Broken Hurts [END]

Thirty Seven

Di sebuah cafe, terlihat dua sejoli sedang bercengkrama ria. Mereka adalah Farrah dan Xenon. Padahal perut wanita itu sudah semakin membesar, tapi kelakuannya masih saja tidak berubah. Ditambah lagi, tekanan dari suaminya malah membuatnya semakin gila.

Farrah sudah terkenal di mana-mana. Bukan lagi prestasi atau capaian yang membanggakan, tapi karena skandal perselingkuhan yang dilakukan olehnya. Semua orang tahu jika wanita tersebut sudah berstatus nyonya William. Tetapi, kelakuannya itu malah seperti wanita malam.

"Ah, mengapa Xander bodoh itu menelantarkanmu, sweety?" tanya Xenon tiba-tiba. Raut muka Farrah berubah menjadi merah padam. Ia benci sekali terhadap suaminya saat ini. Andai saja ada orang yang ingin mencelakainya, sudah pasti wanita itu akan iku bekerja sama.

"Kau tahu, Xen. Aku sangat membenci pria itu! Sangat membencinya! Dia adalah pria yang manis sebelum wanita kotor itu meninggalkannya. Aku kira setelah dirinya pergi, kehidupan rumah tanggaku akan lebih baik. Ternyata dugaanku salah besar. Pria itu makin kasar dan berbuat seenaknya padaku!" ucap Farrah dengan nada kesal. Xenon melihat raut itu, raut kebencian yang kentara. Tiba-tiba, dirinya mendapat sebuah ide. Ia berpikir untuk memanfaatkan perasaan kekasihnya saat ini.

"Bagaimana kalau kita bekerja sama?" tanya pria itu. Farrah pun bingung. Memangnya kerja sama dalam bentuk apa?

"Kerja sama? Kerja sama bagaimana?" tanya Farrah yang tidak mengerti. Lalu, Xenon pun mendekat dan membisikkan sesuatu di telinga wanita itu.

"Kerja sama untuk menghancurkan suamimu," nada rendah namun mematikan itu menyihir pikiran Farrah. Ia sangat tertarik dengan ide yang terlintas di benak kekasihnya. Uh, perlu kalian ketahui bahwa mereka sudah berpacaran diam-diam 2 bulan yang lalu. Memang wanita ular sangat cocok dengan lelaki sampah, bukan?

🥀🥀

Xander mematikan tayangan televisi dengan kasar. Ia baru saja menonton berita yang menampilkan istrinya berselingkuh di sebuah cafe. Sebenarnya, berita tersebut sering muncul sejak beberapa bulan yang lalu. Awalnya ia marah saat mengetahui istrinya ketahuan berselingkuh. Tetapi, lambat laun ia terbiasa dan tidak peduli.

Setelah acara pesta yang melelahkan tadi, Xander memilih untuk langsung pulang ke mansion. Otaknya sudah pening karena memikirkan kepergian istri tercintanya. Kira-kira sedang apa, ya dia? Di mana dia sekarang? Ah, andai waktu itu Xander tidak gegabah dan percaya pada wanita itu, mungkin sekarang dirinya bisa merengkuh tubuhnya serta mengelus perut buncitnya. Mengingat hal itu, hatinya berdenyut sakit. Beginilah rasa penyesalan menggerogoti hati seseorang.

Tiba-tiba, suara langkah seseorang membuatnya mendongak. Terlihat Farrah berjalan santai dengan pakaian seksinya. Ia juga memakai sepatu high heels tinggi. Padahal usia kehamilan yang semakin tua tidak dianjurkan untuk memakai benda tersebut.

"Dari mana saja kau?! Sudah puas dengan selingkuhanmu?!" bentak Xander yang suaranya menggema di seluruh penjuru ruangan. Para penghuni mansion harus menutup telinga saat kedua majikan mereka bertengkar hebat.

"Sangat puas! Lebih puas daripada bersama iblis sepertimu!" jawab Farrah sambil menyeringai. Tidak ada lagi tatapan cinta untuk suaminya. Hanya kebencian saja yang kentara. Xander tertawa sumbang, tapi sangat mengerikan. Dengan langkah besar ia mendekati wanita itu.

Pertama kalinya dalam sejarah percintaan Xander dengan Farrah, pria itu berani menamparnya. Rasa sakit dan perih menjalar di seluruh otot wajah wanita itu. Air matanya menetes begitu saja. Hatinya kini juga semakin panas karena perlakuan yang baru saja didapatnya.

"Kau keterlaluan! Aku membencimu!" teriak Farrah sambil berlari meninggalkan Xander yang berdiri bak patung. Pria itu bahkan tidak merasa bersalah sedikit pun terhadapnya. Malah, ia pergi dari mansion dan memutuskan untuk pergi ke kantor.