Sinar mentari pagi ini terlihat mengganggu penglihatan Anne. Sesekali ia mengedipkan matanya untuk melihat keada di sekitarnya.
Kosong, itu yang Anne temukan saat membuka matanya. Api unggun di dalam gua bahkan telah habis dan tersisa asap dan abunya saja.
Kemana perginya Nour dan Tumnus?
Anne lalu bangkit dan keluar dari mengintip kondisi di luar gua dari bibir gua. Betapa terkejutnya Anne saat melihat Aaron tengah berbincang dengan para Centaur dan Minotaur sembari memperlihatkan sebuah kertas usang yang Anne yakini adalah sebuah peta.
"Sedang apa kau kemari? Bagaimana perperangan kemarin? Apa Calestia memenangkan perangnya?" tanya Anne penasaran. Gadis itu lalu keluar dari dalam gua sembari merekatkan jubah yang ia kenakan.
"Ares mengalami cidera yang cukup serius hingga harus rehat sejenak untuk memulihkan keadaannya," jawab Aaron.
Anne memperhatikan peta yang Aaron bawa. "Apa kalian sedang merencanakan sesuatu?"
"Max memutuskan untuk melanjutkan perangnya secara rahasia. Kami telah merencanakan semuanya semalam dan hari ini aku memberikan tugas pada mereka," jawab Aaron lalu menatap para Centaur.
"Jangan lupa untuk mengoleskan ramuan yang Nour buat di setiap anak panah kalian," surun Aaron. Pria itu lalu menatap Anne yang sedari tadi sibuk meneliti isi peta Aaron.
"Aku tidak mengatakan pada Max jika kau ada disini. Sekarang keputusan ada di tanganmu, Anne." Aaron mengeluarkan sebilah pedang kecil berwarna perak pada Anne. "Kau ingin tetap disini bersembunyi hingga perang usai atau kau ingin merebut bunga itu dari Raja Edgar?"
Anne terlihat ragu. "Mengapa kau begitu yakin jika aku bisa mengambil bunga itu?"
Aaron tersenyum tipis. "Karena kau berbeda dari semua gadis yang pernah aku temui di negeri ini. Aku melihat pancaran semangat yang sangat luar biasa dari sorot matamu dan kabar bahagianya Ares yang memberkati kepergian mu, Anne."
Anne terkejut bukan main sekaligus senang. Ia tau jika hati kecilnya sangat takut tapi saat ia tau jika Ares mendukungnya membuat Anne Kembali bersemangat.
Namun senyumnya memudar. "Bagaimana dengan Nolan? Aku tidak bisa membunuhnya begitu saja. Aku sungguh tak tega."
Aaron menepuk pundak Anne. "Biarkan Maleficent yang melakukan itu. Aku tau kau sangat khawatir dengan misi kali ini, tapi kau tidak perlu khawatir karena Maleficent bisa dengan segera menyembuhkan luka Nolan. Jadi, jangan terlalu khawatir dan fokuslah mengambil bunga itu, kau paham Anne?"
Anne mengangguk paham ia lalu mengambil sebilah pedang kecil itu untuk berjaga-jaga. "Kapan aku bisa kesana?" tanya Anne siap.
*****
"Bagaimana mungkin ibu membiarkan Alicia pergi sedangkan ibu tau kalau keadaan saat ini sedang tidak baik?" tanya Max dengan nada kesal. Max sudah tau pasti Anne pergi menuju kerajaan Tarrent untuk mengambil bunga keabadian itu seorang diri.
"Sekarang apa ibu tau kemana Aaron membawa Alicia?" tanya Max penasaran namun wanita itu menggelengkan kepalanya.
"Ibu minta maaf karena membiarkan Alicia pergi. Tapi apa kau tau, ia tidak betah berada disini, ia juga ingin membantumu mengalahkan Raja Edgar," ujar sang ratu seperti hendak menyakinkan putranya. "Alicia adalah gadis yang tangguh, ia masih saja jadi gadis pemberani hingga saat ini. Jadi, biarkan ia membantu, Nak."
Max menggelengkan kepalanya kuat. "Aku hanya tidak ingin kehilangan Alicia untuk kedua kalinya. Aku akan mencarinya sekarang." Max melangkah pergi meninggalkan ibunya yang sedari tadi menjaga suaminya yang tengah kritis.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAR OF THRONES [REVISI] [TAMAT]
Исторические романыMaximilian Sebastian Ronan, ia seorang calon raja yang sebentar lagi akan naik takhta setelah dirinya menikah. Namun, kejadian tak diinginkan terjadi padanya. Kekasihnya dinyatakan hilang sehari sebelum acara pertunangan mereka. Bernama lengkap Alic...