Alicia merebahkan tubuhnya di atas kasur sembari sesekali menutup matanya ngantuk. Seharian berada di rumah Paman Harris ternyata sangat menyenangkan, ia bisa bertemu dengan Madeline dan Lily-putri Paman Harris.
Otak Alicia masih belum sepenuhnya puas dengan jawaban yang di berikan oleh Paman Harris barusan. Ia mengatakan jika Alicia memang tidak sadarkan diri selama satu bulan dan bukan sepekan.
Kemudian luka di tubuh Alicia memang sangat sulit di sembuhkan hingga membuat luka itu tidak bisa mengering dalam waktu singkat.
Tapi tetap saja Alicia tidak semudah itu percaya. Sebulan tidak sadarkan diri pasti sudah membuat Alicia lumpuh total dan membuatnya kesulitan berjalan. Tapi lihatlah, Alicia bahkan sudah bisa berjalan dengan lancar selepas setengah hari ia tersadar.
"Apa kau bersenang-senang tadi, sayang?" tanya Melisa saat melihat putrinya berbaring di atas kasur.
"Tentu saja, aku makan banyak makanan yang sangat aku inginkan." Alicia bangkit dari posisi tidur dan memperhatikan ibunya yang sibuk memasukkan pakai milik putrinya kedalam peti.
"Apa kita sungguh akan meninggalkan Calestia?" tanya Alicia pada ibunya. Melisa lalu duduk disamping putrinya.
"Apa kau masih ingin berlama-lama disini?"
Alicia mengangguk. "Tentu saja. Apa esok sebelum kita pergi, kita akan datang ke pemberkatan Pangeran?" tanya Alicia penasaran. Setidaknya Alicia harus datang karena bagaimanapun juga ia dan Pangeran sama sekali belum memutuskan hubungan mereka. Walaupun sebelumnya hanya sepasang kekasih, tapi bukankah hubungan itu harus diputuskan terlebih dahulu?
"Ayahmu tidak mengizinkan kita untuk kesana. Ia juga sepertinya tidak ingin bertemu dengan pangeran dan beberapa pihak kerajaan lainnya."
"Kenapa? Apa Ayah bertengkar dengan Raja Ronan?"
Melissa tersenyum. "Tidak, Nak. Hanya saja, ada sesuatu hal yang memang belum bisa kami katakan padamu. Anggap saja ini sebuah rahasia."
Alicia mengerucutkan bibirnya kesal. "Jadi kalian merahasiakan sesuatu dariku?" tanya Alicia sembari bersedekap. "Beritahu aku sekarang sebelum aku merajuk."
Melisa terkekeh. "Suatu hari nanti, ibu janji akan memberitahumu." Melisa mengecup dahi putrinya. "Segeralah tidur karena kita akan berangkat pagi buta.
Alicia menatap ibunya sedikit kecewa. Rahasia apa yang kedua orangtuanya sembunyikan? Bahkan Paman Harris juga seperti sedang menyembunyikan sesuatu.
******
"Bukankah ini kabar bahagia?" Tanya Ken pada Merida dan Flo. Kedua wanita itu terlihat sibuk memotong daging untuk makan malam hari ini.
Ken terlihat memegang sebuah undangan pernikahan Pangeran Max dengan Putri Valeria dari negeri Abras.
"Jika Pangeran Max dan Valeria menikah, kesempatan Nolan untuk mendapatkan Nona Anne akan semakin besar. Aku yakin kemungkinan besar mereka akan menikah," ujar Ken senang. Selepas Nolan terbangun, Ken sangat ingin melihat Nolan segera melamar Anne.
Merida menghentikan aktivitas memotong wortelnya. Ia terlihat terdiam sejenak. Sangat mustahil saat Nolan terbangun, ia akan bersama dengan Anne karena seperti kata Maleficent, Anne telah mengingat semua ingatannya tentang Alicia jadi sudah pasti Anne tidak mengingat Nolan.
"Apa kau lupa, Kalau kutukan Nona Anne telah berakhir, ingatannya tentang kita semua juga telah di hapus," ujar Flo sedih. Ia sangat merindukan Anne saat ini, ia bahkan sudah menganggap Anne seperti kakaknya sendiri.
Jane yang sedari tadi mengasah pedang juga ikut merasakan kehilangan. "Aku akan berkunjung ke Calestia esok. Apa kalian mau ikut? Kita bisa menjenguk Anne di rumahnya."
Flo lalu mengusap air matanya. "Aku ikut!!! Aku akan menyiapkan segalanya."
Merida mengangguk. "Aku juga akan ikut."
Ken tersenyum puas. "Baiklah, aku akan meminta ayahku untuk mengantarkan kita kesana."
******
Para pelayan Calestia terlihat begitu sibuk menghiasi istana dan gereja yang jaraknya tak jauh dari istana. Walaupun terkesan tiba-tiba tapi untungnya pengerjaan akan rampung sebentar lagi.
Di atas balkon terlihat Max tengah melamun menatap beberapa pelayan yang sibuk mempersiapkan pernikahannya.
"Selamat sore, Your Highness. Ada apa anda memanggil saya?" tanya Harris lalu berjalan masuk menghampiri Max yang terlihat murung.
"Aku dengar kau mengantarkan undangan pernikahan ku ke rumah Tuan Wingston. Bagaimana keadaan Alicia, apa ada peningkatan?" tanya Max lalu menoleh menatap Paman Harris penasaran.
"Saat aku kesana Nona masih terbaring dan Tuan Wingston mengatakan kesehatannya perlahan mulai ada peningkatan," jawab Paman Harris jujur. Ia lalu melihat Valeria tengah sibuk membantu beberapa pelayan untuk menghiasi walaupun berulang kali sudah Ratu melarangnya.
"Bukankah ia terlihat tengah mencari perhatian?" tanya Max lalu menatap remeh Valeria. "Ia pasti berniat mengambil hati ibuku."
"Tapi sepertinya Nona Valeria terlihat sedikit berubah. Maksudku, apa kau tau jika Nona Valeria berulang kali berkunjung menemui Nona Alicia?" tanya Paman Harris karena semenjak Alicia tak sadarkan diri, Valeria selalu menyempatkan untuk berkunjung walaupun Tuan Wingston melarangnya menemui Alicia secara langsung. Bahkan semua barang pemberian Nona Valeria juga di tolak oleh Tuan Wingston.
"Valeria mengunjungi Alicia? Ini tak bisa di biarkan, gadis itu pasti mau menyakiti Alicia lagi, 'kan?" tanya Max penuh emosi.
"Bukan untuk menyakiti Alicia. Ia hanya ingin meminta maaf atas perilakunya selama ini kepada Alicia dan Tuan Wingston. Tapi sayangnya Tuan Wingston tidak menerima permintaan maaf Valeria," jawab Paman Harris. Ia bukannya berada di pihak Valeria, hanya saja ia terlalu kasihan pada Valeria karena gadis itu sudah berulang kali berniat baik hendak menjenguk tapi Tuan Wingston melarangnya dan membuat segala ramuan yang konon katanya bisa mempercepat penyembuhan putrinya.
Bahkan sangking tak teganya, Paman Harris memberikan bantuan Valeria untuk mengantarkan bingkisan itu dan dari situlah Paman Harris berspekulasi jika Valeria telah berubah.
Max berdecak. "Jangan mudah percaya pada gadis ular itu. Bisa saja ia hendak meracuni Alicia."
"Aku berniat menerima pengajuan cerai dari Valeria selepas ia melahirkan nanti," ujar Max yang berhasil membu Paman Harris terkejut. Perceraian?
Paman Harris menghela napas. "Harusnya kau tau jika Kerajaan sangat menentang perceraian."
"Aku tidak peduli."
"Pangeran, percayalah padaku jika Nona Valeria tidak seburuk pemikiranmu dan aku yakin suatu saat nanti kau akan melihatnya sendiri," Paman Harris memberikan penghormatan sebelum akhirnya pergi meninggalkan Max yang masih menatap tajam Valeria dari atas balkon kamarnya.
Menyukai Valeria? Sepertinya Max tidak akan pernah melakukannya. Ia bahkan ingin segera mengakhiri ini semua dan lihat saja, Max akan membuat Valeria tidak akan betah berada di istana ini.
[BERSAMBUNG]
KAMU SEDANG MEMBACA
WAR OF THRONES [REVISI] [TAMAT]
Historical FictionMaximilian Sebastian Ronan, ia seorang calon raja yang sebentar lagi akan naik takhta setelah dirinya menikah. Namun, kejadian tak diinginkan terjadi padanya. Kekasihnya dinyatakan hilang sehari sebelum acara pertunangan mereka. Bernama lengkap Alic...