Victor merasakan hatinya menghangat saat pemuda yang ia khawatirkan siang dan malam memeluknya seperti ini. Kapan terakhir kali mereka berpelukan seperti ini?
Mungkin itu saat sebelum Olivia meninggal...
Sudah lama.
"Aku merindukanmu.."
Victor menatap rambut lembut anaknya, tangan pria itu mengelus punggung Luca dan berkata, "Ayah juga merindukanmu."
Didalam pelukan Victor, Luca melirik kedua ibu dan anak yang berdiri di samping. Dia tersenyum mengejek. Ingin menjadi teratai putih, huh? Sayangnya, kalian tidak cocok! Batin Luca.
Aleth yang melihat itupun tahu bahwa itu dilakukan untuk membuat mereka merasa kesal. Anak itu, dulu dia pendiam dan setelah beberapa hari tidak bertemu, anak itu berani membuatnya kesal.
Dengan wajah sedih wanita itu berkata, "Nak, aku pikir kau tidak mau menemui ayahmu. Bagaimanapun ini bukan salahnya, aku yang datang kesini dan mengganggu kalian..."
"Ibu.." Laura menggenggam tangan ibunya, gadis itu juga merasa sedih.
Luca melepaskan pelukan ayahnya, sebelum Victor mengatakan sesuatu, pemuda bermanik cokelat itu berkata dengan sedih. "Bibi, tentu saja aku ingin menemui ayah. Tapi jika kau memberitahu ku terlebih dahulu jika ayah akan kembali, aku mungkin akan berhenti membaca dan memilih untuk menunggu ayah.."
Intinya adalah bahwa Aleth tidak memberitahu Luca kalau Victor akan kembali hari ini.
Victor melirik wanita yang sekarang menjadi istrinya itu dengan tatapan tajam. Aleth yang di lirik merasakan keringat dingin meluncur dari dahinya. Wanita itu menunduk takut, sedangkan di dalam hati dia sudah mulai mengutuk Luca dengan sumpah serapah.
Laura yang merasakan ibunya kesal pun angkat bicara, gadis yang lebih muda satu tahun dari Luca itu berbicara dengan lembut. "Kakak, jangan menyalahkan ibu seperti itu. Ibu sudah mengirimkan pelayan untuk memanggil mu tapi pelayan itu berkata bahwa kau tidak mau bertemu dengan ibu."
Luca terdiam. Dia perlahan tersenyum dan berkata, "Begitukah? Maaf karena aku terlalu fokus mempelajari sihirku."
"Sihir?" Victor menatap putranya dengan terkejut, ada perasaan senang dalam perkataannya, "Kau mulai belajar sihir?"
Selama bertahun-tahun, anaknya selalu menolak untuk mengenal dan mempelajari sihir. Bahkan Olivia tidak bisa membujuknya dan membiarkan anak itu melakukan hal yang ingin dia lakukan, Victor sendiri tidak ingin mengganggu keputusan putranya. Dia suka melihat putranya bebas dan melakukan hal yang di inginkan putranya.
Mendengar putranya kini mempelajari sihir, Victor tentu saja sangat senang.
Luca mengangguk, "Aku pikir aku harus belajar. Aku ingin membuat ibu melihat, bahwa aku bisa menjadi sehebat ayah!" Dia tersenyum cerah.
"Kau sudah dewasa nak.." Victor mengelus kepala Luca dan tersenyum, "Bukankah kau sedang belajar? Pergilah, lanjutkan pelajaranmu."
"Apa ayah tidak apa ku tinggal?" Luca memiringkan kepalanya dan bertanya dengan ragu.
"Tidak apa, pergilah." Victor melirik pasangan ibu dan anak yang sedari tadi di abaikan dan berkata, "Dan tidak ada yang akan mengganggumu saat kau belajar sihir."
Aleth tersenyum namun cahaya di matanya jelas menunjukkan bahwa dia ingin sekali membunuh pemuda di depannya. Sedangkan Laura, gadis itu mengepalkan tangannya dan menatap Luca dengan tatapan iri. Pada dasarnya, keduanya sangat mirip.
"Ayah aku sangat mencintaimu!" Luca memeluk ayahnya singkat. Kemudian pemuda itu dengan semangat pergi meninggalkan ruang tengah, pemuda itu tidak langsung kembali ke kamarnya melainkan bersembunyi di balik dinding untuk mendengarkan percakapan mereka bertiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Back To Medieval Times
FantasySeorang pemuda tampan yang entah bagaimana bisa terlempar ke abad pertengahan dan terlebih lagi dunia itu adalah dunia dalam novel! Nasib menjadi karakter figuran dan mati dengan sia-sia. Luca : "Aku akan merubah semuanya." Kemudian... Para lelaki :...