C - 33

689 76 15
                                    

BRAKK

BLAMM

.

Gulf terlonjak kaget saat mendengar pintu kamar di banting dan menemukan si manis disana.

"Gulf!!!" Mew lari ke arah Gulf dengan penuh semangat yang kini berada di atas kursi kerja dengan banyak surat penting di tangan nya. Mew berdiri di sisi Gulf dengan wajah cemberut.
"Aw? Ku pikir tadi pagi kau mengatakan bahwa hari ini sedang libur"
"Apa kau sibuk sekarang?"

Menarik Mew dengan lembut ke pangkuan nya. "Aku hanya tidak tahu mau melakukan apa, jadi aku isi waktu dengan baca surat ini sambil nunggu kamu selesai bicara dengan Minho"

Deg

Menatap horor. "K-Kok kamu tahu kalau aku---"

"Kamu tidak tahu kalau ada banyak mata di balik dinding?"

"Menyeramkan" Memeluk tubuh nya sendiri memakai kedua tangan sambil duduk di atas paha Gulf seperti anak kecil.
Berbicara pada Gulf dari samping. "Aku mau ketemu Cinde"

Mendekatkan wajah nya pada Mew sambil menaikkan sebelah alis, "lalu?" Menyingkirkan rambut halus dari wajah cantik Mew.

"Ayo ke sana. Kamu temani aku"

"Untuk apa kesana? Dia bisa ke sini kalau kamu dan aku memanggilnya"

PUK

Memukul dada kekar Gulf.

"Dia itu wanita. Mana ada wanita yang datang ke tempat laki-laki? Di dunia asli ku, ini tidak mungkin terjadi"

Gulf bingung. Ia adalah seorang Raja dari semua wilayah. Sudah aturan mutlak dari dulu bahwa setiap pemimpin dari wilayah lain di haruskan datang ke tempat nya jika ada perintah, siap atau tidak siap.

"Aku tidak mau Cinde kenapa-kenapa saat perjalanan ke sini" Lanjut Mew.

Ucapan Mew, membuat Gulf menggaruk kepala nya. "Tapi kan dia punya banyak prajurit di belakang nya, Miunie. Untuk apa kamu khawatir?"
"Apa kamu tidak tahu kalau dia adalah satu-satu nya wanita yang dinobatkan sebagai Panglima Pertahanan?"

Mew yang tidak suka berbelit-belit, mulai mempersingkat nya.

"Jadi inti nya, kamu tidak mau antar aku ke sana?" Memberi tatapan kesal.
"Baik. Aku bisa pergi sendiri kok" Hendak turun dari pangkuan namun di tahan oleh Gulf.

"Iya iya!!! Aku temani. Jangan pergi sendiri. Bahaya untuk gadis sepertimu"

PLAK

Memukul bagian kepala Gulf.

"Siapa yang kau bilang gadis, hah? Kau mau cari masalah denganku!!?"

Gulf menarik Mew ke pelukan sambil terkekeh.

"Kamu lucu banget kalau lagi marah"

"Gulf!!"

"Maaf" Menyamankan wajah nya di ceruk leher Mew.

CUP

Mengecup pipi bulat Mew.

"Kapan mau berangkat? Aku akan siapkan kereta nya"

"Hmmm" Menaruh telunjuk di dagu.
"Sore saja. Aku mau main sama Chara dulu untuk yang terakhir kali"

Mendengar kata 'terakhir kali', membuat Gulf seketika murung.

"Miunie"

"Hm?"

Gulf menatap kedua mata Mew dengan intents.

Destiny || GULFMEW {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang