[206] Candi Takus

9 1 0
                                    

Saat sampai di dalam mobil, Aida dan Wawan bergegas masuk bersamaan. Kemudian Aida mengambil air mineral kantong kresek dengan meminum nya. Setelah itu, Aida bertanya kembali.

"Mas, ngomong-ngomong dibanding Kak Rahmah dengan diriku. Siapa yang paling cantik?" tanya Aida.

"Dua-duanya sama kok, sebab wanita diciptakan paling cantik. Bukan wajah saja tapi hati juga. Emang kenapa Dedek nanya begituan masih cemburu?" balas Wawan, lalu bertanya.

"Hum ... terus Mas Wawan sayang sama aku atau Kak Rahmah. Dedek nggak cemburu mas, hanya ingin memastikan aja, siapa tau Mas Wawan masih ada sayang sama Kak Rahmah. Lagi pun pertanyaan ini cuman nanya aja, sebelum kita menikah, Dedek nggak mau bahas soal orang ketiga," balas Aida.

"Ya Allah, kan mas cuman sayang sama kamu. Rahmah itu hanya teman doang. Sudah, dedek nggak usah mikirin hal tersebut. Mas, tidak mau meluapkan emosi ini. Untuk apa aku mengejar mu kalau ingin selingkuh hingga nekat melamar mu, sebab aku sayang. Ya sudah kita jalan aja yah keburu siang."

Mendengar balasan Wawan, kini Aida bungkam begitu saja. Kemudian ia memeluk Wawan sebagai tanda minta maaf.

"Maafkan, Dedek yah mas sudah bikin marah begini. Dedek janji tidak akan mempermasalahkan lagi soal Kak Rahmah, baiklah Dedek mengerti tapi kalau mas masih melakukan nya dan ketahuan dari hadapan ku, maka aku tak segan berbicara pada Mas Wawan."

"Iya sayang, mas sudah maafin kok tapi tolong jangan diulangi lagi yah."

Selepas saling mengobrol Wawan menginjakkan pedal gas mobil dan bepergian menuju Wisata Candi Muara Takus yang ada satu-satunya di Pulau Riau.

Beberapa menit kemudian, kini mereka berdua telah sampai di tempat tujuan. Candi Takus merupakan Candi Buddha yang terletak di Desa Muara Takus Kecamatan Koto Kampar XIII, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. 

"Mas ... mas kita selfie berdua yuk," ajak Aida.

Wawan pun mengangguk.

"Tapi, mas aja yang pegangin. Capek Dedek kalau mas bungkuk," pinta Wawan.

"Heh? Nggak usah nyindir juga kali mas, pendek-pendek begini ngangenin lho, apalagi soal s*x auto lemas Mas Wawan," balas Aida.

"Aku nggak menyindir Dedek, tapi ini memang benar-benar realita, masa mas masih muda sudah bungkuk duluan kan malu juga sama anak kita. Ih—jangankan ngangenin kita nggak ketemuan aja, mas sudah kangen sama Dedek, apalagi soal semalam terpisah oleh batasan-batasan Kak Karlina. Duh, kalau bahas s*x mas nggak bisa berkata-kata lagi, sebab kekuatan Dedek semakin menjadi-jadi hingga bikin  burung mas tidak bisa di lemaskan."

"Utututu ... iya Mas Wawan ambil aja iPhone Dedek. Ah—dedek jadi malu. Sebenarnya Dedek nggak pernah ngelakuin ini mas, tapi semenjak kehadiran Mas Wawan, aku mulai banyak mengenal arti kedewasaan. Terimakasih yah mas, sudah hadir dunia ini untuk membuat Dedek mendongak ke atas menjadi posisi lebih dewasa."

Kini Wawan mengangguk saja sambil tersenyum, lalu mereka berdua melakukan foto bersama untuk mengambil moment.

Cekrek!

Cekrek!

Setelah foto bersama di Candi Takus, Aida dan Wawan berjalan kembali menaiki Mobil Alphard milik Syarif.

"Mas, sekarang kita mau pergi ke mana lagi?" tanya Aida.

"Kita akan pergi menuju wisata air terjun," balas Wawan.

Tidak lama perut Aida malah keroncongan hingga membuat Wawan juga ikut kaget.

"Mas, kita makan dulu yuk, Dedek lapar banget nih," pinta Aida.

"Utututu — ya sudah ayo sayang, kita cari makanan terdekat," ajak Wawan.

Kemudian Wawan menghidupkan mobil, lalu pergi mencari tempat makan terdekat. Beberapa menit kemudian, Wawan dan Aida telah sampai di warung  Sate Rusa Lirik.  Selepas itu mereka berdua turun bersamaan menuju warung sambil bergandeng tangan.

Selanjutnya Wawan dan Aida duduk di meja kosong, tidak lama pelayan cantik datang menghampiri Wawan.

"Selamat pagi menjelang siang, bapak, kakak. Mau makan apa?" sapa pelayan, sambil bertanya.

"Kak, saya mau pesan sate rusa dua. Terus dua es teh porsi besar," pinta Wawan.

"Makan di sini atau bawa pulang, pak?"

"Makan di sini aja kak," balas Wawan.

Pelayan cantik itu pun mengangguk, lalu pergi meninggalkan Aida dan Wawan.

"Mas, emang sate rusa halal di makan?" tanya Wawan.

"Halal lah sayang, apalagi kita sudah lamaran terus nikah lebih halal. Hewan-hewan yang memiliki taring dan bercakar tapi tidak menggunakan taring dan cakarnya untuk menyerang, hukumnya halal dikonsumsi," balas Wawan sambil menggombal Aida.

"Oh, Dedek baru tahu mas. Kupikir yang halal itu cuman ayam, bebek, kambing sama sapi doang. Kalau Dedek kulum permen kojek milik Mas Wawan halal nggak?"

"Heh? Dedek mulai nakal, sabarlah sayang kita masih ada di tempat umum. Mas janji deh habis dari Riau bakalan mas lakuin buat dedek tapi jangan sampai kelewatan. Hewan yang halal itu tergantung makanannya sayang."

Kini Aida mengangguk sambil tersenyum, lalu ia menyandarkan kepala di bahu Wawan.

"Mas, nanti habis nikahan, kita bakalan bulan madu ke mana?" tanya Aida.

"Ke mana saja boleh sayang, asalkan buat kamu nyaman aja," balas Wawan.

"Gimana habis nikahan, kita bulan madu  ke Bali aja, terus umroh bersama dan terakhir pergi ke Jepang." Aida nan berhalusinasi.

"Heh? Emang kita liburan bakalan pergi ke tiga tempat sekaligus. Kalau masalah uang sih cukup bagi, mas. Tapi, kita nggak bisa bagiin waktu saya, mas selaku kepala sekolah dan pemimpin harus profesional sesama guru dan murid lainnya."

"Ih—kata Mas Wawan terserah. Jadi Dedek serba salah, ya sudah kita mau pergi ke mana mas?" gerutu Aida.

"Kita pergi ke Ancol sayang, hotel bintang lima di Jakarta," balas Wawan.

"Bosen mas, yang jauh sedikit napa. Ajak Dedek ke luar negeri."

"Ya sudah pergi ke Singapura aja, sewa villa mewah dekat pulau kosong."

"Wah, boleh mas. Apalagi di villa mewah itu kita hidup berdua, kalau tinggal di pulau kosong, kita nggak bakalan diterkam hewan buas kah?"

"Enggak lagi Dedek, kan ada mas yang menaklukkan hewan buas, apalagi hari Dedek. Gini-gini juga mas mantan kungfu  sabuk hitam."

"Wah, suami idaman. Jadi komplit deh pada Mas Wawan, Dedek sangat bangga bisa dicintai sama mas."

Selama mereka berdua sibuk berkencan, tidak lama kedua pelayan datang menyuguhkan sate rusa dan sebakul nasi hangat beserta dua gelas es teh, dengan melayani keinginan Wawan. Melihat kehadiran makanan tersebut, membuat mata Aida berkaca-kaca, kemudian mereka berdua bergegas menyantap makanan itu bersama-sama.

Selesai menyantap makanan, Wawan dan Aida nampak kenyang bersamaan. Kemudian  mereka berdua bergegas menuju kasir untuk membayar makanan yang telah mereka makan.

"Kak, berapa total makanan yang kami makan?" tanya Wawan.

"Hum ... emang bapak tadi mesan apa saja?"

"Saya tadi mesan dua porsi sate rusa sama dua es teh berukuran raksasa."

"Em, dua porsi sate rusa tiga puluh ribu kali dua enam puluh ribu, dua gelas es teh sepuluh ribu kali dua, dua puluh ribu. Jadi total belanja delapan puluh ribu, pak."

Wawan pun mengangguk, lalu ia mencari dompet di saku celananya, kemudian mengambil uang kas seratus seribu dan menyerahkan pada kasir. Selepas membayar dan menunggu uang kembalian, mereka berdua bergegas pergi menuju Mobil Alphard dan melanjutkan perjalanan wisata kota Pekanbaru.

Assalamualaikum, Pak Kepsek Season 2 [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang