Author pov."Halloo sayangku.." Lisa tersenyum manis melambai menyapa istrinya.
"Hemm" Jennie berdehem tanpa menatap kamera, ia mengarahkan kamera ke atas memperlihatkan langit-langit kamar.
Jennie masih merajuk, ia mengangkat panggilan Lisa tanpa mau menunjukkan wajah imutnya. Jennie hanya ingin mendengar suara Lisa dan melihat wajah istri jakung nya itu setiap saat.
"Mana muka cantik istri aku? Kok ga diliatin?" Lisa mengernyitkan keningnya.
"Hilang" ketus Jennie.
"Masa? Yang nyulik siapa sayang? Setan kah? Iiiih takut" Lisa mengusap lengannya berpura-pura takut.
"Bodo" dengus Jennie.
"Kkkhh, masih ngambek hemm?"
"Pake nanya"
"My baby honey sweetie, udah ya ngambeknya, aku kangen liat muka istri cantik aku" Lisa cemberut memajukan bibir bawahnya.
"Males"
"Sayanggg kangen, ayo tunjukin muka kamu" rengek Lisa.
"Ga mau. Dilarang maksa"
"Aah kamu mah, ga asik. Kamu boleh liat muka aku sedangkan aku enggak. Ga adil" kesal Lisa lalu mengarahkan kamera handphone nya memperlihatkan televisi.
Jennie berdecak, ia ingin terus melihat wajah Lisa meskipun ia merajuk pada istri poni nya itu.
"Liatin muka kamu Lisa, aku itung dari satu sampe dua mulai dari sekarang"
"Bukannya sampe tiga ya?"
"Satu"
"Aaaah sayang"
"Dua Lisa-"
"Iya iya nih liat sepuas kamu" Lisa kembali memperlihatkan wajahnya.
"Muka jelek gitu ga usah di sembunyiin"
"Nyenyenyee" tentu saja itu Lisa lakukan dalam hatinya.
"Hemm" dehem Lisa.
"Dih sok ngambek"
"Enggak, aku ga kayak kamu yang bisanya ngambek terus" sindir Lisa.
"Bodoamat"
"Neraka buat istri yang suka ngelawan pasangan" ceramah Lisa.
"Ga sekalian nyalonin diri jadi ibu ustadzah?"
"Aku kan Budha" Lisa tersenyum paksa.
"Oh iya lupa" Jennie tersenyum di balik itu.
"Kamu apa sayang, ateis ya?"
"Enggak, aku sama kaya kamu. Kan udah kamu nikahin, jadi ngikutin kamu lah"
"Mami sama Papi?"
"Ih kamu kepo deh. Tanya sendiri aja sana"
"Heheh maaf cintaku"
"Hemm"
"Sayang, mana tunjukin mukanya" pinta Lisa.
"Udah aku bilang dilarang maksa. Ga ada"
"Iiih kesel, matiin aja kalo gitu, apaan video call ga liatin muka. Hambar" Lisa mulai kesal.
"Marah aja terus"
"Ya kamunya gitu, mending matiin aja daripada gini terus. Capek tau ga, aku pulang kerja pengen liat muka istri aku buat hilangin rasa lelah aku. Udahlah aku capek mau tidur aja" Lisa yang kesal pun mematikan sambungannya.
Lisa capek, ia hanya ingin rasa lelahnya terganti dengan melihat wajah cantik sang istri. Tapi lihat sekarang, Jennie tidak mengerti perasaannya, ia malah egois mementingkan dirinya sendiri.
Jennie menitikkan air matanya, benar-benar tidak suka dengan keadaan mereka saat ini. Menyiksa.
Jennie kembali menghubungi nomor Lisa, ia tidak akan bisa tidur jika tidak di temani oleh Lisa.
My enemy❤️
"Hemm" dehem Lisa dengan wajah datarnya.
"Ga bisa tidur kalo kamu ga nemenin aku" suara Jennie serak, ia menampakkan wajahnya sambil menyeka air matanya.
"Yaudah tidur sekarang, aku juga mau tidur. Jangan nangis, aku lagi ga disana buat nyeka air mata kamu" Lisa berbaring lalu menyenderkan handphonenya di bantal.
"Iyah. Jangan di matiin, biar gini aja sampe aku bangun" Jennie ikut berbaring sambil menatap wajah Lisa.
"Iyah. Pejamin maat kamu, jangan lupa mimpiin aku" Lisa mengelus wajah Jennie dari layar handphone.
"Eum" Jennie mengangguk dan mulai memejamkan matanya.
"Pinter. I love you sayang, muach" Lisa mengecup bibir Jennie dari layar handphone nya.
"I love you too honey" balas Jennie.
-
"Utututu cayang cayang aku lapar banget ya, eummm" Jisoo gemas mencubit pipi Rosé.
"Iyah. Ini aaa" Rosé menyupi Jisoo.
"Aumm" Jisoo dengan senang hati menerima suapan dari Rosé.
"Huhh" Jennie menghela nafas begitu melihat keromantisan temannya.
Keduanya memang sudah resmi menjadi sepasang kekasih, rupanya Jisoo berhasil meluluhkan hati Rosé. Dan yah Wendy dan Seulgi mendapatkan apa yang mereka inginkan, secara Jisoo itu anak sultan yang suka minta-minta dan suka ngutang ke ibu kantin.
"Panas darling, tiup dulu mie nya" Wendy tersenyum mengusap kepala Joy.
"Aku lapar banget ayyy" Joy mengerucutkan bibirnya.
"Iya tau, tapi makan nya pelan-pelan aja yah, nanti lidah kamu yang sering aku hisap itu mati rasa karena kena panas" Wendy mengedipkan matanya genit.
"Aaaah ay, malu iih" Joy menepuk dada Wendy.
"Darling suka gitu deh, kalo kita lagi berdua aja kamu main nyosor duluan" Wendy mencolek dagu Joy.
"Udah ay, takut ada yang iri sama kita" Joy melirik Jennie.
"Kok geli yah?" Batin Jennie.
"Dih najis" Jennie memutar matanya.
Joy menggidikkan bahunya dan kembali memakan mie nya.
"Bae, ini aaa" Sunmi menyupi Seulgi yang tengah serius memainkan gamenya.
"Makasih Bae" kata Seulgi setelah menerima suapan dari Sunmi.
"Sama-sama" Sunmi tersenyum lembut mengusap kepala Seulgi.
"Aaa lagi" pinta Seulgi tanpa mengalihkan pandangannya dari game.
"Ini Bae" Sunmi menyodorkan nasi goreng.
"Aumm" Seulgi menggoyang-goyang tubuhnya menikmati suapan Sunmi.
"Huhh" lagi-lagi Jennie hanya bisa menghela nafas berat melihat keromantisan teman-temannya.
"Sayang, cepet pulang. Kangen" batin Jennie sedih.
Bambam dan Mingyu memilih bermain basket ketimbang menjadi nyamuk sahabat laknat mereka. Eunwoo, lelaki tampan itu bersama Mina di taman belakang.
"Gue ke toilet dulu" Jennie berdiri lalu pergi kerah toilet.
"Jennie"
Jennie menghentikan langkahnya menoleh kearah sumber suara.
"Bang Roni?"
"Hai Jen, udah lama ga ngobrol bareng kamu" Roni tersenyum menatap Jennie.
•••
tbc
05/02/23
Jennie kang ngambek. Bang Roni mau apalagi tuh.
Vote komen lanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
istriku musuhku [Jenlisa]√
Fanfic"Dari sekian banyak manusia di muka bumi ini, kenapa mesti elo yang jadi pasangan gue?" Tanya gadis bermata kucing bernama Jennie yang barusan di nikahkan bersama seorang wanita yang sama sepertinya yaitu Lalisa M. "Gue juga ga mau nikah sama lo. Lo...