C - 30

715 71 13
                                    

Mew tengah kesal di dalam rumah pohon nya.

"Baru kali ini aku direbutin 2 pria sekaligus! Sudah gila kali mereka!!!!" Melipat kedua tangan di depan dada.
"Hufftt! Padahal disini banyak gadis-gadis cantik dengan dada berisi tapi mereka lebih menyukai dada rata sepertiku" Memijit kening sekilas lalu meraih buah strawberry yang sudah ia kumpulkan lebih dulu untuk menurunkan mood buruk.

1 strawberry.

2 strawberry.

3 strawberry utuh kini berada di dalam mulut mungil nya, tampak membuat pipi Mew mengembung seperti tupai.

"Kenapa Cinde tidak menyukai ku, ya? Atau jangan-jangan dia juga aneh? Menyukai wanita misal nya?" Setelah nya Mew menggeleng kuat sambil menepuk-nepuk kedua pipi.
"Haih! Apa yang kau pikirkan, Mew! Cantik begitu tidak mungkin lah suka sesama jenis. Kecantikan nya saja mampu menarik seorang Raja sekali pun" Mengunyah 3 buah strawberry dengan nikmat.

"MAMA MAMA MAMA!!"

DEG

Mew cepat-cepat menoleh ke asal suara, tepat dibawah rumah pohon.

*Ahh--aku lupa dengan anak satu ini*

"APA YANG MAMA LAKUKAN DISANA? KENAPA TIDAK AJAK- AJAK CHARA? CHARA NAIK, YA?"

"NOOOO!!!"
"T-TUNGGU DISANA"

Mew segera bersiap dan turun dari rumah pohon lalu menghampiri Chara.

"Aw? Kenapa Mama turun? Padahal Chara mau naik dan melihat" Cemberut.

Secara reflek, Mew memeluk Chara. "Jangan ya, sayang. Disana tidak aman untukmu. Banyak paku dan kayu terbuka. Mama takut itu akan melukai kamu"

Chara tidak mengatakan apa-apa lagi tetapi masih membalas pelukan Mew.

Semua kegiatan Mew dan Chara rupanya di perhatikan oleh sang Nenek.

Sang Nenek merasa Chara dan Mew memiliki ikatan yang kuat dan cocok karena biasanya Chara tidak akan mudah akrab pada orang asing, meskipun orang tersebut telah bekerja selama bertahun-tahun lama nya. Menurut nya, ini adalah suatu keajaiban.

Sang Nenek tidak mempermasalahkan panggilan Chara pada Mew selama Mew tidak masalah akan hal tersebut dan tetap melindungi Chara untuk seterusnya.

"Mama, ayo jalan-jalan" Menggenggam jari telunjuk Mew.

"Kemana?"

"Taman Daddy"

"Hah? Dimana itu?"

"Di sebelah barat, Ma"

"Tapi---"

"Ikuti saja, Nong. Dia sangat ingin berjalan-jalan dengan mu dari tadi" Ujar sang Nenek dan di akhiri dengan senyum tipis.

Mew terkesiap. "Ah! Y-Yang Mulia. Maaf, saya tidak melihat kehadiran anda" Membungkuk hormat.

"Tidak apa. Pergilah. Temani dia" Ujar sang Nenek kembali.

"Chara pergi dulu, Nek. Dadah" Melambaikan tangan.

"B-Baiklah. Kami permisi dulu, Yang Mulia" Kembali membungkuk hormat dan setelah nya Mew pergi karena Chara menarik nya dengan tidak sabar, di ikuti beberapa pelayan kerajaan di belakang.

Sang Nenek menatap punggung sang cucu dan Mew sampai tidak terlihat lagi di ujung persimpangan jalan. Melihat betapa ceria nya Chara ketika berbicara dengan Mew, tampak seperti ketika Chara berbicara dengan Ibu Kandung nya dulu.

"Kalau memang kau berjodoh dengan Anak dan Cucu ku, aku memberi restuku padamu" Air mata mengalir tanpa izin di sudut mata.
"Sungguh---hikss, aku ingin Gulf dan Chara bahagia. Aku tidak mau melihat mereka sedih dan nangis tiap malam lagi seperti dulu"

Destiny || GULFMEW {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang