TAK
.
Mew menaruh nampan berisi secangkir teh dengan kasar di atas meja kerja Gulf.
"Silahkan di nikmati teh nya, YANG MULIA" Sarkas Mew sambil sesekali mengusap pinggang, bokong, dan betis yang kram setelah di gempur oleh Gulf selama 3 jam.
Jika di dengar lebih jelas, Mew terus merintih kecil dan bahkan bisa dikatakan hampir nangis. Bagaimana tidak? Mereka bercinta terlalu lama dalam posisi berdiri karena Gulf menyukai nya, membuat penis Gulf yang panjang nya mencapai 38 CM masuk secara leluasa ke dalam anus Mew yang sempit. Mew sampai berpikir bahwa ia akan mati karena itu.
Gulf melirik teh itu dan Mew sambil mengulas senyum kecil.
"Duduk" Perintah Gulf sambil menepuk paha nya.
*Apa lagi sekarang?*
"Tidak bisa! Pantatku masih sakit karena ulah mu" Ujar Mew sambil memberikan tatapan mematikan kepada Gulf.Gulf berdeham singkat lalu menarik tangan Mew yang ada di dekat nya dengan lembut kemudian menempatkan Mew duduk di paha.
"Maaf" Satu tangan menyisipkan helai rambut Mew ke belakang telinga dan satu tangan nya lagi memeluk pinggang ramping Mew.
"Apakah sangat sakit?""Kau masih bertanya? Mau mencoba nya sendiri? Aku bisa membantu mu"
Gulf segera menggeleng ribut sambil cengengesan.
"Tidak. Terima kasih" Memeluk Mew erat-erat.
"Awal nya, aku tidak mau melakukan itu dengan kasar. Salah kan dirimu sendiri yang begitu sexy & menggoda. Aku jadi tidak bisa menahan nya"Mew kesal sekaligus merinding oleh ucapan Gulf.
"Lepas. Sejak kapan kau suka memelukku seperti ini, Yang Mulia yang terhormat?" Sarkas Mew kembali sambil berusaha melepaskan pelukan Gulf darinya. Kedua mata cantik Mew tidak sengaja melihat tumpukkan kertas di atas meja Gulf.
"Bukan kah kau masih banyak kerjaan yang harus di selesaikan?"Gulf ikut melirik tumpukkan kertas itu kemudian menggerutu. "Bisakah kamu tetap di sini untuk sementara waktu?" Memelas.
Mew melirik wajah Gulf yang seperti anak anjing itu kemudian menghela nafas berat. "Terserah kau saja"
Gulf mengukir senyum di balik leher Mew kemudian mulai pelan-pelan melanjutkan tugas nya dengan Mew menemani di pangkuan.
Mew yang tidak tahu harus melakukan apa, menatap wajah Gulf dari samping dengan penuh takjub.
Mew membayangkan bagaimana jika Gulf hidup di dunia asli nya, pasti Gulf akan jadi primadona di kampus dan semua wanita pasti akan tergila-gila padanya.
Mew cukup berterima kasih karena itu tidak terjadi dan ia lah yang jadi primadona walau, tempramen dan sifat nya tidak begitu baik.
Tanpa sadar, Mew senyum-senyum sendiri, membuat Gulf menjadi tidak fokus lalu melirik ke arah nya.
"Apa yang kamu pikirkan?"
Deg
Mew terkejut sampai tidak tahu harus cari alasan apa.
"Jika itu tentang orang lain, lupakan saja" Kembali fokus pada kertas yang ia pegang.
*Hah? Apa maksud si tengik ini?* Mengerutkan alis sambil menggaruk kepala.
"Oh" Tiba-tiba Gulf teringat sesuatu dan kembali melirik Mew dengan jarak wajah yang sangat dekat.
"Sudah berapa Poin yang kamu dapat karena kegiatan sex's tadi?"Wajah serta telinga Mew segera memerah dalam hitungan kurang dari 1 detik.
"K--Kauu!!" Menutup wajah memakai kedua telapak tangan.
"Kenapa kau bisa mengatakan nya dengan begitu mudah? Aku malu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny || GULFMEW {END}
Fantasy🔞 AREA ♦ BXB ♦ 21+ Mature Content . . . Tentang Mew Suppasit, salah seorang preman yang terjerumus ke dalam cerita hayalan pria yang sering ia bully. Bagaimana Mew dapat kembali ke dunia asalnya?