Pagi ini beberapa orang di kerajaan Calestia terlihat sangat sibuk menghias istana sedemikian rupa. Bahkan beberapa penduduk di luar istana juga tak hentinya sibuk berkemas untuk acara festival lampion nanti malam.
Sedangkan Max masih menatap seluruh kesibukan dari atas jendela kamar Alicia. Pria itu masih sibuk memotong beberapa daun kering pada mawar merah yang setiap pagi selalu Max letakan di jendela agar bunga itu mendapatkan pencahayaan yang cukup.
"Aku akan ke sungai Alestia malam ini. Aku sangat merindukanmu, Cia" Max tersenyum menatap bingkai foto Alicia. Pria itu terlihat menyalakan lilin aroma terapi kesukaan Alicia tepat di depan bingkai foto Alicia.
Ratu Emilie terlihat berjalan menghampiri Max sembari membawa kotak kecil berwarna hitam pada Max.
"Ibu tau keputusan mu hanya karena terpaksa tapi ibu ingin memberikan cincin ini padamu. Ibu tau kau pasti belum membeli cincin jadi ibu belikan ini." Ratu Emilie memberikan kotak cincin itu pada Max.
Putranya itu masih belum menanggapi perkataan Ibunya dan segera mengambil kotak cincin itu dan memasukkannya ke dalam sakunya.
Malam ini, tepat di depan para penduduk Calestia. Max akan melamar Valeria, ia telah setuju dengan permintaan kedua orang tuanya dan pernikahan mereka akan diadakan seminggu setelah acara lamaran.
"Max, apa kau membenci Ibu?"
Max menoleh menatap wajah Ibunya. "Tidak, aku tidak membenci siapapun," jawab Max enteng. "Bukankah ini sudah kewajiban Pangeran untuk menikah secara politik. Aku tau sedari dulu Ibu ragu pada pernikahan ku dengan Alicia karena dia bukan putri bangsawan seperti harapan Ibu."
Max mengalihkan pandangannya pada bingkai foto Alicia. Max tau semuanya, berulang kali acara lamaran Max dan Alicia gagal karena Ratu Emilie sangat ragu pada kesiapan Alicia.
"Ibu tidak bermaksud begitu. Ibu percaya pada Alicia lebih dari apapun, hanya saja ia memang harus lebih banyak belajar untuk menjadi Ratu."
Ratu Emilie meraih tangan putranya. "Jika memang kau belum mencintai Valeria. Ibu sangat berharap kau bisa tetap menganggapnya sebagai istrimu nantinya. Penuhi semua kewajiban mu sebagai suaminya. Kau mengerti, Nak?"
Max menepis pelan tangan Ibunya. "Keluarlah, Bu. Aku sedang tidak ingin membahas gadis lain di kamar ini selain Alicia. Aku sudah mengabulkan permintaan mu dan aku rasa itu sudah lebih dari cukup."
Ratu Emilie lalu berjalan pergi meninggalkan putranya sendiri. Sebenarnya Ratu Emilie bukannya tidak mendukung pernikahannya dengan Alicia. Hanya saja Alicia masih butuh belajar banyak untuk menjadi seorang ratu yang baik bagi Calestia.
******
📍 Kerajaan Tarrent
"Ayolah Bibi Merida, beritahu aku sedikit tentang negeri naga itu. Aku berjanji tidak akan kesana." Anne masih saja mengekor di belakang Merida yang terlihat sibuk merapikan lemari yang penuh dengan beberapa cangkir yang kemarin di hadiahkan oleh kerajaan Terrasent.
Sudah kesekian kalinya Anne memohon pada Bibi Merida untuk menceritakan pada Anne perihal negeri naga karena kalau Anne tidak salah, Bibi Merida tau segala hal tentang negeri naga karena dulu ia juga pernah menceritakannya pada Flo dan beberapa pelayan.
"Bibi, kau sangat tidak adil jika hanya bercerita pada Flo dan yang lainnya tapi tidak bercerita padaku. Ayolah, ceritakan sedikit saja." Anne ikut membantu Merida memasukan beberapa teko dan cangkir kedalam lemari.
"Negeri itu sangat berbahaya, Anne. Aku hanya tidak ingin kau pergi kesana." Merida menatap tajam Anne. "Lebih baik kau sapu halaman belakang sekarang dan berhentilah bertanya tentang negeri itu pada ku."
KAMU SEDANG MEMBACA
WAR OF THRONES [REVISI] [TAMAT]
Fiction HistoriqueMaximilian Sebastian Ronan, ia seorang calon raja yang sebentar lagi akan naik takhta setelah dirinya menikah. Namun, kejadian tak diinginkan terjadi padanya. Kekasihnya dinyatakan hilang sehari sebelum acara pertunangan mereka. Bernama lengkap Alic...