Forty Seven

44.7K 2.4K 57
                                    

London, Inggris, 16:05 PM

"Aku tetap tidak setuju! Buang anak itu dari sini, Glenn!"

Suara Matilda Grace Luther—ibu tiri Glenn menggelegar di segala penjuru ruangan. Wanita itu terkejut saat anak sambungnya tiba-tiba membawa seorang bayi ke dalam rumah. Ia marah dan tidak menerima kehadirannya.

"Apa aku membutuhkan persetujuanmu? Tidak, kan?" jawab Glenn dengan tenang. Ah, perlu kalian ketahui. Sejak kecil, pria itu memang tidak pernah bisa dekat dengan Grace. Ada saja cekcok di antara mereka berdua.

"Ini rumahku! Jadi, yang memutuskan semua hal di sini adalah aku! Kau tidak bi—"

"Ralat, ini adalah rumah daddyku, keluarga Luther. Kau hanya menumpang di sini. Kau tidak bisa mencegahku untuk memasukkan putriku sendiri ke dalam rumah ini. Akulah yang berkuasa di sini. Ingat itu!" kali ini emosi Glenn mulai tersulut.

Tiba-tiba, bayi mungil dalam gendongan Glenn menangis kencang. Pria itu pun dengan sigap menenangkannya. Entah mengapa, ia jatuh hati pada pandangan pertama saat melihat putrinya sendiri. Padahal dulu saat dalam kandungan, Glenn tidak berpikir sejauh ini untuk merawat gadis kecilnya.

"Ahhh! Berisik sekali!" teriak Grace dengan kencang.

Namun, Glenn tidak mempedulikan hal tersebut. Ia akhirnya membawa bayinya menuju kamar, diikuti dengan seorang baby sitter yang sedari tadi berada di belakangnya. Pria itu jelas butuh bantuan seseorang untuk merawat putrinya. Apalagi bayi tersebut menderita leukimia dan gizi buruk.

Glenn berusaha dengan sekuat tenaga. Ia bahkan sudah menghubungi rumah sakit terbaik untuk menyembuhkan sang putri.

Tak lama kemudian, kedua orang tersebut akhirnya sampai di sebuah kamar yang didominasi warna dark grey. Glenn kemudian meletakkan putrinya di atas ranjang.

"Apa tuan sudah menyiapkan nama untuknya?" tiba-tiba, Silvia Romilly—sang baby sitter bertanya pada Glenn.

Sejenak Glenn tampak berpikir keras. Namun sedetik kemudian, pria itu pun menerbitkan senyumnya. "Seraphina d'Odette." Ucapnya dengan lantang.

"Wah! Nama yang cantik. Ngomong-ngomong, apakah nama tersebut terinspirasi dari karakter novel atau komik, begitu?" tanya Silvia kembali. Gadis satu itu merupakan penggemar novel dan komik tingkat akut. Ia pernah membaca nama Seraphina di dalam buku yang dibacanya. Jadi, dirinya mengira bahwa tuannya juga mengambilnya dari sana.

"Tidak. Seraphina d'Odette adalah nama mendiang ibuku."

🥀🥀

Belanda, Europe, 16:10 PM

Arxavie baru saja selesai mandi. Bayi mungil tersebut sangat tenang saat berada di gendongan Dora. Ya, mau bagaimana lagi. Gadis itu suka sekali dengan anak kecil. Jadi, ia pun mengetahui teknik untuk menenangkan seorang bayi.

"Wah, baby Xavie tampaknya nyaman denganmu. Bagaimana bisa? Apa kau ahli sihir?" tanya Clayra polos.

Namun, Dora malah tertawa lepas. Ia bahkan tidak sadar bahwa sedang berhadapan dengan majikannya, walaupun pura-pura. "Tentu tidak, non. Saya mengetahui hal-hal kecil tersebut, termasuk membuat bayi menjadi nyaman. Mungkin, nyonya Cath dahulu belum mahir untuk menggendong putranya."

Mendengar hal tersebut, Clayra hanya manggut-manggut. Sementara itu, Dora sedang menahan gejolaknya untuk tidak menimbulkan keributan. Bayi yang sedang ada di gendongannya ini membuatnya salah fokus. Ia merasa gemas sekarang

Ya ampun, lucu sekali! Apa ini saudara kembar tuan Xander, tapi beda tahun lahir? Batinnya bertanya. Tak lama kemudian, Cath datang sambil membawa gendongan bayi. Wanita itu sudah siap untuk mengambil alih sang putra.

Broken Hurts [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang