Suara kicauan burung terdengar, mengawali pagi pemuda yang saat ini baru saja terbangun dari tidurnya. Manik cokelatnya melirik kesamping, serigala yang semalam berbaring disebelahnya kini sudah tidak ada. Meninggalkan jejak darah yang sudah mengering.
Bahkan para kunang-kunang yang menemaninya semalam sudah tidak terlihat lagi. Luca tidak heran, para kunang-kunang itu pasti sudah berada di sarang mereka dan tidur.
Berdiri untuk meregangkan tubuhnya yang kaku, Luca kali ini mengamati gua tempatnya beristirahat semalam dengan benar. ini adalah gua dengan ukuran yang tidak terlalu besar, memiliki banyak lumut di lantai dan dinding gua. Luca tidak masalah dengan itu, dia bukan seseorang yang membenci sesuatu yang kotor secara berlebihan.
Setelah mengamati sebentar, Luca memutuskan untuk keluar dari gua. Dia menyingkap sulur-sulur yang ada di pintu masuk. Segera, cahaya matahari mengenai wajahnya. Membuat Luca sedikit menyipitkan mata karena tidak terbiasa.
Dia membiasakan matanya dengan cahaya dan segera dibuat takjub oleh pemandangan di depannya. Kemarin dia tidak sempat memperhatikan hutan ini karena terlalu sibuk dengan bagaimana cara keluar dari sini. Ditambah dengan kejadian serigala dan hari yang mulai menggelap. Tapi sekarang, dia benar-benar memperhatikannya. Itu luar biasa indah.
Warna hijau mendominasi hutan, binatang-binatang kecil seperti burung dan kupu-kupu terbang begitu bebas di atas sana. Manik cokelatnya juga menangkap siluet binatang tidak di kenal, yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Gemerisik daun mengalun begitu lembut di telinganya, membawa perasaan damai tersendiri.
Luca menyukainya. Dia menyukai perasaan ini, perasaan tenang dan rileks yang jarang ia rasakan di kehidupan sebelumnya. Juga udara yang begitu segar yang mungkin tidak bisa ia hirup setiap hari pada saat itu.
Asik mengamati lingkungan, Luca tersadar bahwa dirinya belum memakan apapun sejak kemarin. Terbukti dengan perutnya yang mulai bersuara dengan cukup keras.
Menepuk perut ratanya itu, dia bersuara: "Aku akan mengisi mu, jadi berhentilah bersuara, oke?"
Luca mengamati sekeliling. Matanya menelisik lingkungan sekitar dan akhirnya berhenti pada semak-semak yang berada di dekat sebuah pohon besar. Semak-semak itu memiliki buah berwarna merah yang mirip sekali dengan strawberry, namun memiliki warna yang lebih terang dan nampak sangat menarik.
Yah, apapun itu. Bentuknya masih bisa diterima dan mungkin bisa dimakan juga.
Dengan pemikiran seperti itu, Luca berjalan mendekati semak penuh buah yang menarik perhatiannya. Pemuda itu mungkin lupa jika dia bukan sedang berada di kebun seseorang, melainkan berada di hutan yang tentunya berbahaya. Buah yang ia lihat, kemungkinan adalah buah beracun.
Tangannya baru akan terulur saat lolongan serigala mengejutkan dirinya. Itu sangat dekat, tepat dibelakangnya. Meneguk ludahnya, Luca dengan kaku berbalik.
Tepat didepannya, serigala yang ia tolong semalam berdiri dan menatapnya dengan tatapan... Err.. Biasa?
Tidak tidak! Serigala adalah hewan buas, mungkin itu menatapnya dengan tatapan biasa sekarang, tapi sedetik kemudian dia mungkin akan menerkamnya!!
Luca sudah akan mengambil ancang-ancang untuk lari, saat lagi-lagi serigala itu bersuara. Itu bukan lolongan ganas seperti semalam, namun lebih lembut seperti meminta sesuatu.
Melihat kembali pada serigala yang berbalik dan melolong kemudian menatapnya, Luca berpikir; Serigala ini ingin aku mengikutinya?
Yah, mungkin dia agak gila memikirkan hal ini. Tapi dengan alasan jika ia sudah menarik serigala itu dari jurang kematian dan hewan itu mungkin ingin membalas budi, Luca pada akhirnya berjalan mengikuti serigala hitam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Back To Medieval Times
FantasySeorang pemuda tampan yang entah bagaimana bisa terlempar ke abad pertengahan dan terlebih lagi dunia itu adalah dunia dalam novel! Nasib menjadi karakter figuran dan mati dengan sia-sia. Luca : "Aku akan merubah semuanya." Kemudian... Para lelaki :...