"PAPA HIKS... LELE HYUNG NAKAL!!"
Bocah berusia lima tahun itu berjalan sambil menangis menghampiri sang Papa yang sedang berada di dapur membuat sarapan.
"Anak Papa kenapa menangis"
Haechan segera membawa Minhyuck ke gendongannya.
"Hiks... Lele Hyung nakal Pa"
"Nanti Papa marahi Lele Hyung"
Haechan berjalan ke depan di mana ada Chenle yang sedang merapikan mainan Minhyuck yang berserakan di mana mana.
"Lele minta maaf sama adek"
Chenle tertawa gemas menatap Minhyuck, bibir yang melengkung ke bawah serta hidung yang memerah.
"Dasar hitam"
Sudah biasa bukan jika Chenle suka sekali menjahili Minhyuck hingga menangis.
"Adek hitam?" Ucap Minhyuck yang bersiap ingin kembali menangis.
"Kata siapa hitam?, adek putih seperti Lele Hyung dan Daddy"
"Hyung minta maaf" Chenle memberi kecupan di pipi Minhyuck.
Chenle mengambil Minhyuck dari gendongan Papanya.
Sedangkan Haechan kembali membuat sarapan namun baru beberapa langkah Haechan merasakan pusing.
"Pusing lagi?, duduk dulu sebentar"
Mark membantu Haechan agar duduk.
"Kita ke rumah sakit saja"
Haechan menggeleng.
"Tidak perlu mungkin sebentar lagi pusingnya hilang sendiri"Tapi bagi Mark tetap saja ia khawatir dengan kondisi Haechan bagaimana tidak beberapa hari terakhir ini Haechan sering sekali mual serta pusing.
Bahkan indra penciuman Haechan lebih sensitif.
Sudah sering Mark mengajak Haechan ke rumah sakit tapi Haechan selalu menolak dan mengatakan kalau ia baik baik saja.
"Saya tidak mau terjadi sesuatu pada kamu Haechan"
"Aku baik baik saja Mark"
Mark hanya bisa mengangguk dan menyuruh Haechan agar duduk saja sedangkan ia sendiri lanjut membuat sarapan.
.
.
"Hueek-
Lagi, Haechan merasa mual.
"Sudah enakan?" Tanya Mark khawatir sembari memijat tengkuk Haechan.
Haechan mengangguk lalu menyandarkan kepalanya di dada Mark entah kenapa tubuhnya terasa lemas.
"Perut ku kram Mark"
Mark pun langsung menggendong Haechan menaruh pelan tubuh Haechan di atas ranjang.
"Besok ibu datang" Mark memberikan segelas air putih untuk Haechan.
Tangan Mark mengusap perut Haechan agar rasa kram di perutnya sedikit hilang.
Cklek.
"Hiks Papa... hiks mau Papa"
Minhyuck yang berada di gendongan Chenle terus menangis.
"Sini adek sama Daddy dulu"
Mark mengambil Minhyuck dari gendongan Chenle, Chenle pun duduk di sisi ranjang menatap Papanya dengan perasaan khawatir.
"Daddy, Papa baik baik saja kan?"
"Jangan khawatir besok Daddy bawa Papa ke rumah sakit"
Mark juga menaruh Minhyuck di samping Haechan yang sudah tertidur sedangkan Chenle kembali ke kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Untuk Papa dan Chenle S2 [MARKHYUCK]
Ficção GeralObsesi mu semakin besar saat aku dan Chenle kembali lagi #Markhyuck #bxbshipper #Bl Kalau gk suka tinggal skip aja