C - 19

692 86 9
                                    

"Selamat ulang tahun, Nona kecil"

Berbalik, "Ratu Cinde??" Langsung memeluk Cinde, mengabaikan kehadiran banyak pengawal yang melindungi sosok calon pemimpin wilayah mereka.
"Terima kasih. Kenapa baru datang sekarang?" Cemberut.

Para pengawal Cinde di belakang tidak was-was terhadap keluarga Gulf karena dua Kerajaan ini di kenal sangat dekat dari dulu.

Membalas pelukan Chara. "Maaf. Kakak harus selesaikan sesuatu sebelum datang kemari" Mengusap punggung Chara.
"Apa Kakak datang terlambat?"

Chara menggeleng kecil. "Yang penting Ratu datang, Chara sudah senang"

"Sayang, Kakak baru jadi calon Ratu. Panggil Kakak saja seperti biasa. Atau, diriku sudah bukan Kakak bagimu lagi?"

"Daddy yang suruh Chara untuk panggil Kakak dengan sebutan Ratu. Katanya biar lebih sopan" Adu nya sambil mempoutkan bibir.

"Ayahmu benar-benar" Menggelengkan kepala.
"Panggil Kakak saja seperti yang sudah-sudah. Oke? Oh-iya!" Mengambil sesuatu di tangan sang pengawal lalu ia berikan ke tangan Chara.
"Kado ulang tahun mu sayang. Semoga suka" Senyum.

"Wawww!! Terima kasih, Kak Cinde" Chara menerima hadiah itu dengan hati riang gembira.

"Sama-sama, sayang"

Seorang pelayan wanita datang ke arah mereka. "Maaf mengganggu perbincangan anda, Ratu Cinde, Putri Chara" Menunduk hormat.

Baik Chara maupun Cinde sama-sama melirik ke arah suara dengan raut bingung.

"Ada apa, Bi?" Tanya Chara.

"Putri Chara di panggil oleh Yang Mulia Ibunda Raja"

"Ah, Nenek" Gumam Chara.
"Kenapa Nenek memanggilku?"

"Maaf, Saya juga tidak tahu, Tuan Putri"

"Pergilah, sayang"

Melirik Cinde, "hm. Aku pergi dulu, Kak. Kakak sering-sering datang kesini, ya" Ujar Chara.
"Kakak akhir-akhir ini sibuk, hmph! Chara jadinya main sama Mama" Suara Chara kian mengecil di akhir ucapannya, membuat Cinde tidak mendengar terlalu jelas.

"Pasti, sayang. Kalau ada waktu, Kakak pasti datang"

Chara memeluk pinggang ramping Cinde sebelum berpamitan dan pergi bersama sang pelayan.

"Aw--kau disini?"

Melirik ke arah suara. "Phi Drake!" Melirik sekitar.
"Di mana Phi Kao?"

"Entahlah. Kita berpencar dari tadi"

Merotasikan mata nya. "Cepat cari dia karena kita harus kembali pulang"

"Aw--secepat itu?! Phi bahkan belum---" Melihat tatapan tajam sang Adik, membuat Drake sedikit bergidik ngeri.
"---baik. Kita berpencar saja untuk mencarinya"

"Hm" Berlalu, meninggalkan Drake.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Destiny || GULFMEW {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang