14

13.5K 770 22
                                    

"Hiks... ampun papa" Tangis bocah laki laki berusia 6 tahun itu.

"Sudah aku peringatkan kenapa kau melanggar nya?"

"Hiks... papa tangan minhyuck sakit"

Haechan tidak peduli dengan rintihan dari bocah yang berada di depannya.

Minhyuck terus menangis.

"Ini hukuman untuk mu, sudah berapa kali aku katakan untuk tidak mendekati anak ku Chenle"

"Minhyuck minta maaf"

"Kau tau, aku sangat membenci mu. Kenapa kau harus terlahir dari rahim ku sialan!"

Haechan mengapit kedua pipi Minhyuck dengan kuat sehingga ada tanda bekas kemerahan.

"Kau hanya anak pembawa sial untuk ku, aku tidak pernah berharap kau hadir di dunia ini"

"Hiks... papa sudah pipi Minhyuck sakit"

"Berhenti untuk mencoba mendekati Chenle maupun keluarga ku atau aku akan memberikan hukuman yang lebih berat lagi"

Haechan mendorong kuat Minhyuck.

"Jangan pernah kau memanggil ku papa lagi itu sangat menjijikkan"

Haechan langsung menarik kasar Minhyuck lalu membawanya ke dalam mobil.

"Chenle Hyung, Minhyuck takut" lirih nya.

Haechan memarkirkan mobil nya di pinggir jalan lalu kembali menarik Minhyuck dengan kasar.

Haechan membawa Minhyuck ke tepi jurang yang sangat dalam.

"Seharusnya kau mati sialan"

Minhyuck memberontak saat Haechan ingin mendorong nya.

"PAPA JANGAN HIKS.. MINHYUCK TAKUT"

"AKU MEMBENCI MU"

Haechan langsung mendorong Minhyuck ke dalam jurang.

"PAPA"

Mark membuka mata, melihat sekitar lalu beralih melihat ke samping nya ternyata Haechan masih tidur dengan lelap.

Mark langsung bangun dan bersandar pada headboard.

Memejamkan matanya sebentar keringat bercucuran dan juga nafas yang memburu.

Mark terbangun setelah bermimpi buruk tapi anehnya kenapa mimpi itu terasa seperti nyata.

Karena sudah merasa tenang Mark langsung turun dari ranjang tidak lupa mencium kening Haechan.

Sebenarnya Mark hanya ingin ke balkon untuk menghisap rokok setelah bermimpi buruk tadi.

"Mark"

Mark langsung menoleh dan ternyata Haechan yang sedang berdiri di depan pintu balkon.

Mark langsung mematikan rokok yang tadi ia hisap karena ia tau Haechan tidak menyukai asap rokok apa lagi Haechan sedang hamil sekarang.

"Kenapa tidak memakai Jaket saja di luar sangat dingin" Ucap Mark dan langsung menghampiri Haechan.

"Kau meninggalkan aku tidur sendiri"

"Maaf"

"Apakah terjadi sesuatu?" Tanya Haechan karena melihat raut wajah Mark.

"Tidak ada Haechan"

Haechan masih saja terus menatap Mark seperti nya Mark sedang menyembunyikan sesuatu.

"Sebaiknya kita masuk ke dalam saja"

Luka Untuk Papa dan Chenle S2 [MARKHYUCK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang