Forty Five

47.7K 2.8K 20
                                    

Rembulan yang terangi malam telah berganti menjadi mentari. Saat ini, kediaman Yuna sudah sibuk sekali. Ada yang memasak, menyapu, mengepel, dan tidak lupa merawat bayi mungil yang rewelnya minta ampun.

"Taruh situ saja, jangan terlalu banyak bergerak! Temani Xavie saja," ujar Yuna saat melihat Cath tengah memegang gagang sapu.

"Ah, tidak apa-apa, anakku kebetulan sedang tidak menangis. Lagipula nantinya juga akan ada yang membantuku untuk menjaga Xavie," jawab Cath.

Clayton sudah memberitahu semua orang jika dia membawa maid untuk membantu Cath. Pria itu kasihan saat melihat adiknya kelelahan karena merawat anaknya.

"Mmm, ngomong-ngmong, bagaimana kau menghentikan tangis Xavie kemarin malam?" tanya Ana yang membuat Cath menghentikan aktivitasnya.

Mata hazelnya menatap dalam sang sahabat. Jika Cath mengatakan apa yang sebenarnya terjadi, bisa-bisa seluruh penghuni rumah akan marah padanya. Jadi, wanita itu hanya bisa diam sekarang.

Ana pun menyadari keterdiaman sang sahabat. Sepertinya, aku salah bertanya! Batinnya berteriak. Yuna dan Clayra juga nampak menunggu jawaban dari Catherina.

"Arxavie ternyata masih lapar kemarin malam. Jadi, aku memberinya susu lagi," akhirnya, Cath pun menjawab. Meski sebenarnya ia membohongi semua orang.

Setelah mendapat jawaban tersebut, semua penghuni tidak ada yang bertanya kembali. Lebih tepatnya, Cath melarikan diri supaya tidak ditanyai lagi.

Wanita itu pergi ke kamarnya dengan segera. Setelah sampai, Cath mengatur detak jantungnya yang sedari tadi berpacu kencang. Ia takut jika dirinya ketahuan berbohong.

"Oh, ya ampun. Harusnya aku masih menikmati masa mudaku dengan membaca novel di kasur. Bukan malah masuk ke dunia antah-berantah ini," gerutunya dengan pelan.

🥀🥀

Bandara Internasional London Heathrow, 07:30 AM

Suara deru mesin pesawat menyambut kedatangan Xander dan Arghio. Saat ini, mereka sudah berada di bandara untuk mengantarkan Anne menuju private jet milik keluarga William. Tidak hanya mengantar saja, tapi juga memberi arahan.

Anne datang lebih cepat 30 menit dari waktu yang dijadwalkan. Gadis itu sangat tepat waktu. Tidak sia-sia jika Xander memilihnya.

"Selamat datang, Anne. Kau datang lebih cepat dari yang kukira," sapa Arghio.

"Tentu, tuan. Lebih baik saya datang lebih awal daripada terlambat."

"Baguslah! Kalau begitu langsung saja. Xander akan memberitahu lagi hal apa yang harus kau lakukan di sana nantinya," ujar Arghio dan dibalas anggukan oleh Anne.

Akhirnya, Xander pun menjelaskan kembali rules-rules yang harus dilakukan oleh gadis tersebut saat di Belanda.

"Kau tidak usah khawatir. Aku sudah mengganti semua identitasmu. Mulai dari kartu tanda pengenal, paspor, sampai visamu. Namamu sekarang bukan lagi Anne, tapi Theodora Wilkinson," jelas Xander di akhir.

"Jangan lupa kenakan softlens dan juga kacamata agar penyamaranmu makin sempurna," tambah Arghio.

Anne yang sekarang menjadi Theodora pun mengangguk tanda setuju. Akhirnya, gadis itu pun masuk ke dalam private jet yang bertuliskan William Airlines. Setelah sampai di dalam, ia mendandani dirinya sesuai arahan dari Arghio. Anne mengenakan softlens berwarna hijau dan kacamata dengan cat eye frame berwarna cokelat.

Broken Hurts [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang