Anne terlihat terburu-buru mengikuti langkah Emmy yang terlihat berjalan menembus kerumunan orang-orang yang sibuk berlalu lalang. Anne tak hentinya menganggumi keindahan kota Calestia. Beberapa anak-anak juga terlihat berlarian kesana kemari.
"Perhatikan langkah mu, Anne. Aku hanya tak ingin kau terjatuh." Ken mempercepat langkahnya agar bisa berjalan beriringan dengan Anne.
"Aku sangat tidak sabar, Ken."
Langkah kaki Anne terhenti di depan sebuah kedai roti yang sangat amat ramai. Seorang wanita cantik dengan pakai sederhana terlihat sibuk membuat adonan roti. Bahkan celemek yang wanita itu kenakan sudah penuh dengan tepung.
Di belakang wanita itu, seorang pria separuh baya sibuk memanggang roti sembari sesekali melayani para pembeli yang hendak memborong beberapa roti buatan mereka.
"Segeralah temui mereka karena aku yakin mereka sangat amat merindukanmu, Nona." Emmy tersenyum dan mempersilahkan Anne untuk menghampiri kedai roti itu.
Anne terlihat mengantri di belakang kerumunan orang yang terlihat ingin menikmati roti buatan keluarga Wingston. Emmy mengatakan kalau Nyonya Wingston sangat pandai membuat roti, bahkan kedai ini sudah sangat terkenal di beberapa kalangan bangsawan.
"Aku tidak menyangka kalau roti buatan keluarga anda sangat luar biasa lezatnya Tuan," puji seorang wanita yang terlihat memborong beberapa keranjang roti.
Pria paruh baya yang Anne yakini adalah Ayahnya -Tuan Wingston- terlihat hanya tersenyum simpul mendengar pujian barusan.
"Terimakasih banyak atas pujian anda Nyonya. Sering-seringlah datang kemari karena aku akan memberikanmu beberapa bonus roti hangat yang baru keluar dari oven."
Wanita itu hanya terkekeh. "Baiklah, aku akan kemari lagi esok hari. Sampai jumpa lagi Tuan dan Nyonya Wingston."
Tuan Wingston hanya tersenyum dan kembali melihat kedalam oven."Maaf Nona, sepertinya Anda harus menunggu lebih lama karena rotinya baru saja masuk kedalam pemanggang."
Tuan Wingston masih sangat sibuk mengecek rotinya didalam oven dan ia masih belum sadar akan keberadaan Anne.
"Anda ingin memesan..." saat Tuan Wingston menoleh menatap Anne, betapa terkejutnya ia saat melihat wajah Anne yang tersenyum simpul menatap Tuan Wingston dengan hangat.
"Alicia," gumam Tuan Wingston berhasil membuat Nyonya Wingston menoleh.
Tuan Wingston berjalan perlahan menghampiri Anne. Ia hanya takut jika ia salah orang dan siapa sangka gadis didepannya saat ini sungguh sangat nyata.
Anne masih terlihat bingung harus melakukan apa. Ia hanya tersenyum canggung menatap kedua orang pasangan suami istri didepannya.
"Apa kau sungguh Alicia?" tanya Melisa, tak percaya. Tangannya masih menyentuh pipi Anne lembut.
Detik itu juga Anne langsung memeluk erat Melisa hingga membuat wanita itu terkejut. Tangan Melisa mengusap lembut punggung putrinya. Bahkan air mata Melisa sudah mengalir haru.
Perasaan Melisa tak mungkin salah jika sudah berkaitan dengan Putrinya. Ia masih begitu yakin kalau Alicia pasti masih hidup hingga saat ini. Lihatlah sekarang, dugaan Melisa benar dan akhirnya putrinya datang kembali ke rumah dalam keada sehat.
Tuan Wingston hanya tersenyum simpul sembari mengelus rambut putrinya lembut. Ia masih tak menyangka kalau putrinya itu masih selamat dan kembali dalam keadaan sehat seperti ini.
Anne melonggarkan pelukannya dan menatap kedua mata Melisa. Tangannya menghapus air mata Melisa lembut.
"Maafkan aku, Ibu. Aku belum bisa mengingat apapun termasuk kalian. Ingatanku belum sepenuhnya pulih tapi aku yakin kalau kalian pasti kedua orang tua ku," ujar Anne.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAR OF THRONES [REVISI] [TAMAT]
Fiksi SejarahMaximilian Sebastian Ronan, ia seorang calon raja yang sebentar lagi akan naik takhta setelah dirinya menikah. Namun, kejadian tak diinginkan terjadi padanya. Kekasihnya dinyatakan hilang sehari sebelum acara pertunangan mereka. Bernama lengkap Alic...