Thirty One

47.4K 2.8K 51
                                    

Pesanan Cath ternyata telah siap. Akhirnya, wanita itu berpamitan pada Glenn untuk undur diri. "Ah, pesananku ternyata sudah siap. Kalau begitu aku permisi dulu. Senang bertemu denganmu, Glenn," ucapnya lalu pergi meninggalkan cafe untuk melanjutkan perjalanan ke apartemen Clay.

Sepeninggal Cath, Glenn tersenyum simpul. Lalu, tatapannya menajam menatap kursi kosong yang tadi diduduki Cath.

"Aku harap kau segera pergi darinya, Cath. Wanita sepertimu tidak pantas untuk menjatuhkan harga diri demi bajingan itu. Biar aku nanti yang akan mengurus semuanya. Kau tunggu saja, bajingan itu akan mengejarmu bak orang gila," Glenn berucap pelan sambil menyeringai.

🥀🥀

Saat ini, Cath sudah sampai di gedung bertingkat tempat adiknya tinggal itu. Ia masuk ke lift dan memencet tombol untuk sampai ke lantai yang dituju.

Sesampainya di depan pintu, Cath langsung mengetuknya. Clayra bergegas membuka pintu dan langsung memeluk kakaknya dengan erat. Gadis itu sangat rindu setelah semingguan tidak bertemu.

"Aku sangat merindukanmu, kak! Kenapa kau tidak pernah datang ke apartemenku lagi?" tanya Clay sambil mencebikkan bibirnya. Cath tertawa saat melihat adiknya yang super manja ini.

"Maaf, Clay. Kakak bukannya tidak mau datang. Tetapi, beberapa minggu yang lalu, kakak jatuh sakit," ucap Cath. Wajah adiknya kini terlihat khawatir.

"Kakak sakit? Sakit apa? Kenapa tidak memberitahuku?" tanya Clay sambil menuntun kakaknya untuk masuk ke dalam apartemen. Mengapa ia tidak tahu apapun soal kakaknya ini? Ah, ia merasa kecewa sekarang.

"Maafkan aku, Clay. Bukannya aku tidak ingin memberitahumu. Tetapi, aku tidak mau kau khawatir. Apalagi kau sedang ujian kala itu," terang Cath tidak berbohong. Clayra pun mengangguk lemas. Ia ingin sekali berada di dekat kakaknya ini terus-menerus. Tapi apalah daya, sang empunya sudah menikah.

Catherina lalu menyodorkan espresso di depan wajah Clay. Sontak gadis itu tersenyum manis. Mood-nya berubah drastis kali ini. Gejala PMS sering kali merubah suasana hati seseorang. Dan itulah yang dirasakan Clay saat ini.

Mereka berdua akhirnya menghabiskan waktu untuk saling bercengkerama dan menceritakan aktivitas masing-masing disaat tidak bertemu. Sorenya, Cath dan Clay memutuskan untuk memasak bersama. Mereka membuat banyak sekali jenis makanan.

Ternyata, Cath baru tahu bahwa Clay memiliki hobi yang sama dengannya, yaitu membaca novel. Clayra memberikan beberapa rekomendasi cerita pada kakaknya yang terlihat antusias. Dirinya bahkan memberikan dua novelnya untuk sang kakak.

Sudah lama Cath ingin membaca benda tersebut. Namun, waktunya tidak pernah kondusif. Ada saja masalah yang menderanya. Ah, semoga besok waktu pulang ke mansion, ia bisa bersantai untuk membaca novel tanpa diganggu, doanya dalam hati.

🥀🥀

Keesokan paginya, Catherina langsung pamit pada Clay setelah sarapan. Ia tidak bisa berlama-lama karena pasti sudah ditunggu oleh suaminya. Mungkin saja, sih!

"Kakak akan mengunjungimu lain waktu. Bersekolahlah dengan baik dan jangan tidur terlalu larut!" nasihatnya pada Clay yang dibalas anggukan olehnya. Catherina pun turun sampai lantai bawah dan masuk ke dalam mobil yang telah menunggunya di parkiran.

"Oh, ya pak. Nanti mampir ke toko kue. Aku ing—" ucapan Cath terhenti saat melihat siapa yang menjemputnya. Itu adalah Xander.

Broken Hurts [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang