[202] Indigo?

41 1 0
                                    

Selama Aida dan Karlina menyantap baby crab dengan valour cheese dan sambil balado. Tiba-tiba Aida bertanya soal kepribadian Wawan saat masih sekolah.

"Kak Ipar, aku mau nanya soal Mas Wawan boleh nggak?" pinta Aida.

"Iya sayang, mau nanya apa? Insyallah kakak jawab dengan sepengetahuan ku, sebab Dik Awan terlihat misteri orangnya," balas Karlina.

"Dulu sebelum kenal YouTube dan Selebgram. Mas Wawan masih sekolah sering ngelakuin apa? Apakah masa-masa sekolah ia pernah pacaran?" tanya Aida.

"Hum ... menurut kakak, Dik Awan no life sayang. Ia lebih menghabiskan waktu di rumah, kadang pulang sekolah dia ikut bimbel, sekitar jam tiga sore pulang lanjut mengaji bareng kakak juga. Yah, memang Dik Awan sangat berprestasi di sekolah, ia kesulitan mendapat teman sebab orang lain bilang kalau Dik Awan terlihat aneh melihat kepintarannya. Saking pintarnya, Dik Awan sering menjadi bahan pembullyan. Dulu waktu kelas dua SD sampai kelas dua belas SMA sering menggunakan kacamata akibat rabun jauh mines dua. Selain belajar, ia sering menghabiskan waktu dengan menonton anime favoritnya One Piece. A—kalau soal pacaran kakak nggak pernah lihat, tapi dia punya teman cewek namanya Rahmah, mereka berdua satu kelas sampai SMA. Tapi, pas kuliah mereka malah tidak bertemu, sebab Dik Awan kuliah merantau sangat jauh. Nah, pas kuliah kakak tidak tau dengan kepribadiannya," jelas Karlina.

"Waduh, sepertinya kebiasaan Mas Wawan sama dengan diriku no life. Aku masih SD sampai SMP sering di rumah kakak ipar. Selain di rumah aku dan Mas Uk diajak bapak les Bahasa Inggris. Aku enggak pintar tapi sering di-bully dan tidak punya teman sama sekali, orang bilang aku ini aneh dan berbicara sendiri, padahal apa yang aku lihat itu adalah orang lain, meskipun dia tinggal di dunia berbeda, aku lebih senang menghabiskan waktu dengan orang yang datang dan keluarga dibandingkan orang lain maupun teman sekolah. Aku jadi insecure melihat Mas Wawan sepintar itu, aku hanya bisa belajar menyanyi dan belajar bahasa Inggris doang dengan menggambil jurusan  musik di SMK Swasta. Duh, Mas Wawan dulu sering makai kacamata yah Kak Ipar, pantes agak sipit. Anime One Piece itu film kesukaan ku saat pergi ke bioskop, apalagi lihat Zoro dan Luffy ganteng banget mandang hanya dua dimensi doang, tapi enggak pa-pa yang realita tetap ganteng dong. Hum ... Rahmah namanya bagus yah Kak Ipar, ngomong-ngomong Kak Rahmah lagi di mana sekarang? Lalu kerja apa?"

"Hahaha ... selain Dik Ipar dan Dik Awan, kakak dan Ihsan juga sama-sama no life sayang. Kami sekeluarga jarang keluar dari rumah, dan lebih memilih bermain di rumah bersama ibu, malamnya nunggu ayah pulang. Waduh, berarti Dik Ipar pintar Bahasa Inggris, TOEFL Dik Ipar berapa sekarang? Korban bully, Ya Allah ternyata pembullyan sudah merajalela yah sayang. Hah? Berbicara sendiri, Dik Ipar indigo yah? Hum ... kakak sebenarnya enggak suka anime, tapi lebih suka drakor dan Drama India ganteng-ganteng soalnya. Hehehe ... Alhamdulillah kalau begitu, kakak senang mendengarnya semoga kalian berdua cepat-cepat menikah, terus banyak-banyak bikin momongan, kagak sabar mau main sama ponakan. Iya, Dik Ipar kupikir Dik Awan bakalan menikahi Rahmah, eh ternyata tebakan ku salah malah Dik Aida yang mirip seperti ibu. Rahmah sekarang ada di sekitar sini, beberapa hari kemarin kakak lihat dia lagi kerja menjadi seorang Dokter di Rumah Sakit Bina Kasih, nemenin teman yang sedang sakit. Ini nah fotonya," balas Karlina menyodorkan handphone.

"Wah, Kak Rahmah cantik banget yah Kak Ipar, jadi insecure. Hum ... begitu aku baru tahu. Hehe ... enggak juga sih, aku belajar Bahasa Inggrisnya masih pasif kak. TOEFL? Aku nggak tau kak. Indigo? Aku nggak paham mahluk agak lemot. Em, aku dulu enggak suka apa-apa kak, aku lebih suka makan dan bertemu abang-abang ganteng, tapi setelah ketemu Mas Wawan aku berhenti dan ingin mengejar Mas Wawan terus. Aamiin, semoga Allah memudahkan hubungan ku dengan Mas Wawan."

"Iya, tapi masih cantik kan Dik Ipar mirip almarhum ibu. TOEFL itu kayak nilai buat daftar kerja sayang. Indigo itu bisa melihat mahluk tak kasat mata di dunia ini, hanya orang-orang istimewa seperti Dik Ipar. Dik Ipar lihat sesuatu enggak di rumah seperti wanita atau gitu. Ih—Dik Ipar genit yah, syukurlah kalau kamu suka sama Dik Wawan. Habis ini jangan genit lagi dengan cowok lain, kasian soalnya ia mudah cemburuan. Aamiin."

"Oh, aku enggak ngerti kak. Sebab masih duduk di kelas sebelas, insyaallah bulan depan awal duduk di kelas dua belas. Em, begitu aku baru tahu Kak Ipar. Kalau di rumah ini enggak ada sih, tapi saat aku pergi ziarah sama Mas Wawan. Lihat ibu duduk di makamnya, aku langsung datang menghampiri dan memeluknya, di situ juga aku dengar ibu membicarakan hubungan pacaran dengan ayah. Hahaha ... itu dulu Kak Ipar, sekarang kan sudah serius dengan calon suamiku seorang kepsek. Santai, kak aku enggak akan berpaling cowok lain kok, sebab Mas Wawan itu romantis, em jadi Mas Wawan gampang cemburu yah kak, kayaknya Mas Wawan lebih seperti anak kecil perlu di kelon. Ku pikir Mas Wawan terlihat, gagah pemberani, habis pacaran mudah cemburuan.

"Hahaha ... ada saja kamu adik ipar. Jadinya kamu punya dua anak tuh sekalian Dik Wawan. Oh, pantas aja tapi kalau kamu mau kerja di perusahaan harus bisa memperbaiki TOEFL minimal 500 point. Hum ... enak yah kalau jadi indigo terakhir kali aku mendengar pesan dari ibu, tolong jaga ayah dan adik-adikmu hanya kamu nak wanita satu-satunya dalam keluarga kita. Baguslah Dik Ipar, ya sudah kakak mau tidur dulu yah. Sudah ngantuk banget nih." Karlina melihat jam alarm telah berpukul dua puluh satu tiga puluh menit.

Kini Aida mengangguk saja sambil, tersenyum kebetulan baby crab valour cheese miliknya telah habis. Akibat kekenyangan Aida malah tertidur di samping Karlina hingga menanti besok pagi.

Kriing!

Kriing!

Suara alarm pukul setengah lima pagi berdering kencang, beriringan adzan subuh juga berkumandang. Kemudian Aida bangun dari tidurnya, ia duduk sejenak untuk mengumpul nyawa sembari melakukan olahraga kecil. Selepas berolahraga, Aida bergegas pergi ke kamar mandi untuk berwudhu.

Kemudian ia mengambil mukena dan memakainya, lalu membentangkan sajadah  yang telah ia pakai semalam, untuk melaksanakan solat subuh.

Selama Aida menunaikan ibadah solat subuh, membuat Karlina terbangun tiba-tiba mendengar suara takbir, ternyata yang melakukan hal itu adalah Aida, Karlina pikir nan mengucapkan takbir adalah malaikat pencabut nyawa.

Saat Karlina memperhatikan Aida, tiba-tiba perutnya malah kebelet dan ingin membuang air besar, Karlina pun bergegas pergi ke kamar mandi dengan terburu-buru.

Assalamualaikum, Pak Kepsek Season 2 [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang