Twenty Nine

48.2K 3K 85
                                    

MASIH BETAH BACANYA? AKU SUDAH PERINGATIN DI AWAL LOH YAA😞👊🏻

🥀🥀

Suasana di mansion saat ini sangat berbeda. Bagaimana tidak, penghuni tempat itu bertambah satu. Para pelayan juga dibuat tambah pusing karena permintaan nyonya rumah yang baru sangat kelewat batas. Tadi siang, mereka semua disuruh membuang semua bunga yang ada di pot belakang rumah. Padahal itu semua adalah hasil jerih payah Cath selama ini. Wanita itu suka sekali berkebun setelah datang ke mansion ini. Tetapi, sekarang semuanya dirusak oleh Farrah si medusa.

Lalu saat menjelang makan malam, wanita itu mengubah semua menu makan malamnya menjadi makanan manis. Xander ikut pusing sebenarnya. Tetapi saat dinasihati, Farrah malah menangis dan mengoceh tidak jelas. Akhirnya, ia terpaksa menuruti permintaan istrinya itu.

Makan malam pun tiba. Cath terlihat menuruni tangga dan mendatangi meja makan. Ia melihat pemandangan yang membuat hatinya berdenyut sakit. Biasanya, Cath dan Xander hanya menghabiskan makan malam berdua. Tetapi, sekarang berbeda mengingat istri baru suaminya telah datang ke rumah.

Farrah menatap benci wanita yang baru saja mendudukkan dirinya di kursi paling ujung. Sementara itu, tatapan Xander tidak pernah terlepas dari sang istri pertama. Wajah cantiknya itu masih terlihat pucat. "Apa dia baik-baik saja, ya?" tanya pria itu dalam hati.

Catherina tidak menyadari hal itu. Tatapannya pun beralih pada makan malam hari ini. Ia mengernyit heran. Kenapa semuanya makanan manis? Ada muffin blueberry, waffle saus cokelat, roti panggang selai, puding cokelat, dan masih banyak lagi. Selain itu, setiap menu hanya ada 2 porsi.

"Ah, maafkan aku. Aku lupa jika ada kau. Aku hanya menyuruh pelayan untuk membuatkan menunya 2 porsi saja, untukku dan suamiku tercinta. Maaf ya," ucap Farrah pura-pura menyesali. Sementara itu, Xander merasa tidak suka dengan sikap istri barunya ini. Ia akhirnya mencoba untuk adil.

"Tidak apa-apa. Berikan aku muffin dan pudingnya saja. Sisanya berikan pada Cath."

Tiba-tiba, Farrah terisak kecil. "Ka—kau tidak menghargaiku, ya? Aku menyuruh pelayan untuk membuat semua ini, tapi kau malah menolaknya! Hiks!" Cath pun merasa tidak enak. Ia berpikir hormon kehamilan wanita itu saja yang membuatnya begini.

"Ah, terima kasih atas tawaranmu, Xa. Tapi, aku tidak merasa lapar saat ini. Kalian makanlah, aku permisi!" wanita itu bergegas pergi meninggalkan ruang makan. Mulai saat ini, mungkin ia tidak akan menginjakkan kaki lagi di ruang makan saat pasangan love bird itu ada di sana.

Farrah pun memberhentikan tangisnya dan mulai makan. Batinnya menyeringai saat Cath pergi dari ruang makan. Sebentar lagi, wanita itu pasti akan tersingkir dengan cepat karena Farrah akan mulai mencuci otak Xander secara perlahan.

Sementara itu, pria di sampingnya itu memang terlihat tenang, tapi hatinya tidak demikian. Ia merasakan sakit saat melihat mata Cath yang menyemburatkan kesedihan. Apalagi ia tahu, jika wanita itu belum makan sama sekali.

🥀🥀

Dalam kamar, Catherina mencoba menahan perutnya yang berbunyi sejak tadi. Bohong jika ia tidak lapar. Dari tadi, ia mencoba mengganjal perutnya dengan keripik singkong. Tetapi, itu tetap saja tidak membuatnya kenyang.

Jam juga sudah menunjukkan pukul 12 malam. Memasak? Ia sedang tidak mood untuk melakukan hal itu. Beli makanan di luar? Siapa juga yang jualan keliling tengah malam di sini? Ingat! Ini bukan Indonesia.

Cath seketika mengernyit saat mendengar suara ketukan pintu dari luar. Siapa yang datang ke kamarnya malam-malam begini?

"Masuk!" titahnya pada sang pengetuk pintu.

Broken Hurts [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang