C - 21

676 75 6
                                    

"Ugh---kenyang" Mengusap perut buncit miliknya.
"Ngomong-ngomong, tumben banget dia tidak marah hari ini. Apa dia sakit?" Tidak mau capek berpikir, ia memejamkan mata kemudian mengendikkan kedua bahu.
"Tidak peduli juga, sih. Bukan nya bagus kalau dia tidak marah-marah seperti orang tua? Hidupku jadi lebih tenang" Ketika hendak terlelap, ia teringat sosok pria yang selama ini senang mengganggu, tiba-tiba tidak memunculkan batang hidungnya sama sekali dalam satu hari ini.
"Oh iya, kemana si pengacau itu? Biasanya dia pasti akan menggangguku setiap jam. Tapi kali ini tidak"

Mew turun dari rumah pohon di taman kemudian melenggang masuk ke dalam istana, berjalan-jalan sambil mencari keberadaan Minho.

Entah mengapa, tidak adanya Minho, membuat Mew merasakan jenuh.

"Bibi"

"K-Khab, Nong Mew?"

"Bibi lihat Minho, tidak?"

"Pangeran Minho?"

"Hmm" Mew mengangguk ribut sebagai jawaban.

"P-Pangeran Minho di tugaskan oleh Yang Mulia Gulf ke wilayah Timur"

Mew mematung sebentar. "Au? Kapan dia pergi, Bibi?"

"Subuh tadi, Nong Mew"

"Ohh" Melirik wanita paruh baya itu dengan senyuman di wajahnya.
"Terima kasih atas informasinya, Bibi. Aku pergi dulu"

"Ah--Nong! Boleh Bibi minta tolong?"

Mew hendak melangkah kemudian langsung berhenti. "Minta tolong apa, Bibi?"

"Tolong antarkan kotak ini ke kamar Yang Mulia Gulf"

Mendengar nama Gulf, Mew bersiap untuk menolak tetapi wanita paruh baya itu memohon lebih dulu, membuat Mew tidak enak hati untuk benar-benar menolak nya.

"Tolong Bibi untuk kali ini saja, Nong Mew. Bibi tidak bisa meninggalkan dapur karena Bibi sedang memasak hidangan makan malam untuk Yang Mulia Gulf. Bagaimana jika hidangan itu kenapa-kenapa? Kepala Bibi bisa berpindah dari badan ke tanah. Bibi mohon tolong bantu Bibi. Kali ini saja. Na?"

*Sial! Nenek tua ini mencuri start!* Gerutu Mew dalam hati.
"Baiklah, Bi. Aku akan antarkan ini ke kamar nya" Memaksakan senyum.

"Terima kasih!! Terima kasih!! Bibi akan masakkan makanan enak untuk mu sebagai ucapan terima kasih. Bibi ke dapur dulu" Memindahkan kotak dari tangan nya ke tangan Mew kemudian berlalu begitu saja sebelum Mew sempat merespon.

"Hahhh" Melototi kotak di genggaman nya.
"Boleh ku buang saja kotak ini? Merepotkan" Melangkah menuju kamar Gulf.

¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶

BRAK BRAK BRAK

BRAK BRAK BRAK

Destiny || GULFMEW {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang