[239] Menyanyi Bersama Kembali

2 1 0
                                    

Beberapa menit kemudian, kini mereka berdua telah sampai di restoran orang barat, di mana tempat tersebut sangatlah viral ditambah ada banyak makanan yang sangat enak, meskipun harganya menguras kantong uang namun selera perut dan lidah work hasilnya.

Selepas itu, Wawan dan Aida turun bersamaan dari mobil. Aida yang sibuk memainkan handphone dengan menghafal lagu Izinkan Aku sudah mulai terbiasa.

"Mas Wawan, dedek sudah hafal dengan lagu karya mas. Enak liriknya mudah sekali untuk dihafal, kagak sabar dedek mau nyanyi barang sama Mas Wawan," ucap Aida.

"Alhamdulillah, mas senang mendengarnya kalau Dedek sudah hafal. Iya sayang, yang sabar yah. Ya sudah, kita masuk yuk, sepuluh menit lagi acara mau mulai," balas Wawan sembari mengajak Aida masuk ke restoran orang barat tersebut.

Aida mengangguk seraya tersenyum, lalu mereka berdua bergegas masuk ke restoran tersebut dengan gaya elegan dan saling mengandeng tangan. Saat masuk ke dalam ruangan tersebut, Aida dan Wawan duduk di meja makan yang kosong.

"Hallo, selamat malam, apa kabar semua? Baiklah, dengan acara malam ini, kita telah kedatangan tamu Wawan Wijaya bersama rekannya. Baiklah Pak Wawan silakan maju ke depan sini," sapa pembikin acara, lalu menyuruh Wawan dan Aida untuk naik ke atas panggung yang telah disediakan.

"Terimakasih Pak Ahmad telah mengundang saya di sini.  Assalamualaikum, teman-teman. Selamat malam, apa kabar? Semoga kalian semua baik-baik saja, baiklah malam ini aku ditemani dengan calon istriku Aida Puspita Sari dan kami berdua akan menyumbangkan lagu dengan judul Izinkan Aku by Junna Aditya."

"Wanita itu siapa yah?" heran penonton cewek.

"Adiknya kali atau anaknya," balas penonton cowoknya.

"Oalah adiknya. Hah, mana mungkin, anaknya, Bang Wawan kan masih melajang."

"Nah, katanya itu calon istrinya."

"Hah, istrinya kecil banget dah. Kok nggak kasih tau yah, kan gue jadi patah hati. Hiks hiks."

"Selera orang beda-beda kan, mungkin itu adalah keinginan Pak Wawan. Enggak usah pakai nyindir segala, nggak baik mungkin alasan Pak Wawan suka sama dia ada hal istimewa. Lu, kenapa patah hati kan ada gue di sini, enggak usah lebay deh."

"Ogah, males gue sama elu. Nggak romantis banget seperti Pak Wawan."

Kini penonton cowok hanya diam saja dan menghela napas yang panjang, sembari mereka berdua sibuk mengobrol Wawan dan bersiap menyanyikan lagu mereka.

"Aku, telah menyimpan di benakku, bermimpi selalu di dekatmu, inginkan ku selalu bisa menyeka air matamu, hingga aku nikmati tawamu," ucap Wawan.

"Sendirimu ... kini aku akan ku akhiri, kan ku hempas sepi hatimu, sepenuh hatiku ...," balas Aida.

"Izinkan ku untuk mendekap mu, izinkan ku untuk bilang cinta yang hanya terdengar oleh mu, izinkan ku untuk menjagamu, izinkan aku untuk bilang sayang yang hanya padamu saja seorang." Aida dan Wawan nyanyi bersamaan.

Tiga menit berlalu, kini mereka berdua telah selesai nyanyi bersamaan, lalu pergi meninggalkan panggung. Saat Wawan dan Aida hendak pergi meninggalkan panggung, Ahmad pun datang menghampiri Wawan dengan membawa amplop berisi uang.

"Pak Wawan?" panggil Ahmad.

Wawan dan Aida berhenti sejenak, then mereka berdua berhenti bersamaan dan menoleh ke samping.

"Iya, Pak Ahmad ada apa?" balas Wawan dengan bertanya.

"Ini uang tipnya, pak. Terimakasih sudah menghibur restoran ku," ucap Ahmad seraya menyodorkan amplop.

"Em, enggak usah pak. Mending uangnya simpan aja." Wawan menolak amplop nan diberikan oleh Ahmad.

"Lah, kenapa pak. Kan saya mengundang bapak dan calon istrinya, maka saya harus membayar juga?" heran Ahmad.

"Enggak pa-pa, mending bapak ganti kami makanan dan minuman terenak aja. Kalau dibayar sama uang sama aja dengan gravitasi." Wawan mentransformasikan uang dengan makanan dan minuman.

"Hum, baiklah pak. Sekali lagi, terimakasih sudah datang ke sini."

Wawan pun mengangguk sembari tersenyum, melihat penolakan Wawan kepada Ahmad membuat Aida tersenyum saja, dengan melihat betapa menawannya Wawan. Amplop berisi uang tebal itu lebih menggantikan dengan makanan yang tak semahal dompet tersebut.

Setelah mengobrol dengan Ahmad. Wawan dan Aida duduk di kursi kosong untuk menunggu makanan dan minuman pemberian dari Ahmad. Sembari mereka berdua sibuk menunggu, tidak lama seorang penonton cowok dan cewek datang menghampiri Wawan.

"Pak Wawan, boleh foto bareng," pinta pengemar nya.

"Em, boleh tapi bareng istriku yah. Sini sayang tolong mendekat lah," balas Wawan. Kemudian ia memanggil Aida.

"Hah, iya mas," balas Aida.

Kemudian mereka berempat foto bersama.

Cekrek!

Cekrek!

"Makasih yah Pak Wawan dan ibu juga," ucap pengemar nya.

"Iya kak, sama-sama nanti jangan lupa tag yah," balas Wawan.

Kini kedua pengemar mengangguk sambil tersenyum. Selepas foto bersama, tidak lama makanan yang ditunggu oleh Wawan dan Aida telah sampai, lalu mereka berdua bergegas menghabiskan makanan tersebut.

"Mas ini Pizza sama hamburger enak banget, beda sama Pizza HUT dan Makde," ucap Aida.

"Iya sayang, bahkan lidah mas nggak berhenti bergoyang apalagi bibir Dedek," balas Wawan.

"Hadeh, kita masih ada di tempat umum lho mas. Enggak enak dilihat orang lain, kalau kita bercumbu," gerutu Aida.

"Utututu ... maafkan mas, yah sayang. Aku tadi cuman bercanda doang kok. Nanti kita sambung ciuman di rumah aja."

"Ih—Mas Wawan bikin kesal aja, awas kalau bercanda lagi, enggak bakalan Dedek kasih jatah."

"Jangan dong sayang, mas janji tidak akan mengulangi nya lagi."

Selesai menyantap makanan dan minuman khas barat, kini Aida dan Wawan pergi meninggalkan restoran tersebut ditambah waktu adzan isya tinggal seperempat jam lagi mau berkumandang, lalu mereka telah sampai di parkiran dan bersiap untuk pulang.

Sampai sepertiga tiba-tiba adzan isya malah berkumandang, then Aida mengajak Wawan untuk melaksanakan ibadah solat isya.

"Mas, kita solat dulu yuk," ajak Aida.

"Ya sudah, ayo sayang. Kita solat isya segera mungkin," balas Wawan dengan langsung menerima ajakan Aida.

Kemudian Wawan dan Aida telah sampai di Masjid Furqon Kholid, lalu Wawan singgah mengendarai mobil ke lapangan masjid yang telah tersedia. Selanjutnya mereka berdua turun bersamaan untuk berangkat ke masjid tersebut sambil bergandeng tangan, sampai di batas suci.

"Mas, Dedek mau wudhu dulu yah, sampai berjumpa lagi," ucap Aida dengan meminta.

"Iya sayang, mas mau berwudhu juga," balas Wawan.

Kini mereka berpisah dan pergi menuju tempat wudhu masing-masing untuk menunaikan ibadah solat isya. Sepuluh menit berlalu, Wawan telah selesai dan berjalan menuju pintu luar, sedangkan Aida seperti biasa datang menghampiri Wawan dengan memeluk dari belakang.

"Mas Wawan?!" panggil Aida.

"Astaghfirullah! Dedek bikin ngagetin aja, untung nggak jantungan," ucap Wawan.

"Hahaha ... maafkan aku Mas Wawan, aku hanya kangen saja sama mas, rasanya Dedek nggak mau pisah sama mas selamanya," balas  Aida.

"Ya ampun sayang, kita saja baru pisah sepuluh menit sudah kangen aja. Tapi, gak pa-pa tetap bangga kok punya istri seperti mu."

Aida pun mengangguk sambil tersenyum, then mereka berdua bersiap untuk pergi menuju mobil Daihatsu Ayla berwarna biru yang terparkir di lapangan. Next, Aida dan Wawan bergegas pulang ke rumah Wawan untuk bermalam selama dua hari.

Assalamualaikum, Pak Kepsek Season 2 [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang