[207] Air Terjun Pangkalan Kapas

8 1 0
                                    

Beberapa menit kemudian, kini Aida dan Wawan telah sampai di Desa Lubuk Bigau, alasan mereka berdua datang sebab ingin mengunjungi air terjun tertinggi di Riau dengan ketinggian 130 meter dari alami. Air terjun itu sering juga dikatakan air terjun Pangkalan Kapas, lokasi destinsi wisata alam ini ada di desa Lubuk Bigau, Kecamatan Kamparkiri Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.

"Mas, kita mau pergi ke mana hingga masuk pendesaan?" tanya Aida.

"Kita akan pergi melihat Air Terjun Pangkalan Kapas, sayang. Katanya air terjun tersebut sangat tertinggi di Pulau Riau. Ya sudah kita jalan kaki yah sampai ke sana," balas Wawan sambil mengajak.

"Emang naik mobil nggak bisa yah mas sampai ke sana. Ngomong-ngomong jauh nggak mas? Kalau Dedek lelah tolong gendong yah?" pinta Aida.

"Enggak bisa sayang, soalnya perjalanan ke sana hanya terdapat banyak anak tangga dan jembatan gantung. Lumayan jauh sih, tapi kalau kita berniat dan menikmati keindahan air terjun insyallah bakalan beruntung. Hahaha ... iya Dedek, tapi kalau ada orang anggap kita seperti bapak dan anak tidak apa-apa kan?"

"Yah, kirain bisa pakai kendaraan. Wah, Dedek jadi penasaran mas, ya sudah aku mau ikut lihat juga. Em, nggak pa-pa mas, Dedek nggak malu kok. Yang penting hubungan kita tetap romantis, walau dipandang sebelah mata oleh orang lain."

Setelah saling mengobrol, Wawan dan Aida keluar dari mobil bersamaan. Kemudian Wawan mengenakan kacamata hitam biar orang yang mengenalnya tidak menganggu hiburan mereka berdua atau sekalian kencan. Aida juga tidak lupa membawa kantong kresek berisi cemilan dan air mineral untuk berjaga-jaga agar tidak mudah lapar atau haus. Sepanjang perjalanan dan menaiki puluhan anak tangga, di situ Aida mulai kelelahan, mereka berdua yang saling bergandeng tangan malah berhenti. Wawan pun ikut kaget dan menoleh ke samping.

"Lah, kenapa Dedek berhenti bentar lagi mau sampai lho?" tanya Wawan.

"Dedek capek mas, ini paha kaki dedek sudah keram. Sesuai sepakat kita di mobil, mas mau kan gendong dedek," balas Aida, lalu meminta.

"Utututu ... baru naik puluhan anak tangga Dedek sudah capek aja, bagaimana nanti jadi ibu rumah tangga. Hehe ... ya sudah ayo naik punggung mas, tapi jangan sambil dicekik entar mas kesulitan bernapas dan kita malah jatuh berdua."

"Dedek kan masih kecil mas, jadi wajar kalau capek sedangkan Mas Wawan umurnya sudah dua puluh lebih. Yeah, makasih sayang. Ok, mas Dedek nggak bakalan cekik kok."

Selepas menggendong Aida, mereka berdua berjalan kembali menaiki anak tangga untuk menuju Air Terjun Pangkalan Kapas. Lima belas menit berlalu, kini Wawan dan Aida telah sampai di lokasi wisata tersebut, kebetulan tempatnya tidak terlalu ramai, jadi mereka bisa mengambil moment foto bersama.

"Dedek, turun yah mas capek banget nih. Yok kita foto bareng buat sebagai kenangan, jarang-jarang lho kita akan pergi ke sini lagi." Wawan nan kelelahan, lalu menurunkan Aida dari pundaknya.

"Hehehe ... iya mas, maafkan Dedek soalnya lagi habis ketiduran. Lagi pun bahu Mas Wawan empuk banget kayak bantal. Em, baiklah mas, apa pun permintaan nya Dedek siap melayani asalkan hal itu adalah hal termudah," balas Aida.

"Oalah, pantas aja Dedek nggak sadar, ternyata lagi tidur yah. Ah, masa sih? Tapi bahu mas capek juga sayang, nanti gantinya kita bercumbu di mobil. Masyallah istri penurut dan baik, tidak salah aku mendapatkan dirimu."

Aida pun mengangguk sambil tersenyum, lalu mereka berfoto berdua tetap berhadapan Air Terjun Pangkalan Kapas dari jembatan, kalau terlalu dekat takutnya handphone ke blur dan baju menjadi basah.

Cekrek!

Cekrek!

Selepas foto bersama, mereka berdua pun bergegas lagi menuju Mobil Alphard milik Syarif, sebab ingin pergi menuju wisata terakhir, di mana mereka akan menikmati senja matahari pada sebuah sungai.

"Dedek, turun nya nggak usah di gendong yah. Mas, capek banget nih, turunan anak tangga lebih gampang daripada menaiki anak tangga," ucap Wawan.

"Em, iya sayang. Maafkan Dedek sebab sering merepotkan mas," balas Aida.

Kemudian mereka berdua berjalan turunan dari anak tangga dan pergi menuju Mobil Alphard. Sembari melihat-lihat lingkungan Desa Lubuk Bigau, tiba-tiba adzan Zuhur berkumandang pada sebuah masjid kecil, tempat beribadah yang berdekatan dengan persawahan.

"Mas, kita solat dulu yuk," ajak Aida.

"Hum ... ya sudah, ayo sayang," balas Wawan menerima ajakan Aida.

Setelah itu, mereka berdua berjalan menuju Masjid Al-Furqon. Lalu Aida dan Wawan berpisah menuju tempat wudhu masing-masing. Sepuluh menit berlalu, kini mereka berdua telah selesai menunaikan ibadah solat dzuhur dan bertemu lagi saat hendak masuk, selanjutnya Aida dan Wawan berjalan menuju Mobil Alphard sebab ingin pergi ke lokasi wisata terakhir sembari melihat senja di sore hari.

Kini mereka berdua masuk bersamaan dan bepergian menuju Wisata Danau Raja Riau. Sebelum bepergian Wawan bernegosiasi dengan Aida.

"Dedek, masih ingat nggak janjian kita di Air Terjun Pangkalan Kapas. Katanya kalau sudah sampai di mobil, bakalan bercumbu sama mas," ucap Wawan.

"Em, apa yah mas. Dedek lupa. Oalah, ayo," balas Aida.

Pertama kali Aida menggerakkan jari-jemarinya dan menggapai dagu Wawan, lalu tangan satunya membuka dua kerah kancing kemeja milik Wawan dengan gaya halus. Kemudian Aida menghirup tubuh Wawan, bibir mungilnya menjilat dari pipi hingga mengenai bibir Wawan yang mengelap itu, kini mereka berdua saling bertukar lidah untuk melakukan hubungan, tidak lama sebuah pentol milik Wawan tegang seketika. Meraba sebuah pentolan itu membuat Aida berhenti melakukan hubungan, sebab ia pernah mendengar perkataan Karlina jangan terlalu berlebihan hubungan dengan Wawan, dikarenakan s*xs**l Wawan sangat luar biasa.

Suara kecupan itu terlepas, lalu Aida kembali duduk di kursi samping Wawan.

"Lho, kok di lepas sayang, padahal mas masih belum puas melakukan hubungan. Ayolah Dedek sedikit lagi," pinta Wawan.

"Aku, enggak mau mas. Sebab punya mas lagi tegang banget," balas Aida sambil memegang pentol Wawan.

"Heh?—argh, jangan dipegang sayang, nanti makin kencang biarkan dia lemas sendiri."

"Ih, Mas Wawan lebay banget dah. Dedek juga sudah sering pegang, apalagi kita saat pacaran pertama kali di mall sudah merasa bahwa pentol Mas Wawan sebesar gagang sapu. Yah sudah, kapan nih kita jalannya mas, Dedek dah bosan banget."

"Ha? Dedek sudah mulai nakal yah, jadi soal itu bukan tidak sengaja malah jadi disengaja kan. Baiklah kita pergi bakalan sekarang juga."

"Sebenarnya Dedek nggak nakal mas, tapi gara-gara ajaran mamak dan bapak, aku makin dalam mempelajari nya."

Kini Wawan mengangguk saja sambil tersenyum. Selesai melakukan hubungan yang sangat panas, mereka pun bergegas pergi menuju wisata Danau Raja dengan menggunakan Mobil Alphard.

Assalamualaikum, Pak Kepsek Season 2 [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang