"Makanya, lain kali tanya dulu artinya. Jangan sok tahu!" Ujar Mew sambil membantu Gulf menyeka lebam biru pada dada bagian bawah & punggung akibat pukulan nya.
Cemberut. "Maaf"
Mew mendengus lemah. "Lagi pula, mana ada orang pakai cincin di jari tengah saat pernikahannya?" Tiba-tiba Mew mengingat sesuatu.
"Tunggu! Kau kan sudah pernah menikah. Memang nya kau taruh di jari mana cincin itu?""Tradisi pernikahan Kerajaan kami turun menurun sejak ribuan tahun yang lalu saat mengikat janji suci tidak dengan menggunakan cincin, melainkan gelang. Baru berubah memakai cincin pada 2 tahun belakangan ini. Sedangkan pernikahan ku 12 tahun yang lalu. Jadi, aku masih menggunakan gelang pada saat itu" Jelas Gulf.
"Pantas saja" Menggaruk pelipis.
"Ingat, cincin itu taruh nya di jari manis, bukan di jari tengah!"
"Kau ini hendak ingin menikahi orang yang kau cintai, bukan mengajak nya untuk berkelahi. Mengerti?""Hmm" Dengus nya lalu melirik ke arah Mew dengan tatapan malu-malu.
"Jadi, kamu mau menikah denganku, Miunie?"Mew diam untuk beberapa saat.
"Bukankah kamu sudah tahu kalau aku---"
Gulf meraih kedua tangan Mew lalu ia kecup dengan lembut. "Aku tahu"
"Pernikahan itu bukan buat main-main---"
"Aku tahu itu juga"
Menaikkan sebelah alis. "Lalu, mengapa kau masih keras kepala untuk menikahiku?"
Jangan tanya Gulf. Ia sendiri bingung dengan itu.
Gulf berpikir jika pernikahan itu adalah perasaan nyata dari diri Gulf sendiri, dimana ia bisa dikatakan tulus dan berhasil setelah dapat menikahi orang yang di cintai nya.
Juga, Gulf ingin semua orang tahu kalau Mew adalah milik nya.
Didukung juga oleh aturan Kerajaan tidak tertulis yang mengatakan sebuah pernikahan = cinta abadi dan suci.
Mew tahu ada rasa bimbang meliputi Gulf, terlihat dari alis nya yang dari tadi terus mengerut.
Perlahan, Mew usap kerutan alis tersebut dari atas ke bawah sampai Gulf sadar dan melihat ke arah mata nya.
"Jangan terlalu dipikirkan" Tersenyum sambil mengusap kedua punggung tangan Gulf.
Menggenggam kedua tangan Mew. "Miunie, dapatkah kamu lebih lama berada di sisiku?"
"A--Atau biarkan aku bicara pada hantu yang kau sebut sistem itu. Aku akan memohon dan minta dia untuk memberikan mu banyak waktu untuk berada disini"
"Aku belum siap membiarkanmu pergi begitu cepat. Aku mencintaimu, Miunie"Mew mengulas senyum tipis. "Waktu ku tinggal 2 hari. Itu adalah fakta yang harus kita terima, suka atau tidak suka"
"Aku----" Menundukkan kepala.
"---a--aku j--juga mencintaimu, Gulf"Gulf shock sekaligus senang bukan main. "Sungguh?!"
"He-ehm" Mengangguk kecil.
"Aku senang sekali" Memeluk Mew dengan segenap kekuatan yang dimilikinya.
"Ehm--sesak"
Gulf sedikit merenggangkan pelukan nya. "Maaf. Sudah lebih baik?"
"Hm" Menyembunyikan wajah malu-malu nya di dada bidang Gulf.
"Kita seperti ini dulu saja, ya? Jangan berpikir jauh kesana (pernikahan). Aku belum siap kalau aku tiba-tiba meninggalkanmu di tengah dalam nya cinta kita" Ucap Mew dengan hati-hati dan merinding akan ucapan nya sendiri.Wajar saja, mengingat Mew semasa di dunia asli nya tidak pernah se-serius ini pada perasaan orang lain.
Mew adalah seorang mahasiswa yang sejati nya masih terombang-ambing oleh gengsi dan kenakalan remaja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny || GULFMEW {END}
Fantasy🔞 AREA ♦ BXB ♦ 21+ Mature Content . . . Tentang Mew Suppasit, salah seorang preman yang terjerumus ke dalam cerita hayalan pria yang sering ia bully. Bagaimana Mew dapat kembali ke dunia asalnya?