NaGa 15 kenapa dikit yang vote woii, malah di NaGa 16, sambil vote ga? 😒
•••••
Nala masih menolak untuk balik ke apart, sudah dua hari ia dan areksa milih tinggal di base, sedangkan kalingga ga di bolehin nala untuk tidur bareng selama 2 hari itu, nala sedang berbaring sambil memegang botol dot areksa "apa kita ke rumah bunda aja?" Gumam nala
"Eksa mau ke rumah granda ga?"
"Tapi kalo kita kesana nanti ketahuan kalo buna lagi kelahi sama daddy kamu, udahlah di sini aja kita"
Saat nala sedang asik bersama areksa, ia mendengar suara pintu di buka. Namun ia tak menghiraukan karena sudah jelas itu kalingga "aku bawa makanan nih, makan dulu sayang biar aku yang jaga eksa" ucap kalingga menaruh makanan di atas meja
Nala tak menghiraukan, ia tetap fokus dengan areksa, kalingga menghampirinya hendak mencium nala namun nala menghindar duluan dan menatap datar kalingga "makan dulu, biar aku yang jaga eksa"
Nala tak menjawab, dot eksa di ambil paksa oleh kalingga, nala membiarkannya lalu menarik selimutnya membelakangi kalingga, ia menutup matanya tanpa berbicara
Nala memang ngantuk banget, karena tadi malam ia begadang menjaga areksa yang sedikit cerewet, tak membutuhkan waktu lama nala sudah tertidur, areksa yang sudah selesai men-dot menggerakkan kaki dan tangannya, kalingga bersandar di kasur ia berada di tengah2 antara anaknya dan nala
Kalingga mengelus puncak kepala nala "aku gatau harus gimana lagi biar di maafin sama kamu, tapi aku beneran ngaku kalo itu kesalahan besar" gumam kalingga
"Hah-euhh" areksa menendang paha kalingga dengan kakinya yang terus bergerak
"Kamu juga ikut marah ke daddy?" Kalingga, tendangan areksa makin keras, ia terus menendang tanpa henti
"Euhh-ah"
Kalingga menangkap kedua kaki areksa "iya marah ke daddy, tapi bantu daddy dong biar buna maafin daddy"
Kalingga kaget saat melihat raut wajah areksa yang tiba - tiba datar menatap nya "iya iya gajadi minta bantu, kamu mirip daddy tapi ada di pihak buna ya? Iya sih daddy salah di sini"
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalingga
Fiksi RemajaSeorang straight yang teguh pendirian kalo dia ga akan belok, hingga akhirnya benteng pertahanannya runtuh karena satu orang. "Lo suka sama gue?" "Gue straight ya, ga kek lu yang belok sana belok sini" "Bangsat ni orang"