Malam ini Anne terlihat tengah berada di kamar Merida sembari menunggu wanita itu memilih beberapa gaun yang bisa Anne kenakan.
"Jangan lupa pakai jubah ini," suruh Flo selaku pelayan muda yang sedari tadi sibuk mencari jubah yang pas untuk Anne. "Kalau sampai Tuan Nolan tau kalian berdua berpergian ke luar istana. Bisa bisa aku dan beberapa pelayan lainnya akan terkena imbasnya," sambung Flo lalu meletakkan jubah berwarna abu abu dengan ukiran bunga yang sangat cantik.
"Aku baru tau kalau kau punya jubah secantik ini, Flo?" tanya Merida pada Flo dengan tatapan penuh curiga.
Flo terlihat tak mengindahkan pertanyaan Merida dan lanjut merapikan beberapa baju miliknya yang barusan ia bongkar.
Merida lalu mendekati Flo. "Apa kau masih sering menemui Andrew secara diam diam?"
Flo yang terkejut langsung menutup mulut Merida. Kalau sampai Nolan tau bisa habis Flo terkena omelan panas oleh Nolan.
"Bibi Merida!! Bisa kau kecilkan suaramu!? Jika Tuan Nolan tau, aku bisa habis di omeli olehnya."
Anne yang penasaran ikut menguping pembicaraan Merida dan Flo. "Siapa Andrew?"
"Bukan siapa-siapa."
Merida hanya terkekeh. "Bukan siapa siapa kau bilang? Aku melihat mu di Calestia sewaktu itu dan kau tengah berduaan dengan Andrew."
"Apa dia kekasihmu?" tanya Anne antusias.
Flo menarik napas panjang lalu menghembuskan nya secara perlahan-lahan. "Aku mohon padamu jaga rahasiaku kali ini. Aku hanya tak ingin Tuan Nolan tau kalau aku sering berkencan dengan Andrew." Wajah Flo terlihat memelas di hadapan Anne.
"Mengapa wajahmu seperti anak anjing yang sedang memelas meminta makanan padaku?" tanya Anne sembari terkekeh dan mencubit pipi Flo gemas. "Aku janji tidak akan memberitahukan hal ini pada Nolan. lagipula sepertinya Nolan tidak peduli dengan hubungan kalian berdua."
"Tentu peduli. Beberapa pekan lalu Calestia dan Tarrent sempat memanas karena Pangeran Calestia ingin mengambil alih desa Herbest dari Tuan Nolan," sambar Flo sembari memasangkan jubah ke tubuh Anne.
"Baiklah, Aku tidak akan memberitahu Nolan." Anne terlihat bercermin pada cermin besar di depan.
"Kalau memakai jubah ini, aku semakin yakin tidak ada yang mengenali kalian," ujar Flo.
Anne hanya tersenyum walaupun sebenarnya ia sama sekali kesulitan melihat karena penutup kepala jubah itu sangatlah besar. bahkan kepala Anne saja sampai tak terlihat dan hanya menyisakan bagian mulutnya saja.
"Aku akan kesulitan melihat jalan jika seperti ini," keluh Anne.
"Aku yang akan menuntun mu, Nona. Kita hanya sebentar dan setelah menemukan bunga mawar keinginanmu kita akan langsung kembali ke istana." Merida terlihat sudah siap dengan jubahnya.
"Paman Harry sepertinya sudah siap dengan kereta kudanya di belakang istana. Segeralah pergi dan aku ingin segera tidur sekarang," usir Flo memaksa Merida dan Anne untu keluar dari kamarnya.
"Terimakasih banyak, Flo," ucap Anne.
"Tak masalah. Jika bunga mawarnya ada banyak, tolong belikan aku beberapa tangkai untuk ku letakkan di vas kamarku." Flo tersenyum pada Anne sembari melambaikan tangannya.
"Baiklah."
Merida menarik tangan Anne agar bisa mempercepat langkah kakinya karena mereka tak punya waktu yang banyak.
*****
"Pangeran, apa kau tidak lelah seharian memunguti mawar ini?" tanya Harris yang terlihat menyudahi membersihkan beberapa kelopak mawar menggunakan tongkat jaring yang lumayan besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAR OF THRONES [REVISI] [TAMAT]
Ficción históricaMaximilian Sebastian Ronan, ia seorang calon raja yang sebentar lagi akan naik takhta setelah dirinya menikah. Namun, kejadian tak diinginkan terjadi padanya. Kekasihnya dinyatakan hilang sehari sebelum acara pertunangan mereka. Bernama lengkap Alic...