"Aku ingin yang itu, itu, itu dan itu! Terima kasih tuan!"
Lia membayar makanan yang diinginkan tuan mudanya, gadis itu berkata dengan khawatir saat melihat pemuda didepannya makan dengan gembira. "Anda sudah makan terlalu banyak..."
Saat di restoran, Lia memesan banyak hidangan dan hampir semuanya habis. Sekarang, tuan mudanya membeli banyak makanan ringan dan dia takut bahwa pencernaan pemuda itu akan bermasalah nanti.
"Kalau begitu makanlah bersamaku!"
"......."
Lia menghela nafas, dia mengambil makanan yang diberikan Luca dan memakannya. Kita tidak boleh menolak makanan, lagipula dengan cara ini dia bisa membantu tuan muda, 'kan?
Di balik tudungnya, Luca memperhatikan pasar dengan kilatan kesenangan di matanya. Pasar di abad pertengahan ini memang sangat berbeda dengan pasar yang dilihat Luca di abad ke-21. Nuansa Eropa kuno begitu kental dan juga ada beberapa pedagang yang menjual ramuan sihir atau sesuatu yang berhubungan dengan itu.
Pandangannya kemudian tertarik pada salah satu kios yang berada di ujung pasar. Kios itu tidak terlalu mencolok dan terkesan agak bobrok, mungkin jarang yang datang kesana.
Tiba-tiba cahaya perak bersinar secara samar di kios itu. Luca menyipitkan matanya, sepertinya ada sesuatu di sana..
Dia berbalik, ingin memberitahu gadis itu bahwa dia akan ke kios yang berada di ujung jalan, tapi bukannya Lia, dia dikejutkan oleh sesosok bayangan hitam yang menerjang dengan cepat ke arahnya!
Refleks, Luca segera menyilangkan kedua tangannya, cahaya hijau samar bersinar dan membentuk perisai dengan pola daun yang indah.
Karena momentum sosok bayangan itu terlalu kuat, Luca dipukul mundur! Punggung pemuda itu membentur dinding dibelakangnya!
Cairan merah merembes keluar dari sudut bibirnya.
Luca merasakan jika tubuhnya seperti hancur hanya dengan satu pukulan ini. Pemuda itu membuka tudungnya, maniknya yang berwarna cokelat menyiratkan kemarahan yang jelas.
Sosok hitam di depannya tidak terlalu jelas karena entah sejak kapan kabut putih muncul dan perlahan mengaburkan sosok yang menyerangnya. Luca mempertahankan postur tubuhnya, berjaga-jaga jikalau sosok itu akan menyerang lagi.
Dia tidak bisa melawan balik. Satu pukulan tadi bisa menjelaskan bahwa yang lain memiliki tingkat kekuatan yang jauh di atasnya. Luca baru mempelajari sihir tingkat dasar, akan menjadi tidak mungkin jika dia melawannya. Bisa dipastikan, dia akan mati dalam beberapa menit. Dengan pemikiran ini, punggung Luca menjadi tegang dan tatapannya menjadi lebih tajam.
Tapi nampaknya, sosok hitam itu tidak ingin melanjutkan. Seolah bingung, dia berdiri di sana selama beberapa detik sebelum berjalan menjauh dengan langkah tegas, menghilang dibalik kabut tebal.
Tertegun sejenak, Luca memarahi dengan kesal, "Sialan! Setelah memukul kau langsung pergi?! Aku akan- Uhuk!"
Darah keluar dari mulutnya dan Luca bersandar didinding dengan lelah. Dia menggunakan punggung tangannya untuk mengelap cairan merah itu dan bergumam dengan lemah, "Lupakan. Setidaknya aku masih hidup.."
***
Banyak orang berkumpul di luar kabut untuk melihat situasi namun mereka tidak berani bersuara saat bangsawan bergelar Marquess juga berada di sana.
Victor berdiri tepat di depan kabut, pria itu memiliki punggung tegap dan aura yang mengesankan. Dia sudah banyak mengalami pertempuran karena tugasnya dan tidak pernah takut akan hal apapun.
Namun kali ini, Mike berani bersumpah bahwa pria bergelar Marquess itu memiliki tatapan takut dan juga cemas. Mereka berteman sudah sejak lama dan juga mempertahankan negara bersama, suka dan duka mereka lalui. Terakhir kali Mike melihat ekspresi seperti itu adalah saat Nyonya Lawrence diambang kematian.
Ekspresi itu kembali terlihat saat dia melaporkan bahwa daerah disekitar pasar tertutup kabut sihir dan ada lebih dari selusin orang biasa dan kemungkinan tuan muda juga ikut terjebak, temannya itu langsung mengambil pedangnya dan bergegas.
Mike berjalan mendekat, dia berkata dengan nada tegas dan pasti, "Aku sudah mengirimkan surat, bantuan pasti akan segera datang."
Victor mengangguk. Pria itu berjalan mendekati kabut dan berkata, "Aku akan masuk."
"Victor!!"
Mike menghentikan langkah pria itu. Dia dengan berani menatap mata sang Marquess dan berkata dengan tegas, "Jangan lakukan itu, Victor."
Semua orang tahu, bahwa kabut sihir sangat berbahaya. Mereka yang terjebak di sana akan mengalami ilusi dan bahkan bisa melukai diri sendiri maupun orang lain. Kabut sihir dapat menyebabkan penyihir yang masuk kesana kehilangan setengah efektifitas sihir mereka dan juga mengalami sakit kepala yang luar biasa, sedangkan untuk orang biasa, efeknya akan lebih mengerikan. Dan jika ini dibuat dengan tujuan mengalahkan seseorang... Bahayanya sudah jelas.
Victor menatap temannya. Dia berkata dengan gigi terkatup, "Menyingkir."
"Berpikirlah dengan kepala dingin! Jika ini dibuat untuk menjebak mu, maka setelah kau memasuki kabut---"
"Putraku ada di sana!!"
"Bukan hanya putramu, tapi warga juga ada di sana! Karena itu, berpikirlah dengan jernih!!!" Mike meraung keras, "Jika kau masuk kesana, bukan hanya kau tidak akan bertemu dengan putramu, kau mungkin akan membunuhnya karena ilusi yang diciptakan! Dan membawa masalah yang tidak diperlukan!"
Hening beberapa saat.
Orang-orang yang menonton kini merasa terbebani dengan atmosfer yang semakin lama semakin berat. Di luar mereka mungkin terlihat beradu bicara saja, namun secara internal orang-orang yang memiliki sedikit sihir bisa merasakan bahwa sang Marquess dan temannya tengah beradu tekanan. Mereka saling menekan, hingga akhirnya pria bergelar Marquess itu melepaskan tekanannya.
"... Baiklah, aku akan menunggu."
***
Di sisi lain, kondisi Luca tidak terlalu baik. Pukulan yang tadi diterimanya, sepertinya telah mematahkan beberapa tulang pemuda itu. Di tambah dengan sakit kepala yang tiba-tiba datang, wajah pemuda itu pucat pasi. Keringat dingin membasahi punggungnya, saat dia bersandar di dinding dengan lemah.
Nafasnya memberat dan dia mencoba untuk mengedarkan kembali sihirnya dan... Situasinya sama seperti beberapa menit yang lalu. Sihirnya entah kenapa menjadi lemah dan dia bahkan tidak bisa menghilangkan rasa sakit kepalanya.
Biasanya, penyihir dengan elemen kayu memiliki kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan penyihir lain di bidang penyembuhan. Ini karena sifat akar sihir mereka yang identik dengan elf yang memiliki sihir alam.
Luca tahu betul betapa pentingnya mempelajari itu, setidaknya pemuda itu bisa menguasai teknik dasar dari penyembuhan. Tapi disini, sepertinya itu tidak berguna.
Kabut putih, sihir melemah, sakit kepala--- Apa ini kabut sihir?!
Ini adalah plot dimana pemimpin wanita terjebak di dalam kabut dan di selamatkan oleh pahlawan pria dan juga saat pertama mereka bertemu! Kenapa dia tidak memeriksa waktu saat dia pergi?! Akhh sialan!!
Pemuda itu memperhatikan kabut putih semakin tebal dan sakit kepalanya semakin menjadi. Rasa sakit di punggung dan kepala menjadi satu, dan dia membenci orang yang telah memberikan pukulan itu padanya!
"Dasar sialan! Jika kita bertemu aku tidak akan melepaskan mu!!" Luca bergumam dengan gigi terkatup.
Penglihatannya mengabur, mata cokelatnya berkedip dan dia bisa melihat siluet seseorang yang mendekat. Pemuda itu segera menjadi tegang, dia berteriak: "Berhenti!! Jangan mendekat!! Siapa kau?!"
Dia berteriak dengan penuh semangat hingga sepertinya tulangnya yang patah bergeser. Luca meringis kesakitan. Kemudian pemuda itu kembali mengutuk, "Sialan ini sakit!! Jika bertemu akan ku patahkan tulangnya sama seperti dia mematahkan tulangku!!!"
Tanpa sadar air mata mulai mengalir. Luca tersedak isak tangis dan penglihatannya semakin mengabur. Bersamaan dengan itu kepalanya semakin berat dan dia tidak lagi mempedulikan seseorang yang berada di dekatnya. Pemuda itu terus-menerus menggumamkan 'sakit'. Sebelum penglihatannya menjadi gelap dan tidak sadarkan diri, Luca secara samar mendengar suara seorang pria.
Itu tidak terlalu jelas dan Luca tidak bisa mendengarkan lebih lama sebelum dia benar-benar pingsan.
⚜️⚜️⚜️
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Back To Medieval Times
FantasySeorang pemuda tampan yang entah bagaimana bisa terlempar ke abad pertengahan dan terlebih lagi dunia itu adalah dunia dalam novel! Nasib menjadi karakter figuran dan mati dengan sia-sia. Luca : "Aku akan merubah semuanya." Kemudian... Para lelaki :...