Eight

65.6K 4.3K 25
                                    

Koreksi jika ada typo!

Happy Reading❤️

🥀🥀

Entah apa yang merasuki tubuh Xander saat ini. Ia tiba-tiba hilang akal. Tubuhnya bergerak maju dan menarik tengkuk Catherina. Gadis itu kaget karena apa yang dilakukan pria iblis ini sudah di luar akal sehat.

Xander menciumnya singkat. "Berhentilah mengomel! Sajikan saja masakanmu itu! Aku sudah lapar," ujarnya, lalu pergi dari dapur. Cath diam dan berdiri kaku bak patung Liberty. Apa yang sebenarnya terjadi beberapa detik yang lalu? Pikirannya mendadak blank dan kosong.

Untungnya, Wenny dan rekan-rekan menyadarkannya dari lamunan. Cath mencoba untuk menetralkan degup jantungnya ini. "Ya ampun, wajah Nyonya seperti kepiting rebus!" celetuk Shiren. Para pelayan dan koki pun sontak tertawa saat melihat wajah malu nyonya mereka.

"Aihhh, jangan menggodaku!" Catherina tak tau harus berkata apa lagi. Jangan sampai jiwa seorang Viera jatuh cinta pada iblis tampan itu, jangan sampai Viera! Jangan sampai, batinnya dalam hati.

🥀🥀

Hari ini Cath memasak terong telur balado, ayam kecap, dan sayur asam. Itu adalah makanan kesukaannya saat di rumah dulu. Ah, ia jadi rindu masakan ibunya.

Namun sayang, Xander malah menatap horor makanan yang tersaji. Makanan apa ini? Batinnya. Tetapi, saat melihat gadis yang makan dengan lahap sampai tercecer itu membuatnya jadi penasaran.

Pertama, lelaki itu mencoba terong telur balado. Wajah Xander tidak bisa dideskripsikan. Perpaduan sambal balado yang pedas sedikit manis, membuatnya ingin mencoba lagi. Meski makanan tersebut tidak pernah ia rasakan, tapi rasanya enak di lidah.

Lalu yang kedua, Xander mencoba ayam kecap. Rasa ayam yang gurih dicampur dengan rasa kecap yang manis serta bawang yang menyedapkan. Perpaduan yang sempurna, batinnya.

Terakhir, Xander mencoba sayur asam. Rasanya masam bercampur pedas. Lidahnya tidak terbiasa untuk makan itu. Akhirnya, ia memutuskan untuk makan terong telur dan ayamnya saja.

"Kau suka?" tanya Catherina tiba-tiba. Sang suami pun mendongak ke arah Cath.

"Tidak terlalu buruk, cuma aku tidak suka sayur ini. Rasanya aneh, asam sekali!" jawab Xander sambil menunjuk sayur asam.

Catherina tertawa kecil. Itu membuat Xander menatapnya tanpa berkedip. Ia baru sadar kalau gadis itu memiliki senyum yang indah.

Cath pun kembali melanjutkan makannya, begitu pun Xander. "Masakan dari mana ini? Aku belum pernah mencoba," tanya pria itu penasaran.

"Indonesia," kata Cath.

"Kau tahu dari mana semua masakan ini? Perasaan kau tidak mempunyai saudara ataupun teman di sana," tanya Xander lagi.

Karena jiwa yang bersemayam di tubuhku ini berasal dari sana, Catherina menjawab dalam hati.

"Apa gunanya internet, Tuan? Teknologi sudah canggih," bohong gadis itu. Sementara pria itu? Hanya manggut-manggut seperti orang bodoh.

Tujuh menit kemudian, acara makan pun selesai. Catherina hendak pergi ke kamar, sementara Xander hendak berangkat kerja. Namun tiba-tiba, dari arah depan, terdengar suara seorang perempuan yang memekakkan telinga.

"Sayang!"

Cath yang masih di undakan tangga, segera berbalik dan melihat siapa yang datang. Ternyata itu adalah Farrah. Wanita itu memakai dress berwarna hijau army ketat yang membentuk lekuk tubuhnya. Dress itu panjangnya di atas lutut dan juga berlengan pendek. Bahu mulusnya jadi terekspos sempurna. Lalu, ia memeluk Xander dan mencium bibirnya.

Pria tersebut juga membalas ciuman itu. Di sela-sela ciuman, Cath dapat melihat mata Farrah yang mengintipnya. Aduh! Lawak sekali dua bedebah ini! Ingin sekali Cath membakar hidup-hidup mereka berdua.

Catherina akhirnya memutuskan untuk meninggalkan dua sejoli tadi dan membersihkan diri. Ia juga ingin mencoba ber-makeup. Jiwa Viera ini sangat suka bersentuhan dengan makeup. Tetapi, saat sekolah atau ke luar rumah, ia tidak memakainya.

Pertama, dia mengeringkan rambutnya serta memberikannya vitamin. Setelah itu, ia memakai bandana kain bertelinga kucing yang dibelinya di mal. Cath mulai memoleskan sesuatu di wajahnya. Kuas-kuas makeup mulai bergerak beraturan, seiring dengan gerakan tangan gadis itu. Setelah itu, ia memoles wajahnya dengan bedak. Terakhir, Cath memakai liptint berwarna soft agar hasilnya terlihat natural.

Ia lalu memilih dress berwarna hitam polos yang simpel. Dress tersebut memiliki panjang di bawah lutut. Setelah itu, ia juga tidak lupa memakai kalung pemberian mendiang ibunya yang disimpan di dalam kotak beludru.

Kalung tersebut memiliki liontin kupu-kupu, mengingat sewaktu kecil, Catherina sangat suka sekali dengan serangga tersebut. Terdapat tulisan kecil yang terukir di sana, "My Rose".

Dalam novel, Catherina tidak pernah mau memakai kalung itu sampai akhir hidupnya. Alasannya adalah karena kalung tersebut mengingatkannya akan masa lalu, di mana keluarganya masih utuh dan bahagia. Akan tetapi, sekarang penghuni tubuhnya bukan Cath asli, kan? Ini adalah Viera! Jadi, tidak masalah.

Hari ini adalah hari kelahiran ibunya, sekaligus kematiannya. Oleh karena itu, Clayton, Cath, dan Clay akan mengunjungi makam sang ibunda. Sebelum itu, ia akan mampir untuk membeli bunga dulu.

Ngomong-ngomong soal toko bunga, Cath atau Viera akan mencoba mengikuti alur cerita novel aslinya sejenak. Ya, ia akan membeli bunga di Beauty Flowers. Tempat itulah yang mempertemukannya dengan seorang gadis penjaga toko bunga.

Gadis itu sangat pendiam dan tidak banyak bicara. Ia hanya muncul di awal cerita dan akhir saja. Tidak ada yang spesial saat pertemuan awalnya, tapi yang Cath maksud adalah akhir dari cerita ini.

Gadis itu punya kekuatan spesial. Kekuatan dimana dirinya bisa melihat masa depan. Dalam novel, gadis itu memperingatkan Cath untuk tidak mengejar cinta suaminya karena ia akan mati tragis di tangannya. Tetapi Cath? Ia malah menampar gadis itu dan mengata-ngatainya dengan umpatan kasar. By the way, saat mengatakan peringatan itu padanya, wanita itu belum mengandung anak Xander. Jalan cerita sebelumnya harus diubah. Maka, Viera lah yang akan merubah alur itu sendiri.

🥀🥀

Mobil mewah berwarna hitam glossy terparkir sempurna di depan sebuah toko bunga—Beauty Flowers. Catherina keluar diikuti para bodyguard setianya. "Ck! Tunggu saja di luar! Lagian kalian bisa melihatku dari jendela ini," perintah Cath dan dibalas anggukan oleh keduanya.

Bunyi bel berdenting saat gadis itu masuk. Harum semerbak bunga memanjakan hidungnya. Ia akan memilih bunga mawar putih dan edelweiss karena itu kesukaan ibunya.

"Selamat datang di Beauty Flowers, Nona," sapa seorang wanita paruh baya yang kini berdiri di samping Cath.

"Halo, Nyonya. Aku di sini ingin membeli bunga mawar putih dan edelweiss, jadikan buket juga," pinta Catherina. Lalu, pemilik toko tersebut mengangguk dan memanggil seseorang.

Yuna Agatha, itulah nama pemilik toko bunga Beauty Flowers. Meski toko bunga ini kecil, tapi di sini ia tidak menjaganya sendiri. Dirinya bersama seseorang dan itu adalah...

"Anastasia, bisa tolong bantu aku?" Yuna memanggil satu-satunya orang yang membantunya di sini.

Catherina menunggu gadis yang dipanggil Anastasia itu. Tak lama kemudian, munculah seorang gadis cantik, berkulit putih, berambut pendek sebahu dan memiliki lesung pipi. Mata hijau emerald miliknya terus menatap Cath. Tunggu! Ekspresi apa yang ditunjukkannya itu? Mengapa ia terlihat terkejut saat melihatku? Apa ia langsung bisa melihat masa depanku nantinya? batin Catherina dalam hati.

🥀🥀

To be continue...

Broken Hurts [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang