Three (Revisi)

78.1K 4.7K 73
                                    

Cerai adalah kata yang ingin Xander dengar dari mulut Catherina selama ini. Akan tetapi, mengapa semuanya terasa berbeda sekarang? Kata itu memang keluar, tapi bukannya senang, Xander malah makin emosi. Apa yang terjadi dengan dirinya ini?

"Apa kau bilang? Cerai?!" tanyanya dengan lantang. Catherina pun mengangguk sebagai tanda jawaban. Akhirnya, kata keramat yang tidak pernah diucapkan oleh sang pemeran utama wanita, sekarang Viera mewakilinya untuk berucap itu. Jiwa Catherina yang asli harus merasa bangga padanya.

Tiba-tiba, Xander mendekat ke arah Cath. Dia menarik tangannya dan membisikkan sesuatu tepat di telinga gadis itu. "Dengar ini, aku tidak akan pernah menceraikanmu! Aku ingin kau terus hidup bersamaku dalam lembah kesengsaraan yang sudah kupersiapkan dengan matang! Jika kau mengucapkan hal itu lagi, aku tak segan-segan akan mencekikmu seperti sebelumnya, kau paham?!" geram pria itu dengan nada rendah dan penuh penekanan.

Mendengar hal tersebut, Catherina mengerjapkan matanya. Mau apa sebenarnya pria iblis ini? Dalam novel dia menyiksa Catherina karena wanita itu tidak ingin bercerai. Lalu, sekarang? Sudah minta cerai malah tidak boleh! Selain sifatnya yang seperti iblis, otaknya juga kosong melompong! Batinnya dalam hati.

"Sudahlah, aku lelah berdebat dengan pria aneh sepertimu. Kau menyiksaku supaya berpisah. Giliran minta pisah, kau tidak memperbolehkannya. Maumu apa?!" dengus Cath dengan nada frustasi karena menghadapi pria seperti suaminya ini. Sekarang dia benar-benar mengantuk dan butuh tidur.

"Kau ingin tahu, aku mau apa? Aku mau kau menderita dan mati di tanganku!" gertak Xander. Lalu, dia meninggalkan Cath yang berdiri kaku di tempatnya.

Mati di tanganku!

Cath mencoba mengingat semua kejadian itu, cerita itu. Walau hanya sebatas tulisan dan kata-kata, Viera merasa emosional dan sakit hati atas kenyataan yang menimpa sang tokoh utama. Mati di tangan suaminya sendiri dalam keadaan mengandung buah hati mereka.

Air matanya luruh begitu saja. "Tenang saja, Cath. Kita akan pergi jauh dari manusia iblis itu! Tak akan kubiarkan dia membunuhmu, lalu membiarkan kisah ini berakhir tragis! Pegang janjiku, Cath!" gumam Viera lirih sambil mengusap air matanya kasar.

🥀🥀

XOYO Club, London || 22:14 PM

Bising dan riuh adalah hal yang pas untuk menggambarkan suasana pada malam hari ini. Alunan musik DJ bersenandung merdu di telinga para penikmat pesta malam. Para wanita seksi terlihat melenggak-lenggokan tubuhnya di area dance floor. Sementara itu, para lelaki tengah sibuk dengan nikotin, alkohol, dan wanita bayaran mereka. Tak terkecuali dengan keempat orang pria di ujung ruangan yang sedang menikmati suasana club kelas reguler.

Mereka adalah Xander, Gheo, Zack, dan Helton. Entah terkena genjutsu mana, sehingga keempat orang itu lebih memilih duduk di kelas reguler. Padahal, biasanya mereka selalu memesan ruangan VIP.

Ngomong-ngomong, saat ini adalah acara rutinan untuk berkumpul setiap malam minggu. Minuman keras dari berbagai merek telah tersedia di atas meja. Tidak lupa pula ada para wanita cantik yang menjadi dayang untuk malam ini.

"Ck! Apa ini? Kenapa kau malah memesan kelas reguler? Di sini sangat berisik dan tidak higienis!" decak Helton memulai percakapan.

Zack menaruh gelas vodkanya dengan agak kasar. "Diam dan nikmati saja! Ada acara lelang wanita malam ini. Konon katanya, ada yang masih virgin," jawabnya sambil mengedipkan sebelah mata.

Mendengar ocehan dari kedua sahabatnya itu, Xander dan Gheo hanya bisa saling berpandangan. Sejujurnya, mereka berdua sedang tidak tertarik untuk bermain malam ini. Ditambah lagi, Xander dan Gheo juga sudah punya kekasih. Ralat, satunya lagi sudah beristri.

Broken Hurts [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang