Koreksi jika ada typo!
Happy Reading❤️
🥀🥀
Jam sudah menunjukkan pukul 5 pagi. Cath terbangun dan menatap nanar langit-langit kamarnya. Ia berdoa bahwa yang terjadi kemarin malam hanyalah mimpi. Namun, pelukan yang berada di perutnya menyadarkan wanita itu bahwa peristiwa kemarin memang terjadi nyata.
Catherina segera menyingkirkan tangan Xander yang memeluknya. Ia mencoba bangun, tapi sangat susah. Tubuhnya serasa ditimpa ribuan ton besi. Namun, dirinya tetap berusaha. Saat berjalan pun tertatih-tatih. Untungnya, wanita itu bertumpu pada jendela kamar supaya tidak jatuh.
Setelah sampai di kamar mandi, Catherina menangis. Tubuhnya luruh melihat keadaan dirinya yang jauh dari kata baik. Tubuh indahnya penuh luka dan lebam, begitu pun wajahnya. Rasanya tidak adil sekali. Tuhan mengirimkannya ke dunia kejam ini. Tetapi, ia juga tidak bisa menyalahkan Tuhan.
Setelah beberapa menit merenungi nasib, Cath segera menyalakan keran dan mengisi air di bathub. "Maaf, Cath. Aku sudah tidak kuat lagi. Maafkan aku," lirih Viera yang berbicara pada raga Cath. Lalu, ia pun masuk ke dalam bathub yang airnya sudah terisi setengah.
Saat kulitnya bersentuhan dengan air, rasa perih dan sakit langsung menyeruak. Catherina menangis dalam diam, lalu berkata, "Maafkan jiwa lemah yang bersemayam di tubuhmu ini. Kau tahu, Cath? Dulu aku adalah gadis manja yang selalu mendapat kebahagiaan dan kasih sayang. Tak ada yang pernah menyakitiku, apalagi sampai seperti ini."
"Ayo kita pergi bersama, Catherina," sambungnya lagi. Setelah mengatakan itu, Cath menenggelamkan tubuhnya bersama air yang sudah terisi penuh.
🥀🥀
Anastasia's House, London
Anastasia mondar-mandir di kamarnya sedari tadi. Perasaannya dari semalam tidak tenang. Ia sudah berkali-kali menghubungi sahabatnya, tapi tidak ada jawaban. Gadis itu akhirnya mencoba menghubunginya lagi.
Telepon pun tersambung. Cukup lama, sampai panggilannya diangkat oleh seseorang. "Halo," sapa Anastasia pada penelepon.
"Siapa ini?"
Tiba-tiba, suara seorang pria pun terdengar. Anastasia menduga ... ini pasti Xander. Tetapi, mengapa telepon Cath diangkat oleh suaminya?
Perasaan aneh mulai melingkupi rongga dada gadis itu. "A–ah, maaf Tuan. Bisakah saya berbicara pada Vi–maksudku Catherina. Ada hal penting yang mau kusampaikan," balas Anastasia yang hampir keceplosan menyebut nama Viera. Jika itu terjadi, bisa kacau nanti.
"Nanti aku akan menyuruh dia untuk menghubungimu lagi," timpal Xander.
"Bai—tut!" belum selesai gadis itu menyelesaikan kalimatnya, pria tersebut langsung menutup panggilannya.
"Dasar menyebalkan!" dengus Anastasia kesal. Lalu, ia memilih pergi keluar kamar dan ke dapur untuk membantu sang ibu menyiapkan makanan. Hari ini tokonya libur.
🥀🥀
Xander meletakkan ponsel Cath di atas nakas. Ia terbangun dari tidur nyenyaknya karena suara dering ponsel itu tadi. Pria itu turun dari ranjang dan memakai celana boxer-nya.
Tiba-tiba, telinga Xander mendengar suara air di kamar mandi. Ia berpikir bahwa Cath sedang mandi. Entah kenapa mood-nya hari ini sangat bagus. Pria itu hendak menyusul istrinya ke kamar mandi dengan tersenyum kecil.
Namun, senyumannya itu langsung hilang saat ia sampai di sana. Terlihat tubuh istrinya itu tenggelam di bathub dengan air keran yang masih menyala. Xander bergegas mematikannya dan mengangkat tubuh Cath dari sana.
Wajah wanita itu sudah terlihat pucat dan dingin. "Shit! Cath, apa yang kau lakukan?! Bangunlah!" teriak Xander sambil menepuk pelan pipi sang istri. Perasaannya campur aduk. Ia marah, kesal, sedih dan khawatir.
Xander lantas menggendong Cath dan membaringkannya ke atas ranjang. Ia pun segera menelepon dokter pribadinya untuk datang ke mansion. Selanjutnya, pria itu menekan dada Cath untuk mengeluarkan air yang ada di dalam tubuhnya.
Air pun keluar dari mulut wanita itu. Namun, kesadarannya masih hilang. Xander tidak pernah merasakan hal ini, yaitu merasa bersalah. Sembari menunggu dokter datang, ia memilih untuk mengganti baju wanita itu dan tak lupa memberikan gosokan di telapak tangannya agar suhu tubuhnya menghangat.
Tak lama kemudian, dokter pun datang. Valencia Zeryn William—sepupu Xander adalah dokter pribadi keluarganya sekaligus direktur rumah sakit keluarga William. Gadis itu tengah menatap intens Cath yang terbaring lemah di ranjang.
Matanya membulat sempurna saat melihat kondisi istri sepupunya ini. "Apa yang terjadi?" tanya Valen. Xander pun menjelaskan tentang apa yang terjadi tadi pagi.
Valen segera memeriksa Cath. "Untung kau cepat mengangkatnya dari bathub. Jika tidak, Cath mungkin akan terkena hipotermia dan nyawanya pun terancam," jelas gadis itu yang membuat Xander bungkam.
Valencia kemudian memberikan selang infus dan cairan pada Cath. "Kau apakan dia, Xander? Mengapa ia bisa seperti ini?" tanya gadis itu menatap prihatin wanita yang belum sadarkan diri itu.
"Kau tidak perlu tahu, ini urusan rumah tanggaku," jawab Xander dingin.
Valencia yang notabenenya sesama wanita, sangat sakit hati melihat hal keji ini. "Kalau kau memang tidak mencintainya, ceraikan saja dia! Bukan malah menyiksanya! Dalam sejarah mana pun, keluarga kita tidak ada yang pernah menyiksa wanita, apalagi istri sendiri," ucapnya menyanggah.
Gadis itu memutuskan untuk undur diri. Ia tidak tahan untuk melihat pemandangan yang menyakiti hati kecilnya. Sebelum pergi, Valen memberikan salep luka pada Xander.
Tinggallah Xander berdua di kamar bersama sang istri. Pria itu terdiam memikirkan perkataan sepupunya. Ia bungkam dengan kenyataan. Mendiang kakeknya dulu menikah juga karena perjodohan. Tetapi, lelaki itu tidak pernah menyakiti neneknya hingga main fisik. Bahkan, ia jatuh cinta sampai memiliki 3 anak.
Ayahnya? Lain cerita. Ia menikah bukan karena perjodohan, melainkan pilihannya sendiri. Saat itu, kakeknya memaksa pria itu untuk segera menikah. Akhirnya, ayahnya bertemu dengan ibunya—Barleyna Arius William dan melakukan perjanjian kontrak. Mereka berdua menikah tanpa cinta. Namun, tidak pernah sedikit pun ia menyakiti Leyna. Seiring berjalannya waktu, kedua insan itu jatuh cinta sampai Xander pun terlahir ke dunia. Berbeda sekali dengannya.
Xander mencoba memberanikan diri untuk mengobati luka yang ada di tubuh istrinya. Ia mengoleskan salep yang diberikan oleh sepupunya tadi. Dengan perlahan ia membuka kancing piyama Cath.
Terlihat luka dan lebam kebiruan di sekujur badan Cath. Xander meringis melihatnya. Sebenarnya apa yang ia lakukan tadi malam? Ia tidak bisa membayangkan rasa perih serta sakit yang diderita wanita itu.
"Ma–maafkan aku ... maaf," lirih Xander sambil mengolesi salep ke tubuh istrinya dengan tangan gemetar. Bila kakeknya masih hidup, mungkin pria itu akan kecewa melihatnya. Cucunya yang dulu sangat disayangi dan dimanjanya, ternyata memiliki sifat bejat, bahkan sampai berani menyakiti seorang wanita.
Ponselnya yang sedari tadi berdering, tidak Xander hiraukan. Pandangannya kini hanya fokus pada Catherina yang masih setia menutup matanya. Ia mengelus kepala wanita itu. "Cepatlah bangun, aku tidak suka kau begini. Rasanya sangat sakit bila melihatmu seperti ini. Maaf sekali lagi ... aku minta maaf."
🥀🥀
To be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Hurts [END]
FantasyBroken Hurts I TRANSMIGRATION SERIES ALUR CERITA BERAT! TIDAK DISARANKAN BAGI YANG MUDAH EMOSI DAN BERUJUNG MENINGGALKAN KOMENTAR JELEK! *** Claviera Monneta adalah seorang gadis berusia 18 tahun yang sangat pendiam dan tertutup. Dia hobi sekali m...