Luka Untuk Papa dan Chenle S2 [MARKHYUCK]

6

"MARK LEPAS AKU INGIN PULANG"

Mark tidak peduli teriakan dari Haechan dan ia terus menatap Haechan yang kesusahan.

Kaki serta tangan Haechan di ikat kuat oleh Mark.

"Hiks... aku mohon Mark lepas"

"TIDAK! NANTI KAU AKAN KABUR DAN MENINGGALKAN SAYA SENDIRI!"

"Kita sudah bercerai dan sekarang kita tidak punya hubungan lagi"

"Tapi saya tidak pernah menyetujui perceraian itu"

Mark menjilat dan mencium wajah Haechan tanpa henti.

Haechan hanya bisa menahan deru nafasnya.

"Saya mulai mencintai mu" Ucap Mark tepat di depan Haechan.

"Jika kau mencintai ku tolong lepaskan aku"

"Jangan pernah berharap"

"Kau datang menghancurkan semuanya"

Haechan menangis, kenapa semua jadi begini.

Semuanya tidak sesuai yang ia kira.

"Saya ingin kau dan Chenle kembali lagi"

Haechan menggeleng keras.

"SAYA HARUS BAGAIMANA LAGI AGAR KALIAN MAU MENERIMA SAYA"

Prang.

"KATAKAN HAECHAN SAYA HARUS BAGAIMANA"

Mark melepaskan tali dan langsung membanting tubuh Haechan di atas ranjang.

"Sa-sakit"

Mark mengukung tubuh Haechan dan menatap tajam ke arahnya.

"KENAPA DIAM SAJA SIALAN!"

Haechan sendiri enggan menatap Mark kembali.

"TATAP SAYA HAECHAN!"

"MARK CUKUP KAU SUDAH GILA" Teriak Haechan tak mau kalah.

"Akkhh"

Haechan terus memberontak saat Mark mencekik nya dengan kuat.

"Kau harus mati di tangan saya"

Mark juga mengambil bantal menutup wajah Haechan dan menekan nya kuat.

Mungkin sekarang Haechan sudah kehabisan nafas.

Mark berhenti setelah menyadari apa yang sudah ia lakukan.

Melemparkan bantal ke sembarang arah dan memeluk Haechan yang sudah sangat lemas.

"Haechanie maafkan saya"

"Maaf Haechan saya sudah menyakiti mu"

Samar samar Haechan hanya mengangguk.

"Hiks... aku mau pulang"

"Baik, kita pulang"

.

.

.

.

"Papa are you oky?"

"Papa baik baik saja"

Setelah kejadian kemarin Haechan sangat takut untuk keluar atau bertemu dengan orang.
Haechan juga tidak membuka cafe hari ini.

"Kalau Papa punya masala Papa bisa cerita sama Lele"

Haechan hanya mengangguk.

"Papa bertemu dengan Daddy lagi?" Tanya Chenle.

"Hanya bertemu saja kan"