72.

524 23 1
                                    

Alicia tak hentinya bergumam takjub saat melihat senja sore ini. Ia sama sekali tak merasakan bosan karena pemandangan menuju kerajaan Netherlands sangatlah indah. Gunung dan hamparan rumput di sepanjang jalan menuju Netherlands sangatlah indah.

Beberapa burung-burung kecil terlihat terbang pulang ke sarang mereka. Bahkan Alicia barusan melihat beberapa ekor kelinci memasuki lubang yang mereka buat di bawah pohon besar.

"Aku tidak menyangka jika perjalanan menuju Netherlands sangatlah indah. Kerajaan ini benar-benar masih asri dan hutangnya juga masih terawat dengan baik," komentar Alicia sambil terus melihat beberapa hewan dari jendela kereta kudanya.

"Hutan Netherlands memang sangat indah. Pemukiman penduduk juga masih mirip dengan pedesaan di Calestia." Melisa bicara menanggapi perkataan putrinya sembari membaca buku di tangannya.

"Kalau tidak salah, wilayah Netherlands tidak seluas Calestia, 'kan?"

Melisa mengangguk. "Tepat sekali, wilayah Netherlands hanya setengah dari Calestia dan seperempatnya adalah hutan dan peternakan serta perkebunan warga."

Alicia mengangguk paham. "Apa toko roti Paman Dulcie selalu ramai?" tanya Alicia penasaran.

"Tentu saja. Bahkan lebih ramai dari toko roti kita. Asal kau tau, roti buatan Paman Dulcie sering di pesan oleh kerajaan sebagai jamuan istana," jawab Melisa lalu menutup bukunya dan melihat keluar jendela.

Alicia benar-benar takjub. Ia sudah sangat lama tak berjumpa dengan Paman Dulcie bahkan kalau tak salah ia sempat kesana saat ia masih berumur 5 tahun dan setelahnya ia belum pernah bertemu dengan Paman Dulcie karena padatnya jadwal ayah Alicia.

"Kita akan sampai sebentar lagi. Kau bisa lihat di ujung sana adalah desa Lambert berada." Tuan Wingston tersenyum sembari mengabari putri dan istrinya kalau sebentar lagi mereka akan sampai.

"Aku sangat tidak sabar," gumam Alicia.

*******

Ada sesuatu yang berbeda dari makan malam di istana Tarrent kali ini. Bahkan Nolan terlihat tak hentinya tersenyum mendengar pembicaraan antara Ayahnya dengan beberapa dewan yang sudah sangat lama tak bertemu.

Bahkan Ratu Laura yang berada disamping Nolan juga terlihat memotongkan daging domba yang di masak khusus untuk acara makan malam hari ini.

"Makanlah yang banyak dan setelah ini minumlah obatmu," ujar Ratu Laura yang seperti sedang memanjakan putranya. Bahkan wanita itu seperti tak ingin melepaskan pandangannya dari Nolan.

"Aku sungguh bersyukur akhirnya kutukan ini bisa berakhir dan semuanya berkumpul dengan ketenangan dan kedamaian, your majesty." Salah satu Dewan kerajaan terdengar memuji kedatangan Raja Raymond yang telah lama hilang.

Raja Raymond hanya tertawa. "Aku sangat penasaran dan tak sabar mendengarkan cerita putraku yang rela mempertaruhkan nyawanya demi meleburkan kutukan ini."

Raja Raymond lalu menatap putranya. "Aku yakin sebentar lagi kau akan siap memimpin kerajaan Tarrent dengan kemampuan mu."

Dewan kerajaan yang duduk di pojok kanan mengangguk. "Aku setuju dengan perkataanmu, Your majesty. Putra mahkota memang telah layak menjadi pemimpin kerajaan."

"Benar sekali!! Your majesty."

Ia kembali menatap putranya. "Bukankah tadi kau mengatakan ada yang ingin bicara pada kami perihal perbatasan diselatan?" tanya Raja Raymond.

WAR OF THRONES [REVISI] [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang