"Enggak, mau gendong aja" manja Jennie.
"Ga malu? Banyak yang liatin loh"
"Aku sembunyi di leher kamu jadi otomatis aku ga liat mereka"
"Pinter yah" Lisa mengacak gemas rambut Jennie.
"Eum. Ayo beli eskrimnya" Jennie merengek.
"Iya iya, cium dulu tapi" Lisa menyodorkan pipinya.
Chup
"Udah" Jennie mengerjapkan matanya menatap Lisa.
"Ini?" Lisa dengan jahil menunjuk bibirnya.
Chupp
"Eh?" Mata Lisa membulat sempurna ketika Jennie benar-benar mencium bibirnya.
•••
tbc
20/01/23
Ada yang nyangkut😂
Vote komen lanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
istriku musuhku [Jenlisa]√
Fiksi Penggemar"Dari sekian banyak manusia di muka bumi ini, kenapa mesti elo yang jadi pasangan gue?" Tanya gadis bermata kucing bernama Jennie yang barusan di nikahkan bersama seorang wanita yang sama sepertinya yaitu Lalisa M. "Gue juga ga mau nikah sama lo. Lo...